A. A. KOMPOTENSI DASAR
KD 3: KD 3.2 Memahami dasar-dasar pemetaan,
Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis (SIG)
KD 4: 4.2 Membuat peta tematik wilayah provinsi
dan/atau salah satu pulau di Indonesia berdasarkan peta rupa Bumi
B.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan pengertian penginderaan
jauh.
2. Menguraikan komponen penginderaan jauh.
MATERI PEMBELAJARAN
PENGINDERAAN JAUH
1.
Pengertian
Penginderaan merupakan aktivitas yang selalu kita lakukan sehari-hari.
Kita memahami dunia sekitarnya melalui panca indra. Beberapa indra, seperti
indra peraba, perasa dan pengecap memerlukan kedekatan antara organ pengindraan
dengan objek eksternal. Sementara itu, indra penglihatan dan pendengaran tidak
memerlukan kedekatan antara orga pengindra dengan objek eksternal. Melalui
kedua indra ini, kita memperoleh banyak informasi tentang dunia sekitar. Hal
yang sama juga terjadi dengan penginderaan jauh.
Gambar Ilustrasi proses penginderaan jauh
Penginderaan Jauh (PJ) memiliki istilah yang berbeda
di beberapa negara. Di negara Indonesia sering disingkat dengan PJ atau
Indraja. Di beberapa negara lain dikenal dengan sebutan Remote Sensing
(Inggris), Teledetection (Prancis), Fernerkundung (Jerman), Sensoriamento
Remota, (Portugis), Distansionaya (Rusia), dan Perception Remota (Spanyol).
Pada umumnya penginderaan jauh mengacu pada kegiatan
pencatatan, mengamati, memersepsi (merasaakn) benda atau peristiwa di tempat
yang jauh. Artinya, antara alat pengindera dengan objek atau peristiwa yang
diamati tidak terjadi kontak langsung. Data penginderaan jauh diperoleh dari
suatu satelit, pesawat udara, balon udara atau wahana lainnya. Data-data
tersebut berasal dari rekaman sensor yang memiliki karakteristik berbeda-beda
pada masing-masing tingkat ketinggian yang akhirnya menentukan perbedaan dari
data penginderaan jauh yang di hasilkan.
Analisa data penginderaan jauh memerlukan data rujukan
seperti peta tematik, data statistik, data lapangan. Hasil analisa dapat berupa
informasi mengenai: bentang lahan, jenis penutup lahan, kondisi lokasi, kondisi
sumberdaya lokasi, dan lain sebagainya. Informasi tersebut bagi para pengguna
dimanfaatkan untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan dalam
mengembangkan daerah tersebut.
Untuk memahami pengertian pnginderaan jauh lebih
mendalam, berikut ini merupakan pendapat dari para ahli PJ.
a. Lillesand dan Kiefer Penginderaan jauh adalah ilmu
dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah, atau gejala dengan
jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak
langsung terhadap objek, daerah, atau gejala yang dikaji.
b. David T. Lindgren Penginderaan jauh adalah
berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi
tentang bumi.
c. Paul J. Curran Penginderaan jauh adalah penggunaan
sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat
diinterpretasikan agar informasi yang berguna dapat diperoleh.
d. Wilson dan Buffon Penginderaan jauh adalah suatu
ilmu, seni dan teknik untuk memperoleh informasi tentang objek, area, dan
gejala dengan menggunakan alat dan tanpa kontak langsung dengan objek, area,
maupun gejala tersebut.
e. Kenichi Okamoto Penginderaan jauh didefinisikan
sebagai suatu teknik untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan menentukan
objek, serta memperolehinformasi tentang sifat fisik mereka melalui analisis data
pada objek yang dikumpulkan dengan menggunakan sensor jarak jauh.
f. American Society of Photogrametry Penginderaan
jauh merupakan pengukuran atau perolehan informasi tentang beberapa sifat objek
atau fenomena dengan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak
langsung atau bersinggungan dengan objek atau fenomena yang dikaji.
Dari pendapat beberapa tokoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa
penginderaan jauh adalah ilmu, seni, dan teknik untuk merekam suatu benda,
gejala dan wilayah dari jarak jauh tanpa adanya kontak langsung atau
bersinggungan dengan alat pengindera berupa sensor buatan.
2.
Komponen Penginderaan Jauh
Sistem merupakan serangkaian komponen yang saling
bekerja secara terkoordinasi untuk dapat mencapai tujuan tertentu. Untuk
memperoleh informasi geosfer melalui penginderaan jauh diduung oleh berbagai
komponen. Menurut Sutanto (1986: 53) komponen penginderaan jauh terdiri dari
sumber tenaga, atmosfer, interaksi dengan objek, sensor, perolehan data dan
pengguna data. Tenaga yang berasal dari matahari tidak semuanya dapat mencapai
bumi, maka interaksi antara tenaga dan atmosfer dimasukkan dalam system
penginderaan jauh. Begitu pula dengan interaksi tenaga dan objek, karena
interaksi keduanya menentukan besarnya tenaga yang dapat mencapai sensor.
Gambar Proses penginderaan jauh
Adapun komponen-komponen penginderaan jauh dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a.
