Selasa, 28 Oktober 2025

TATA RUANG DESA

 


TATA RUANG DESA

Soal

1. Desa mempunyai kondisi lahan yang heterogen dan topografi beragam. Tata ruang di desa menyesuaikan kondisi alam di daerah tersebut. Oleh karena itu, ciri pola tata ruang desa secara umum yaitu...
a. Rumah dikelilingi pekarangan luas
b. Jarak antarrumah cukup rapat
c. Perencanaan ruang sangat teratur
d. Memiliki banyak tempat parkir
e. Terdapat banyak tempat rekreasi

Pembahasan

a. Rumah dikelilingi pekarangan luas


2. Gambar:


Penggambaran desa seperti pada gambar berpola...
a. Menyebar
b. Tersebar
c. Memusat
d. Mengelompok
e. Memanjang

Pembahasan

e. Memanjang

3. Perhatikan gambar berikut.

Pola permukiman desa seperti gambar dikenal dengan pola...
a. linier atau memanjang
b. memanjang mengikuti garis pantai
c. memusat
d. mengelilingi suatu fasilitas
e. menyebar

Pembahasan

c. memusat


4. Ciri permukiman desa menggerombol/mengelompok dan jarak tanah garapan untuk pertanian relatif jauh dari lokasi rumah penduduk merupakan pola persebaran desa dalam hubungannya dengan bentang alam yaitu pola...
a. Radial
b. Tersebar
c. Memanjang jalan raya
d. Linear
e. Memanjang

Pembahasan

a. Radial


5. Bentuk desa di wilayah pegunungan, dihuni oleh penduduk yang berasal dari satu keturunan yang sama sehingga umumnya semua warga masyarakat di daerah itu adalah keluarga atau kerabat. Bentuk desa itu berpotensi besar untuk berkembang secara luas. Pola permukiman penduduk di daerah itu adalah desa...
a. terpusat
b. linear
c. memanjang pantai
d. mengelilingi fasilitas tertentu
e. memanjang jalan raya

Pembahasan

a. terpusat


6. Sibolga merupakan daerah pesisir di bagian barat Provinsi Sumatera Utara. Banyak penduduk Sibolga tinggal di dekat pantai. Pola permukiman yang terbentuk di daerah pesisir Sibolga adalah...
a. memanjang, mendekati laut sebagai sumber kegiatan ekonomi nelayan.
b. memusat, pusat kegiatan pelabuhan di dekat pantai

c. melingkar, mengikuti pola aliran muara sungai
d. mengelompok, terpengaruh sistem kekerabatan
e. menyebar, terpisah oleh gumuk-gumuk pasir

Pembahasan

a. memanjang, mendekati laut sebagai sumber kegiatan ekonomi nelayan.


7. Pola permukiman penduduk erat kaitannya dengan kondisi wilayah. Permukiman penduduk memanjang terbentuk karena...
A. Mengelilingi sumber air
B. Sumber daya yang tersebar
C. Sumber daya yang tidak merata
D. Keterbatasan lahan yang tersedia
E. Mengikuti arah pengembangan jalan

Pembahasan

E. Mengikuti arah pengembangan jalan


8. Suatu daerah memiliki topografi berbukit dan berlereng terjal. Daerah tersebut berada di dekat kawasan gunungapi. Pola permukiman penduduk di daerah tersebut umumnya berpola...
A. Radial
B. Memusat
C. Menjalur
D. Menyebar
E. Mengelompok

Pembahasan

E. Mengelompok


9. Permukiman penduduk di daerah pegunungan berkembang dengan pla mengelompok. Faktor penyebab terbentuknya pola tersebut yaitu...

A. Dekat lahan pertanian
B. Dekat sumber air
C. Mengikuti bentuk sarana jalan
D. Hubungan kekeluargaan erat
E. Mengikuti bentuk topografi

Pembahasan

E. Mengikuti bentuk topografi


10. Perhatikan gambar berikut!


Bentuk permukiman desa dari kenampakan pada gambar adalah...
A. Mengelilingi fasilitas
B. Memanjang
C. Memusat
D. Menyebar
E. Tunggal

Pembahasan

A. Mengelilingi fasilitas


11. Perhatikan gambar pola permukiman berikut!


Terbentuknya pola permukiman pada gambar disebabkan oleh...
A. Keseragaman bentuk rumah
B. Ketersediaan lahan yang luas
C. Kemudahan akses ke luar daerah
D. Kedekatan dengan lahan pertanian

E. Hubungan kekerabatan penduduk kuat

Pembahasan

C. Kemudahan akses ke luar daerah


12. Pola permukiman memanjang dapat dilihat dari daerah transmigrasi. Faktor penyebab terbentuknya pola permukiman tersebut adalah...
A. Jarak antarrumah relatif sama
B. Daerah transmigrasi tertata baik
C. Rumah-rumah dibangun di pinggir jalan
D. Kemudahan transportasi ke luar daerah
E. Transmigran memiliki hubungan kekerabatan yang kuat

Pembahasan

C. Rumah-rumah dibangun di pinggir jalan


13. Perhatikan ilustrasi permukiman berikut!


Rumah-rumah pada ilustrasi tersebut membentuk pola permukiman...
A. Menjalur
B. Memusat
C. Menyebar
D. Memanjang
E. Mengelompok

Pembahasan

B. Memusat


14. Di wilayah Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan terdapat daerah karst yang sulit dijumpai aliran sungai dan air tanah. Untuk memenuhi kebutuhan air, penduduk memanfaatkan telaga di daerah tersebut. Kondisi ini mempengaruhi pola permukimannya, yaitu...
A. Menyebar di daerah karst
B. Mengelompo di atas bukit
C. Memanjang mengikuti sungai
D. Menyebar di antara dua bukit
E. Mengelompok dekat telaga

Pembahasan

E. Mengelompok dekat telaga


15. Desa yang terletak di daerah pegunungan dan dihuni penduduk satu kerabat maka pola permukiman penduduk membentuk...
A. Perkampungan mengelompok
B. Perkampungan terpencar
C. Perkampungan tradisional
D. Perkampungan liner
E. Perkampungan radial

Pembahasan

A. Perkampungan mengelompok


16. Ciri pola keruangan desa ditinjau dari sesi segi sosial adalah...
A. Banyak dijumpai jalan setapak
B. Lokasi jauh dari pusat kota
C. Kawasan permukiman rapih dan teratur
D. Kehidupan masyarakat gotong royong
E. Jarak antarrumah saling berdekatan

Pembahasan

D. Kehidupan masyarakat gotong royong

 17.  . Pola keruangan desa, dimana rumah penduduk berderet dikanan atau dikiri jalan/sungai dan pertanian terletak di belakang rumah penduduk, termasuk pola..

a. Menyebar
b. Mengelompok
c. Memanjang *
d. Memancar
e. Pasar

18. Faktor utama penyebab permukiman di daerah karst dengan pola menyebar adalah..
a. Dekat sumber air *
b. Mengikuti bentuk jalan
c. Mengikuti bentuk topografi
d. Nasih ada hubungan keluarga
e. Dekat dengan sumber kehidupan

19. Permukiman penduduk di dataran tinggi akan membentuk pola..

a. Radial *
b. Terpusat
c. Menyebar
d. Memanjang
e. Mengelompok


Permukiman penduduk di dataran tinggi akan membentuk pola..
a. Radial *
b. Terpusat
c. Menyebar
d. Memanjang
e. Mengelompok

LANGKAH –LANGKAH PENELITIAN ILMU GEOGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN PETA

 

A.         KOMPOTENSI DASAR

KD 3: KD 3.3 Memahami langkah-langkah penelitian ilmu geografi dengan menggunakan peta

KD 4: 4.3 Menyajikan hasil observasi lapangan dalam bentuk makalah yang dilengkapi dengan peta, bagan, gambar, tabel, grafik, foto dan atau video.

B.      MATERI

A.      A. PENGERTIAN PENELITIAN GEOGRAFI

 Penelitian adalah kegiatan menyelidiki, mengembangkan, dan menguji kebenaran secara mendalam untuk memecahkan suatu permasalahan. Adapun penelitian geografi adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan untuk menguji kebenaran dan memecahkan permasalahan geografi (gejala alam) secara sistematis sebagai objek penelitian. Ciri khas penelitian geografi adalah menggunakan pendekatan keruangan, ekologi dan kompleks wilayahdalam mendapatkan masalah penelitian dan memecahkan masalah tersebut. Ciri khas yang khusus dalam penelitian geografi adalah sebagai berikut:

1. Pembutan dan penggunaan peta. Digunakan untuk melihat keterkaitan antar gejala geosfer. 2. Observasi lapangan.

3. Penentuan model dari hasil analisis penelitian. Model penelitian geografi dapat berupa pola persebaran, gambar, grafik dan diagram.

B.      MENGAMATI FENOMENA GEOGRAFIS

Sebuah fenomena adalah fakta, kejadian, atau keadaan di alam yang diamati atau diobservasi. Pada fenomena ini terdapat dua pertanyaan utama, yakni apa atau mengapa fenomena bisa terjadi dan dimana fenomena itu terjadi. Fenomena yang dipelajari dalam geografi adalah fenomena geosfer. Fenomena geosfer terdiri dari alam dan manusia serta keterkaitan keduanya di permukaan bumi. Fenomena geosfer meliputi hidrosfer, litosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer.

Pengamatan fenomena geografi ini merupakan pusat perhatian geografi untuk merepresentasikan kompleksitas dunia nyata secara akurat. Dua fenomena geografi yang utama adalah geografi sosial (manusia) dan geografi fisik (lingkungan alam).  Pengamatan fenomena geografi sosial berbeda dengan pengamatan fenomena geografi fisik.

Pada awal penelitian geografi, pengamatan yang dilakukan hendaknya pengamatan yang menuntut adanya penjelasan. Kita bertanya-tanya jika sesuatu yang kita amati merupakan pola umum atau kejadian kebetulan. Misalnya, fakta bahwa flora dan fauna di bagian barat Indonesia menyerupai flora dan fauna di Benua Asia, sedangkan flora dan fauna di bagian timur Indonesia cenderung menyerupai flora dan fauna di Benua Australia.

 Pengamatan atau observasi dalam pengertian yang paling umum melibatkan interaksi manusia dengan alam. Tujuannya adalah mendapatkan informasi struktur dan dinamika alam sehingga informasi ini dapat dibandingkan dengan ide-ide dan teori yang dipikirkan oleh manusia. Pengamatan tidak hanya dipandang sebagai informasi yang didapatkan melalui pancaindra, tetapi juga data yang dikumpulkan melalui proses yang melibatkan teknologi, seperti sensor pada pengindraan jauh. Perbandingan informasi hasil pengamatan dengan ide-ide teoritis merupakan inti dari penyelidikan ilmiah. Pengamatan juga proses awal menghasilkan pengetahuan ilmiah. Dalam geografi fisik, pendekatan terhadap pengamatan secara langsung melalui pengamatan lapangan atau secara tidak langsung melalui pengindraan jauh serta gabungan keduanya.

 

C.      PENENTUAN MASALAH GEOGRAFI

Setelah fenomena geografi diamati, selanjutnya adalah memilih masalah yang akan diteliti. Masalah adalah kesenjangan antara kondisi yang seharusnya dengan kondisi yang sebenarnya, antara teori dan praktik, antara aturan dan pelaksanaan, serta antara rencana dan pelaksanaan. Terdapat empat sumber eksplorasi kajian masalah geografi yaitu sebagai berikut:

 1.  Hasil penelitian orang lain Peneliti dapat dengan mudah menemukan permasalahan yang direkomendasikan oleh orang lain yang telah melakukan penelitian yang sejenis.

2.  Kepustakaan Sumber masalah kepustakaan memerlukan kemampuan dalam memadukan kajian teoritis dan sumber berita yang akurat.

3.  Lapangan Sumber permasalahan yang sering ditemui dari kenyataan di lapangan.

4.  Ketersediaan data, peta, dan grafik

Hasil penelitian atau survei yang mengandung permasalahan. Dalam hal ini, diperlukan kemampuan untuk menghubungkan data-data untuk menentukan variabel penelitian.

Telah diketahui pada bab sebelumnya (bab pengetahuan dasar geografi) bahwa yang membedakan Geografi dengan cabang ilmu lainnya dalam melihat masalah adalah menggunakan konsep, prinsip dan pendekatan Geografi, sehingga dalam penelitian geografi pun demikian, yaitu cara pandang seseorang saat melakukan penelitian ilmiah Geografi (menemukan masalah sampai memecahkan permasalahan) adalah menggunakan konsep, prinsip dan pendekatan Geografi.


Sumber : Palu Hari Ini: Tanggapan Walhi Sulteng Terkait Penanganan Sampah di Palu - Tribunpalu.com


 

Berdasarkan gambar tersebut terlihat jelas adanya tumpukan sampah di salah satu Daerah Kota Palu yang dapat menimbulkan berbagai dampak negatif seperti bau tidak sedap, timbulnya benih-benih penyakit dan sebagainya. Masalah tersebut termasuk dalam masalah geografi karena dapat dilihat dari pendekatan geografi yaitu pendekatan ekologi dengan prinsip interelasi (keterkaitan). Termasuk dalam pendekatan ekologi dengan prinsip interelasi karena masalah tersebut terjadi akibat interaksi antara manusia dengan lingkunganya itu manusia yang membuang sampah yang lama-lama menumpuk banyak menimbulkan bau tidak sedap, pemandangan tidak enak, timbulnya bibit-bibit penyakit dan lain sebagainya. Konsep geografi yang digunakan untuk melihat masalah tersebut adalah konsep lokasi dan interaksi karena masalah tersebut berlokasi di Kota Palu dan merupakan hasil interaksi manusia dengan lingkungan.

1.       Pengertian Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah salah satu tahapan mendasar dari beberapa tahapan penelitian yang mempunyai kedudukan sangat penting dalam kegiatan penelitian. Penjabaran dari mengidentifikasi suatu masalah yang ingin kita capai penyelesainnya itulah yang dinamakan rumusan masalah. Sehingga tanpa adanya rumusan masalah di dalam kegiatan penelitian akan membuat penelitian tersebut menjadi sia-sia tidak membuahkan hasil.

 Rumusan masalah yang baik adalah rumusan masalah yang bisa terjawab setengah atau semua pertanyaan yang ada pada rumusan masalah tersebut. Rumusan masalah yang sudah dirumuskan secara baik dan benar bisa membantu kita untuk memusatkan pikiran secara fokus dengan mengarahkan pikiran kita saat melakukan penelitian. Ciri-ciri rumusan masalah yang baik dan benar di antaranya adalah sebagai berikut:

a.       Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya

b.      Jelas, padat, dan tidak bertele-tele

c.       Dapat memberikan petunjuk atau sebagai titik sentral dalam sebuah proses penelitian agar memungkinkan menampung data guna menjawab pertanyaan.

d.      Mampu mengarahkan cara berfikir kita terhadap suatu permasalahan. e. Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian.

e.      Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian.

f.        Masalah yang dipilih harus memiliki fisibilitas.

g.       Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi peneliti.

 

Menurut Sutrisno Hadi (1973), masalah adalah kejadian yang menimbulkan pertanyaan kenapa dan kenapa. Oleh karena rumusan masalah berisi tentang masalah-masalah yang hendak dipecahkan melalui penelitian, maka masalah-masalah yang dihasilkan itu tidak lepas dari latar belakang masalah yang dikemukakan pada bagian pendahuluan.

2.       Menentukan dan Merumuskan Masalah

Dalam menentukan dan merumuskan masalah yang akan diteliti, carilah masalah yang menarik utnuk diteliti karena masalah yang kita pilih menentukan antusias/intensitas kerja kita dalam menjalankannya.

a.       Sumber Masalah

Masalah penelitian dapat diperoleh dari beberapa sumber. Berikut beberapa sumber masalah dalam kajian geografi yang dapat dipilih.

 b. Hasil Penelitian Orang Lain

Hasil penelitisn orang lain dapat dijadikan sebagai sumber identifikasi masalah. Dari hasil penelitian orang lain, kita dapat mengembangkan lebih luas masalah yang dikaji dengan mengambil subjek yang berbeda.

Sebagai contoh, seseorang telah meneliti tentang penyebab banjir di Bandung. Hasilnya ditemukan penyebabnya adalah penggundulan hutan di daerah hulu. Sementara, penelitian baru mempertimbangkan kurangnya ruang terbuka hijau di Bandung sebagai penyebab banjir. Contoh lain, seseorang meneliti tentang “Peran penugasan terhadap motivasi belajar geografi siswa kelas X”, sedangkan peneliti lain mengembangkannya menjadi “Kecakapan mengajar guru terhadap hasil belajar geografi siswa kelas X”.

c.       Lapangan

Sumber permasalahan dari kenyataan di lapangan, baik melalui observasi maupun berdasarkan kemampuan calon peneliti dalam menyikapi dan menangkapnya sebagai suatu permasalahan yang faktual.

Permasalahan penelitian dapat berupa aspek fisik maupun sosial. Masalah fisik misalnya longsor, banjir, pencemaran, pertanian, dan lain lain. Masalah sosial misalnya, mengenai tanggapan masyarakat, kondisi sosial, kondisi ekonomi, dan lain-lain.

d.      Sajian Data Mentah, Peta, dan Grafik

Merupakan dokumentasi yang memuat data hasil penelitian atau survei atau pencacahan yang memiliki atau mengandung permasalahan. Calon peneliti hendaknya memiliki kemampuan untuk menghubungkan antardata sehingga memudahkan dalam menentukan variabel penelitian (variabel bebas dan variabel terikat). Sebagai contoh, kita ingin membuat peta daerah rawan banjir. Berarti data yang diperlukan adalah peta lokasi daerah yang terkena banjir dan data lapangan. Dari peta tersebut, dapat dibuat peta baru yaitu peta daerah rawan banjir dengan menggunakan analisis buffering.

3.       Petunjuk Penentuan Masalah

Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penentuan masalah penelitian adalah merumuskan dan membatasi masalah. Rumusan masalah adalah tulisan singkat berupa pertanyaan yang biasanya terletak di awal laporan atau proposal dan terletak setelah latar belakang. Masalah penelitian dapat dibatasi melalui perumusan masalah yang jelas dan tegas.

 Dalam perumusan masalah, peneliti membuat pertanyaan yang merupakan rincian dari judul penelitian. Pertanyaan tersebut dapat berfungsi sebagai pengarah dalam melakukan penelitian. Melalui perumusan masalah tersebut, kita dapat melakukan penelitian dan menentukan metode dalam pengumpulan datanya. Contoh metode yang dapat digunakan adalah metode observasi dan wawancara.


Selasa, 14 Oktober 2025

SOAL LATIHAN TATA RUANG KOTA

 

TATA RUANG DESA

 

1.       Teori Konsentris (The Consentric Theory)

 



Gambar. Teori Konsentris Sumber: http://www.bbc.co.uk

Teori Ini dikembangkan oleh Ernest W. Burgess yang menyatakan bahwa perkembangan suatu kota akan mengikuti pola lingkaran-lingkaran konsentrik. Masing-masing zone tumbuh sedikit demi sedikit kea rah luar pada semua bagian sehingga pada akihirnya akan terbentuk pola keruangan yang berlapis-lapis dengan daerah Central Bussinis District (CBD) sebagai pusat. (Rostam, dalam Bakaruddin,2012: 173)

Berdasarkan nilai tanah atau kriteria status sosial kawasan tempat kediaman, dalam keadaan biasa, kota membentuk lima zone sepusat sebagai berikut :

a)      Daerah Pusat Bisnis (Central Bussiness Distric) Lapisan ini merupakan pusat bagi segala kegiatan perniagaan dan perdagangan, pengangkutan serta kegiatan pusat lainnya. Zone pusat niaga ini terbagi dua :

(1) Inti kota dimana terdapat gedung-gedung, kedai-kedai besar hotel, bank, restoran, bioskop atau hiburan lainnya, kantor.

 (2) Kawasan perniagaan barang yang diselang selingi oleh gedung-gedung penyimpanan barang yang terletak mengelilingi pusat inti

b) Daerah Transisi (Zone of Transition) Zone pada lapisan ini banyak dihuni oleh golongan penduduk berpenghasilan rendah, para migran yang datang dari desa, sehingga kawasan ini berkembang sebagai kawasan sesak atau slum area.

c) Daerah tempat tinggal para pekerja (zones of Working men’s home) Perumahan pada zone ini pada umumnya lebih baik serta sudah mulai teratur. Kebanyakan penghuninya adalah bekas penghuni zone kedua sebagai pekerja pabrik, buruh dan lain sebagainya.

d) Daerah tempat tinggal kelas menengah (zone of middle class dwellers) Kawasan ini dihuni oleh kelas menengah yang terdiri dari orang-orang profesional, pemilik sendiri, pengusaha, para pegawai dsb. Perumahan penduduknya terdiri dari rumah-rumah pribadi, rumah bangsa rendah dan terdapat pusat perniagaan kecil untuk memenuhi kebutuhan warga setempat.

e) Daerah tempat tinggal para penglaju (commuters of zone) Merupakan bagian terluar dari suatu kota dan merupakan kawasan perumahan mewah. Pada lapisan ini hanya ditempati oleh mereka yang mempunyai kendaraan pribadi yang mampu berulang alik ke tempat kerja di pusat kota, zone ini berkembang sebagai kawasan subur da nada yang berkembang sebagai kota-kota satelit, tergantung waktu dan luas dan aktivitas penduduknya. Contoh-contoh negara dengan teori kosentris.

 



2) Teori Sektor

 


 


Keterangan gambar :

 a) Biru : Pusat niaga sekaligus pusar kota (CBD)

 

b) Ungu : Kawasan industri ringan dan perdagangan

 c) Orange : Sektor murbawisma, yaitu tempat tinggal kaum murba atau kaum buruh

d) Hijau : Kawasan pemukiman kelas menengah

e) Kuning : Kawasan tempat tinggal golongan atas

Diperkenalkan oleh Homer Hoyt (1930) yang menyatakan bahwa perkembangan unit-unit kegiatan di daerah kota tidak mengiukuti zone-zone yang teratur secara konsentris, tetapi dengan membentuk sektor-sektor tertentu. Sector-sektor tersebut bisa terjadi di sepanjang jalur transportasi darat maupun air, sehingga perkembangan kota lebih menyerupai gurita.

a) Daerah Industri Kecil dan Perdagangan Terdiri dari kegiatan pabrik ringan, terletak diujung kota dan jauh dari kota menjari ke arah luar. Persebaran zona ini dipengaruhi oleh peranan jalur transportasi dan komunikasi yang berfungsi menghubungkan zona ini dengan pusat bisnis.

 b) Daerah pemukiman kelas rendah Dihuni oleh penduduk yang mempunyai kemampuan ekonomi lemah. Sebagian zona ini membentuk persebaran yang memanjang di mana biasanya sangat dipengaruhi oleh adanya rute transportasi dan komunikasi. Walaupun begitu faktor penentu langsung terhadap persebaran pada zona ini bukanlah jalur transportasi dan komunikasi melainkan keberadaan pabrik-pabrik dan industri-industri yang memberikan harapan banyaknya lapangan pekerjaan.

C) Daerah pemukiman kelas menengah Kemapanan Ekonomi penghuni yang berasal dari zona 3 memungkinkanya tidak perlu lagi bertempat tinggal dekat dengan tempat kerja. Golongan ini dalam taraf kondisi kemampuan ekonomi yang menanjak dan semakin baik.

d) Daerah pemukiman kelas tinggi Daerah ini dihuni penduduk dengan penghasilan yang tinggi. Kelompok ini disebut sebagai “status seekers”, yaitu orang-orang yang sangat kuat status ekonominya dan berusaha mencari pengakuan orang lain dalam hal ketinggian status sosialnya.

Pertumbuhan atau sector-sektor yang terjadi dari perkembangan kota dapat berupa:

a) Pertumbuhan Vertikal, yaitu daerah ini dihuni oleh struktur keluarga tunggal dan semakin lama akan didiami oleh struktur keluarga ganda. Hal ini karena ada factor pembatas, yaitu : fisik, social, ekonomi dan politik.

b) Pertumbuhan Memampat, yaitu apabila wilayah suatu kota masih cukup tersedia ruang-ruang kosong untuk bangunan tempat tinggal dan bangunan lainnya.

c) Pertumbuhan Mendatar ke Arah Luar (Centrifugal), yaitu biasanya terjadi karena adanya kekurangan ruang bagi tempat tinggal dan kegiatan lainnya. Pertumbuhannya bersifat datar centrifugal, karena perembetan pertumbuhannya akan kelihatan nyata pada sepanjang rute transportasi. Pertumbuhan datar centrifugal ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

(1) Pertumbuhan Datas Aksial, pertumbuhan kota yang memanjang ini terutama dipengaruhi oleh adanya jalur transportasi yang menghubungkan KPB dengan daerah-daerah yang berada diluarnya.

(2) Pertumbuhan Datar Tematis, pertumbuhan lateral suatu kota tipe ini tidak mengikuti arah jalur transportasi yang ada, tetapi lebih banyak dilatarbelakangi oleh keadaan khusus, sebagai cintih yaitu dengan didirikannya beberapa pusat pendidikan, sehingga akan menarik penduduk untuk bertempat tinggal di daerah sekitarnya.

(3) Pertumbuhan Datar Kolesen, perkembangan lateral ketiga ini terjadi karena adanya gabungan dari perkembangan tipe satu dan dua. Sehubungan dengan adanya perkembangan yang terus-menerus dan bersifat datar pada kota (pusat kegiatan), maka mengakibatkan terjadinya penggabungan pusat-pusat tersebut satu kesatuan kegiatan.

Contoh negara yang memakai teori sectoral


Teori Inti Ganda (Multiple Nucleus Theory)

Dikemukakan oleh Harris dan Ullman pada tahun 1945. Pertumbuhan kota berawal dari pusat pertumbuhan kemudian menjadi bentuk kompleks karena muncul nukleus-nukleus baru sebagai kutub pertumbuhan, seperti perguruan tinggi, kompleks industri, dan terminal bus. Dalam teori ini tidak ada urutan urutan yang teratur dari zona-zona kota seperti halnya pada teori konsentris dan sektoral.

 




 

Gambar. Struktur kota teori ganda

a) CBD (Cenral Bussines District) : Merupakan Pusat Daerah Kegiatan yang merupakan inti kota.

b) Industry : Industri mengikuti aliran sungai, jalur kereta api, jalan raya. Pekerja kelas bawah bekerja di daerah ini memproduksi barang kebutuhan kota.

 

 c) Low Class Residential : Merupakan pemukiman pekerja kelas bawah, dekat dengan lokasi pabrik untuk mengurangi biaya transport. Tingkat polusi di daerah ini sangat tinggi dan lingkungan yang buruk karena pengaruh pabrik.

d) Middle Class Residental : Merupakan zona pemukiman terluas, dihuni pekerja dengan taraf ekonomi menengah. Kondisi lingkukngan lebih baik karena agak jauh dari daerah pabrik.

e) High Class Residental : Merupakan zona pemukiman kelas atas, kondisi lingkungan sangat baik dan sarana transportasi sangat nyaman tanpa kemacetan. Akses menuju pusat kota sangat lancar.

 

Soal

1. Semakin meninggalkan pusat kota Jakarta kegiatan ekonomi semakin berkurang, sebaliknya semakin memasuki Bekasi kegiatan ekonomi semakin ramai. Pernyataan tersebut sesuai teori....
a. Konsentrik
b. Sektoral
c. Pusat pelayanan
d. Inti berganda
e. Pemekaran kota

Pembahasan

d. Inti berganda


2. Perhatikan ilustrasi teori perencanaan perkotaan berikut!


Zonasi permukiman dala teori yang digambarkan tersebut berdasarkan pada...
a. Peran sarana transportasi
b. Keberadaan rute transportasi
c. Jenis industri yang dikembangkan
d. Perkembangan penggunaan lahan
e. Perubahan tempat tinggal penduduk

Pembahasan

d. Perkembangan penggunaan lahan


3. Teori Konsentris yang dikemukakan oleh Burgess menunjukkan bahwa pada angka 2 dan 4 merupakan zona...



a. Transisi dan permukiman pekerja
b. Transisi dan golongan menengah
c. Daerah pusat bisnis dan penglaju
d. Golongan menengah dan penglaju
e. Daerah pusat bisnis dan permukiman pekerja

Pembahasan

b. Transisi dan golongan menengah


4. Perhatikan ilustrasi teori sektoral berikut!



Menurut teori Sektoral, zona bertanda X pada gambar adalah daerah...
a. Peralihan industri dengan permukiman
b. Sentra kegiatan industri ringan
c. Permukiman kelas rendah/buruh
d. Permukiman kelas menengah
e. Permukiman kelas tinggi

Pembahasan

c. Permukiman kelas rendah/buruh


5. Perhatikan ilustrasi teori inti Ganda berikut!



 Angka 9 pada gambar teori inti Ganda menunjukkan daerah...
a. Pusat kegiatan

b. Industri suburban
c. Grosir dan manufaktur
d. Permukiman suburban
e. Permukiman kelas tinggi

Pembahasan

b. Industri suburban


6. Perhatikan ilustrasi struktur ruang berikut!



Menurut teori sektoral pada gambar, daerah manufaktur dan permukiman kelas tinggi ditunjukkan oleh angka...
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 5
e. 3 dan 5

Pembahasan

d. 2 dan 5


7. Perhatikan ilustrasi teori sektoral berikut!



 Angka 2 dan 4 pada ilustrasi tersebut menunjukkan zona...

a. Pusat kegiatan dan peralihan
b. Peralihan dan permukiman kelas rendah
c. Permukiman kelas rendah dan kelas atas
d. Pusat kegiatan dan permukiman kelas rendah
e. Peralihan dan permukiman kelas menengah

Pembahasan

e. Peralihan dan permukiman kelas menengah


8. Perhatikan gambar berikut!



Menurut teori Inti Berganda pada perkembangan kota tersebut, daerah yang ditunjukkan oleh angka 3 adalah...
a. Permukiman suburban
b. Daerah pusat kegiatan
c. Daerah grosir dan manufaktur
d. Daerah permukiman kelas atas
e. Daerah permukiman kelas rendah

Pembahasan

e. Daerah permukiman kelas rendah


9. Suatu daerah yang mempunyai daerah sifat kekotaan yang memberi daya dukung bagi kehidupan kota dan memiliki fungsi sebagai kota produksi disebut...
a. Inti kota
b. Kota satelit
c. Suburban

d. Suburban fringe
e. Selaput inti kota

Pembahasan

e. Selaput inti kota


10. Perhatikan ciri-ciri kota berikut!
1) penduduknya mengalami kemrosotan moral
2) terjadi pemusatan penduduk
3) sebagian besar penduduk bekerja pada sektor agraris
4) perkembangan kota bertumpu pada sektor industri
5) sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor industri
Berdasarkan pernyataan tersebut, ciri-ciri kota metropolis ditunjukan oleh nomor…
a. 1, 2 dan 3
b. 1, 3 dan 4
c. 1, 4 dan 5
d. 2, 3 dan 5
e. 2, 4 dan 5

Pembahasan

e. 2, 4 dan 5


11. Perhatikan pola keruangan kota berikut.



Zona permukiman kelas menengah dan permukiman high class seperti pada gambar ditunjukkan nomor...
a. 1 dan 3
b. 1 dan 4
c. 2 dan 3
d. 2 dan 5
e. 4 dan 5

Pembahasan

e. 4 dan 5


12. Perhatikan gambar keruangan kota berikut.



 Daerah pada angka 3 merupakan permukiman kelas bawah karena...
a. biasanya kumuh dan dekat lokasi industri
b. daerah paling pelosok di perkotaan
c. akses menuju fasilitas umum sulit
d. jauh dari pusat kegiatan industri
e. jumlah penduduk paling sedikit

Pembahasan

a. biasanya kumuh dan dekat lokasi industri

 

SOAL PERSIAPAN UJIAN SEMESTER

  Pelajari soal di bawah ini untuk persiapan ujian semester ! 1. Gejala geosfer. (1) perubahan iklim global (2) kebakaran hutan di Kaliman...