Senin, 08 September 2025

LKPD PENGINDERAAN JAUH

 


A.      KOMPOTENSI DASAR

KD 3: KD 3.2 Memahami dasar-dasar pemetaan, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis (SIG)

KD 4: 4.2 Membuat peta tematik wilayah provinsi dan/atau salah satu pulau di Indonesia berdasarkan peta rupa Bumi

 

B.      TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Menjelaskan pengertian penginderaan jauh.

2. Menguraikan komponen penginderaan jauh.

 

MATERI PEMBELAJARAN

PENGINDERAAN JAUH

1.       Pengertian

Penginderaan merupakan aktivitas yang selalu kita lakukan sehari-hari. Kita memahami dunia sekitarnya melalui panca indra. Beberapa indra, seperti indra peraba, perasa dan pengecap memerlukan kedekatan antara organ pengindraan dengan objek eksternal. Sementara itu, indra penglihatan dan pendengaran tidak memerlukan kedekatan antara orga pengindra dengan objek eksternal. Melalui kedua indra ini, kita memperoleh banyak informasi tentang dunia sekitar. Hal yang sama juga terjadi dengan penginderaan jauh.

 

 



Gambar 13. Ilustrasi proses penginderaan jauh

Penginderaan Jauh (PJ) memiliki istilah yang berbeda di beberapa negara. Di negara Indonesia sering disingkat dengan PJ atau Indraja. Di beberapa negara lain dikenal dengan sebutan Remote Sensing (Inggris), Teledetection (Prancis), Fernerkundung (Jerman), Sensoriamento Remota, (Portugis), Distansionaya (Rusia), dan Perception Remota (Spanyol).

Pada umumnya penginderaan jauh mengacu pada kegiatan pencatatan, mengamati, memersepsi (merasaakn) benda atau peristiwa di tempat yang jauh. Artinya, antara alat pengindera dengan objek atau peristiwa yang diamati tidak terjadi kontak langsung. Data penginderaan jauh diperoleh dari suatu satelit, pesawat udara, balon udara atau wahana lainnya. Data-data tersebut berasal dari rekaman sensor yang memiliki karakteristik berbeda-beda pada masing-masing tingkat ketinggian yang akhirnya menentukan perbedaan dari data penginderaan jauh yang di hasilkan. 10 GEOGRAFI UNTUK

Analisa data penginderaan jauh memerlukan data rujukan seperti peta tematik, data statistik, data lapangan. Hasil analisa dapat berupa informasi mengenai: bentang lahan, jenis penutup lahan, kondisi lokasi, kondisi sumberdaya lokasi, dan lain sebagainya. Informasi tersebut bagi para pengguna dimanfaatkan untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan dalam mengembangkan daerah tersebut.

Untuk memahami pengertian pnginderaan jauh lebih mendalam, berikut ini merupakan pendapat dari para ahli PJ.

a. Lillesand dan Kiefer Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah, atau gejala yang dikaji.

b. David T. Lindgren Penginderaan jauh adalah berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi.

c. Paul J. Curran Penginderaan jauh adalah penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan agar informasi yang berguna dapat diperoleh.

d. Wilson dan Buffon Penginderaan jauh adalah suatu ilmu, seni dan teknik untuk memperoleh informasi tentang objek, area, dan gejala dengan menggunakan alat dan tanpa kontak langsung dengan objek, area, maupun gejala tersebut.

e. Kenichi Okamoto Penginderaan jauh didefinisikan sebagai suatu teknik untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan menentukan objek, serta memperolehinformasi tentang sifat fisik mereka melalui analisis data pada objek yang dikumpulkan dengan menggunakan sensor jarak jauh.

f. American Society of Photogrametry Penginderaan jauh merupakan pengukuran atau perolehan informasi tentang beberapa sifat objek atau fenomena dengan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung atau bersinggungan dengan objek atau fenomena yang dikaji.

Dari pendapat beberapa tokoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa penginderaan jauh adalah ilmu, seni, dan teknik untuk merekam suatu benda, gejala dan wilayah dari jarak jauh tanpa adanya kontak langsung atau bersinggungan dengan alat pengindera berupa sensor buatan.

2.       Komponen Penginderaan Jauh

Sistem merupakan serangkaian komponen yang saling bekerja secara terkoordinasi untuk dapat mencapai tujuan tertentu. Untuk memperoleh informasi geosfer melalui penginderaan jauh diduung oleh berbagai komponen. Menurut Sutanto (1986: 53) komponen penginderaan jauh terdiri dari sumber tenaga, atmosfer, interaksi dengan objek, sensor, perolehan data dan pengguna data. Tenaga yang berasal dari matahari tidak semuanya dapat mencapai bumi, maka interaksi antara tenaga dan atmosfer dimasukkan dalam system penginderaan jauh. Begitu pula dengan interaksi tenaga dan objek, karena interaksi keduanya menentukan besarnya tenaga yang dapat mencapai sensor.

 



 

Gambar 14. Proses penginderaan jauh

Adapun komponen-komponen penginderaan jauh dapat dijelaskan sebagai berikut:

 

a.       Sumber Tenaga

Sumber tenaga dalam penginderaan jauh berkaitan dengan objek yang memantulkan tenaga. Sumber tenaga fungsinya agar sensor dapat merekam objek dari cahaya yang dipantulkan oleh objek. Tenaga yang digunakan adalah tenaga elektromagnetik, dengan sumber utamanya adalah matahari. Tenaga lain yang bisa digunakan adalah sumber tenaga buatan, sehingga dikenal adanya pengindraan jauh sistem pasif dan pengindraan jauh sistem aktif.