Sumber Tenaga
Sumber tenaga dalam penginderaan jauh berkaitan dengan
objek yang memantulkan tenaga. Sumber tenaga fungsinya agar sensor dapat
merekam objek dari cahaya yang dipantulkan oleh objek. Tenaga yang digunakan
adalah tenaga elektromagnetik, dengan sumber utamanya adalah matahari. Tenaga
lain yang bisa digunakan adalah sumber tenaga buatan, sehingga dikenal adanya
pengindraan jauh sistem pasif dan pengindraan jauh sistem aktif.
1.
Penginderaan Jauh Sistem Pasif
Pada pengindraan jauh sistem pasif,
tenaga yang menghubungkan perekam dengan objek di bumi dengan menggunakan
tenaga alamiah yaitu matahari (dengan memanfaatkan tenaga pantulan), sehingga
perekamannya hanya bisa dilakukan pada siang hari dengan kondisi cuaca yang
cerah.
2.
Penginderaan Jauh Sistem Aktif
Pada pengindraan jauh sistem aktif,
perekamannya dilakukan dengan tenaga buatan (dengan tenaga pancaran), sehingga
memungkinkan perekamannya dapat dilakukan pada malam hari maupun siang hari,
dan di segala cuaca.
b.
Atmosfer
Atmosfer mempunyai peranan untuk menghambat dan
mengganggu tenaga atau sinar matahari yang datang (bersifat selektif terhadap
panjang gelombang).Tidak semua spektrum elektromagnetik mampu menembus lapisan
atmosfer, hanya sebagian kecil saja yang mampu menembusnya. Hambatan pada
atmosfer disebabkan oleh debu, uap air, dan gas. Hambatan atmosfer ini berupa
serapan, pantulan, dan hamburan. Hamburan adalah pantulan ke segala arah yang
disebabkan oleh benda-benda yang permukaannya kasar dan bentukannya tidak
menentu, atau oleh benda-benda kecil lainnya yang berserakan. Bagian dari
spektrum elektromagnetik yang mampu menembus atmosfer dan sampai ke permukaan
bumi disebut jendela atmosfer. Jendela atmosfer yang paling banyak digunakan
adalah spektrum tampak yang dibatasi oleh gelombang 0,4 mikrometer hingga 0,7
mikrometer.
c.
Interaksi tenaga dengan objek
Setiap objek mempunyai sifat tertentu dalam
memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor. Objek yang banyak memantulkan
atau memancarkan tenaga akan tampak lebih cerah, sedangkan objek yang pantulan
atau pancarannya sedikit akan tampak gelap. Interaksi antara tenaga dengan
objek dibagi menjadi 3 ciri, yaitu:
1) ciri spektral, mendasarkan pada pengenalan pertama
suatu objek, missal cerah dan gelap,
2) ciri spasial, mendasarkan pada perbedaan pola
keruangannya, seperti bentuk, ukuran, tinggi, serta panjang, dan
3) ciri temporal, mendasarkan pada perbedaan waktu
perekaman dan umur objek.
d. Sensor
Sensor berfungsi untuk menerima dan merekam tenaga
yang datang dari suatu objek. Kemampuan sensor dalam merekam objek terkecil
disebut dengan resolusi spasial. Berdasarkan proses perekamannya, sensor
dibedakan menjadi 2 sebagai berikut.
1) Sensor Fotografik Sensor
fotografik adalah sensor yang berupa kamera dengan menggunakan film sebagai
detektornya yang bekerja pada spetrum tampak. Hasil dari penggunaan sensor
fotografik adalah bentuk foto udara.
2) Sensor Elektronik Sensor
elektronik menggunakan tenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik yang
beroperasi pada spektrum yang lebih luas, yaitu dari sinar sampai gelombang
radio dengan pita magnetik sebagai detektornya. Keluaran dari penggunaan sensor
elektrik ini adalah dalam bentuk citra.
e. Wahana
Wahana adalah kendaraan yang digunakan untuk membawa
sensor guna mendapatkan data indraja. Berdasarkan ketinggian peredaran dan
tempat pemantulannya di angkasa, wahana dapat di bedakan menjadi tiga kelompok,
yaitu sebagai berikut.
1. Pesawat terbang rendah sampai
menengah, yaitu pesawat yang ketinggian pendaratannya antara 1.000 m dan 9.000
m di atas permukaan bumi.
2. Pesawat terbang tinggi, yaitu
pesawat yang ketinggian peredarannya lebih dari 18.000 m di atas permukaan bumi
3. Satelit, yaitu wahana dengan 900 km di atas
permukaan bumi.
f. Perolehan
Data Perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual
secara visual, maupun dengan numerik atau digital. Perolehan data dengan
menggunakan cara manual yaitu cara memperoleh data dengan menginterpretasi foto
udara secara visual. Perolehan data dengan cara numerik atau digital yaitu
dengan menggunakan data digital melalui komputer.
g. Pengguna
Data (User)
Tingkat keberhasilan dari penerapan sistem pengindraan jauh
ditentukan oleh pengguna data. Kemampuan pengguna data dalam menerapkan hasil
pengindaraan jauh juga dipengaruhi oleh pengetahuan yang mendalam tentang
disiplin ilmu masing-masing maupun cara pengumpulan data dari sistem
pengindraan jauh. Data yang sama dapat digunakan untuk mencari info yang
berbeda bagi pengguna (user) yang berbeda pula. Berdasarkan kerincian,
keandalan, dan kesesuaian data dari sistem pengindaraan jauh akan menentukan
dapat diterima atau tidaknya data pengindraan jauh oleh pengguna (user).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar