A.
KOMPOTENSI DASAR
KD 3: KD 3.2 Memahami dasar-dasar pemetaan,
Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis (SIG)
KD 4: 4.2 Membuat peta tematik wilayah provinsi dan/atau
salah satu pulau di Indonesia berdasarkan peta rupa Bumi
B. Tinjauan Al-Qur’an
QS. An-Naziat: 30
"Dan setelah itu bumi Dia hamparkan.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan pengertian Sistem
Informasi Geografis(SIG).
2. Mengidentifikasi komponen-komponen Sistem
Informasi Geografis(SIG).
3. Menyebutkan subsistem Sistem
Informasi.
4. Menjelaskan pemanfaatan Sistem
Informasi Geografis(SIG).
D.
MATERI PEMBELAJARAN
DASAR-DASAR SISTEM
INFORMASI GEOGRAFI (SIG)
1. 1. DEFINISI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
Pada bagian
sebelumnya, kita telah belajar tentang peta dan penginderaan jauh. Peta dan
penginderaan jauh tidak dapat dipisahkan dari sistem informasi geografis ( SIG
).
Pesatnya
perkembangan teknologi, baik perangkat keras maupun perangkat lunak menyebabkan
terjadinya perubahan cara atau sistem di dalam menyelesaikan berbagai jenis
pekerjaan. Secara operasional, pelaksanaannya akan menjadi lebih mudah jika
digabungkan dengan data penginderaan jauh (citra satelit), aspek pengelolaan
data dapat merekam objek dalam waktu yang relatif singkat. Di samping itu,
melalui data citra yang terekam secara digital, objek relief bumi yang terekam
dapat mudah diseleksi sesuai dengan kebutuhan. Untuk selanjutnya digabungkan
dengan data lainnya melalui sistem informasi Geografis(SIG).
Sistem Informasi Geografis(SIG) merupakan
sistem yang khusus mengelola database yang berisi data referensi geografis dan
memiliki informasi spasial. Di Indonesia, SIG dikembangkan dan digunakan oleh
Badan Informasi Geospasial(BIG). Selain badan ini, ada beberapa instansi yang
menggunakan dan mengembangkan sistem informasi geografis sesuai dengan
kebutuhan instansi tersebut, antara lain : Badan Pertanahan Nasional (BPN),
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Pusat data Kementerian Pekerjaan
Umum, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi dan
Klimatologi Geofisika (BMKG),perguruan tinggi dan lembaga swasta lainnya
Sistem Informasi
Geografis dalam bahasa Inggris dikenal dengan Geographic Information System
(GIS), merupakan suatu sistem informasi yang mampu mengelola atau mengolah
informasi yang terkait atau memiliki rujukan ruang atau tempat. Sistem
Informasi Geografis (SIG) adalah sistem informasi yang berdasar pada data
keruangan dan merepresentasikan obyek di bumi. Apabila kita mengartikan satu
per satu atau gabungan katanya, maka SIG dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Sistem adalah kumpulan dari sejumlah komponen yang
saling terkait dan memiliki fungsi satu sama lain.
b. Informasi
adalah data yang dapat memberikan keterangan tentang sesuatu.
c. Geografis
adalah segala sesuatu tentang gejala atau fenomena di permukaan bumi yang
bersifat keruangan.
d. Sistem informasi adalah suatu rangkaian kegiatan
yang dimulai dari pengumpulan data, manipulasi, pengelolaan, dan analisis serta
menjabarkannya sehingga menjadi keterangan.
e. Informasi Geografis adalah keterangan mengenai
ruang atau tempat-tempat serta gejala-gejala dan fenomena yang terjadi dalam
ruang tersebut di permukaan Bumi.
Pengertian-pengertian tersebut dapat
memberikan gambaran awal untuk memulai memahami tentang konsep SIG. Beberapa
pengertian SIG menurut beberapa ahli di bidangnya sebagai berikut:
a. Menurut Borrough (1986) SIG merupakan suatu sistem
perangkat yang dapat melakukan pengumpulan, penyimpanan, pengambilan kembali,
perubahan, dan penanganan dari data-data keruangan(spasial) untuk kebutuhan
tertentu.
b. Menurut
Arronoff (1989) SIG merupakan sistem informasi yang mendasarkan pada kerja
komputer yang mampu menerima masukan, mengelola ( memberi,mengambil,
memanipulasi, dan analisis data ) dan kemudian memberi uraian.
c. Menurut Linden (1987) SIG merupakan sistem untuk
pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan (manipulasi), analisis dan penayangan data
secara spasial terkait dengan muka bumi.