1.       Penginderaan Jauh Sistem Pasif

Pada pengindraan jauh sistem pasif, tenaga yang menghubungkan perekam dengan objek di bumi dengan menggunakan tenaga alamiah yaitu matahari (dengan memanfaatkan tenaga pantulan), sehingga perekamannya hanya bisa dilakukan pada siang hari dengan kondisi cuaca yang cerah.

2.       Penginderaan Jauh Sistem Aktif

Pada pengindraan jauh sistem aktif, perekamannya dilakukan dengan tenaga buatan (dengan tenaga pancaran), sehingga memungkinkan perekamannya dapat dilakukan pada malam hari maupun siang hari, dan di segala cuaca.

 

b.      Atmosfer

Atmosfer mempunyai peranan untuk menghambat dan mengganggu tenaga atau sinar matahari yang datang (bersifat selektif terhadap panjang gelombang).Tidak semua spektrum elektromagnetik mampu menembus lapisan atmosfer, hanya sebagian kecil saja yang mampu menembusnya. Hambatan pada atmosfer disebabkan oleh debu, uap air, dan gas. Hambatan atmosfer ini berupa serapan, pantulan, dan hamburan. Hamburan adalah pantulan ke segala arah yang disebabkan oleh benda-benda yang permukaannya kasar dan bentukannya tidak menentu, atau oleh benda-benda kecil lainnya yang berserakan. Bagian dari spektrum elektromagnetik yang mampu menembus atmosfer dan sampai ke permukaan bumi disebut jendela atmosfer. Jendela atmosfer yang paling banyak digunakan adalah spektrum tampak yang dibatasi oleh gelombang 0,4 mikrometer hingga 0,7 mikrometer.

 

c.       Interaksi tenaga dengan objek

Setiap objek mempunyai sifat tertentu dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor. Objek yang banyak memantulkan atau memancarkan tenaga akan tampak lebih cerah, sedangkan objek yang pantulan atau pancarannya sedikit akan tampak gelap. Interaksi antara tenaga dengan objek dibagi menjadi 3 ciri, yaitu:

1) ciri spektral, mendasarkan pada pengenalan pertama suatu objek, missal cerah dan gelap,

2) ciri spasial, mendasarkan pada perbedaan pola keruangannya, seperti bentuk, ukuran, tinggi, serta panjang, dan

3) ciri temporal, mendasarkan pada perbedaan waktu perekaman dan umur objek.

 

d. Sensor

Sensor berfungsi untuk menerima dan merekam tenaga yang datang dari suatu objek. Kemampuan sensor dalam merekam objek terkecil disebut dengan resolusi spasial. Berdasarkan proses perekamannya, sensor dibedakan menjadi 2 sebagai berikut.

1) Sensor Fotografik Sensor fotografik adalah sensor yang berupa kamera dengan menggunakan film sebagai detektornya yang bekerja pada spetrum tampak. Hasil dari penggunaan sensor fotografik adalah bentuk foto udara.

2) Sensor Elektronik Sensor elektronik menggunakan tenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik yang beroperasi pada spektrum yang lebih luas, yaitu dari sinar sampai gelombang radio dengan pita magnetik sebagai detektornya. Keluaran dari penggunaan sensor elektrik ini adalah dalam bentuk citra.

 

e.  Wahana

Wahana adalah kendaraan yang digunakan untuk membawa sensor guna mendapatkan data indraja. Berdasarkan ketinggian peredaran dan tempat pemantulannya di angkasa, wahana dapat di bedakan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut.

1. Pesawat terbang rendah sampai menengah, yaitu pesawat yang ketinggian pendaratannya antara 1.000 m dan 9.000 m di atas permukaan bumi.

2. Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian peredarannya lebih dari 18.000 m di atas permukaan bumi

3. Satelit, yaitu wahana dengan 900 km di atas permukaan bumi.

 

f. Perolehan

Data Perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual secara visual, maupun dengan numerik atau digital. Perolehan data dengan menggunakan cara manual yaitu cara memperoleh data dengan menginterpretasi foto udara secara visual. Perolehan data dengan cara numerik atau digital yaitu dengan menggunakan data digital melalui komputer.

g.  Pengguna Data (User)

Tingkat keberhasilan dari penerapan sistem pengindraan jauh ditentukan oleh pengguna data. Kemampuan pengguna data dalam menerapkan hasil pengindaraan jauh juga dipengaruhi oleh pengetahuan yang mendalam tentang disiplin ilmu masing-masing maupun cara pengumpulan data dari sistem pengindraan jauh. Data yang sama dapat digunakan untuk mencari info yang berbeda bagi pengguna (user) yang berbeda pula. Berdasarkan kerincian, keandalan, dan kesesuaian data dari sistem pengindaraan jauh akan menentukan dapat diterima atau tidaknya data pengindraan jauh oleh pengguna (user).

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOAL PERSIAPAN UJIAN SEMESTER

  Pelajari soal di bawah ini untuk persiapan ujian semester ! 1. Gejala geosfer. (1) perubahan iklim global (2) kebakaran hutan di Kaliman...