Berdasarkan
uraian para ahli, dapat disimpulkan bahwa SIG merupakan sistem informasi yang
digunakan untuk memasukkan data, memproses data, memanipulasi, mengelola data,
menganalisis dan menyajikan data secara spasial / keruangan untuk mendukung
pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan suatu fenomena di muka
bumi. Bagi para penggunanya, SIG tak hanya mampu menampilkan informasi tentang
suatu lokasi, tapi dapat digunakan untuk menjelaskan kejadian, merencanakan
strategi, dan memprediksi apa yang akan terjadi berkaitan dengan kondisi
geografis suatu wilayah.
2. KOMPONEN SIG
Sebagai suatu sistem, SIG dibentuk oleh
sejumlah komponen yang saling terkait di dalamnya. Komponen SIG terdiri dari
data informasi geografis, sistem komputer, dan brainware (manusia). a. Data
Informasi Geografis
Data SIG dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu data spasial dan data
atribut.
1)
Data spesial
Merupakan data yang memiliki referensi ruang kebumian (georeference )
atau koordinat geografis, dimana berbagai data atribut terletak dalam berbagai
unit spasial. Data ini merupakan data yang bereferensi geografis atas
representasi obyek di bumi.. Data spasial umumnya disimpan dalam bentuk
informasi dan koordinat sehingga dapat dimanipulasi dan dipetakan kembali. Data
spasial berasal dari peta analog ( peta dalam bentuk cetak ), data penginderaan
jauh ( citra satelit, foto udara ), data hasil pengukuran lapangan, data GPS (
global positioning system). Ada dua model penyajian data spasial, yaitu model
data raster dan model data vector
a)
Model data raster
Merupakan model data dengan menampilkan, menempatkan dan menyimpan data
spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk
grid ( bidang referensi horizontal dan vertikal yang terbagi menjadi
kotak-kotak). Tingkat ketelitian model data raster sangat bergantung pada
resolusi atau ukuran pikselnya terhadap obyek di permukaan bumi. Satuan elemen
data raster biasa disebut dengan pixel (picture element). Elemen tersebut
merupakan ekstrasi dari suatu citra yang disimpan sebagai digital number (DN).
Data raster dihasilkan oleh sistem penginderaan jauh. Akurasi model data raster
sangat bergantung pada resolusi atau ukuran piksel suatu gambar. Karakteristik
utama model data raster adalah bahwa setiap sel/pixel mempunyai nilai. Nilai
sel/pixel mempresentasikan fenomena atau gambaran dari suatu kategori. Dimensi
dari setiap pixel dapat ditentukan ukurannya sesuai dengan kebutuhan. Ukuran
pixel menentukan bagamana kasar atau halusnya pola atau objek yang akan
dipresentasikan. Semakin kecil ukuran pixel, maka akan semakin halus atau lebih
detail. Akan tetapi semain besar jumlah pixel yang digunakan maka akan
berpengaruh terhadap penyimpanan dan kecepatan proses. Resolusi pixel
menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap
pixel pada citra. Semakin kecil ukuran pixel maka objek yang dipresentasikan
semakin tinggi resolusinya atau dengan kata lain semakin tinggi resolusinya,
semakin kecil ukuran sebenarnya di permukaan bumi
Gambar. Poligon
yang direpresentasikan dalam berbagai macam ukuran pixel
b)
Model data vector
Merupakan data yang dapat menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data
spasial dengan menggunakan titik-titik, garis atau kurva dan polygon beserta
atribut-atributnya. Bentuk dasar model vektor didefinisikan oleh sistem
koordinat kartesius dua dimensi (x, y). Di dalam model data spasial vektor,
garis-garis atau kurva merupakan sekumpulan titik-titik terurut yang
dihubungkan. Poligon akan terbentuk penuh jika titik awal dan titik akhir poligon
memiliki nilai koordinat yang sama dengan titik awal. Secara garis besar data
spasial model vektor dibedakan menjadi 3 macam, yaitu data titik (point), garis
(line), dan area (poligon).
a) Data spasial titik(point), digunakan untuk
mempresentasikan spasial yang paling sederhana pada suatu objek. Titik tidak
mempunyai dimensi, seperti lokasi fasilitas pendidikan ( sekolah) lokasi
fasilitas kesehatan, lokasi administratif (kota/ kabupaten ), dan lain - lain
b) Data spasial garis (line), digunakan untuk mempresentasikan
objek dalam satu dimensi, seperti jalan, sungai, dan lain-lain Data spasial
area(poligon), digunakan untuk mempresentasikan objek dalam dua dimensi seperti
danau, batas lahan,batas administrasi, dan lain- lain
Gambar Contoh representasi model data vektor beserta
atributnya
2)
Data atribut
Merupakan data yang menyimpan informasi tentang nilai atau besaran dari
data spasial. Data atribut diperoleh dari perhitungan statistik, sensus,
catatan lapangan. Data disimpan dalam bentuk tabel. Contoh data atribut
misalnya:
a) Pada peta lokasi sekolah, data atributnya memuat lokasi sekolah dan
nama sekolah.
b) Pada peta jalan, data
atributnya memuat status jalan dan kondisi jalan Pada peta penggunaan lahan,
data atributnya memuat penggunaan lahan, luas lahan.
b. Sistem Komputer
1) Perangkat keras (hardware)
Perangkat keras berupa seperangkat komputer yang dapat mendukung
pengoperasian perangkat lunak yang digunakan. SIG membutuhkan komputer untuk
menyimpan, memproses, menganalisis dan menayangkan data spasial.. Perangkat
keras yang digunakan dalam SIG memiliki spesifikasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan sistem informasi lainnya. Hal ini dikarenakan penyimpanan
data yang digunakan dalam sig baik data raster mupun data vektor membutuhkan ruang
yag besar dan dalam prosesnya membutuhkan memori yang besar dan prosessor yang
cepat. Perangkat keras dalam SIG terbagi menjadi tiga kelompok yaitu :
a)
Alat masukan (input), sebagai alat untuk
memasukkan data ke komputer. Contoh: Scanner, digitizer, CD-Room.
Contoh : CPU (Central Processing Unit)
b)
Alat pemrosesan, merupakan sistem dalam komputer
yang berfungsi mengolah, menganalisis dan menyimpan data yang masuk sesuai
kebutuhan
Gambar CPU
c)
Alat keluaran (ouput), berfungsi menayangkan
informasi geografi sebagai data dalam proses SIG, misalnya : printer, plotter
Gambar. Printer
Gambar. Plotter
2). Perangkat lunak (software)
Perangkat lunak merupakan
program-program yang berguna untuk memproses dan menganalisis data. Terdapat
beberapa perangkat lunak yang digunakan dalam SIG antara lain : Arcview, Er
Mapper, Arcgis,Map Info, Quantum GIS dan lain sebagainya.
Gambar. Aplikaci Quantum GIS
3)
Kemampuan manusia (brainware)
Brainware merupakan manusia yang terlibat dalam mengoperasikan serta
mengatur sistem di dalam komputer. Brainware bertugas untuk menjalankan sistem
mulai dari pengolahan, penyimpanan, analisis dan penyajian data. Bagaimanapun
juga manusia merupakan subjek (pelaku) yang mengendalikan seluruh sistem,
sehingga sangat dituntut kemampuan dan penguasaannya terhadap ilmu dan
teknologi mutakhir dalam sistem informasi geografis. Selain itu diperlukan pula
kemampuan untuk memadukan pengelolaan dengan pemanfaatan SIG, agar SIG dapat
digunakan secara efektif dan efisien. Adanya koordinasi dalam pengelolaan SIG
sangat diperlukan agar informasi yang diperoleh tidak simpang siur, tetapi
tepat dan akurat dalam menyajikan informasi.
3. SUBSISTEM SIG
SIG
merupakan suatu sistem yang terdiri atas beberapa subsistem yang satu sama
lainnya saling terkait. Secara garis besar subsistem di dalam SIG terdiri dari
empat, yaitu subsistem Input Data, Manajemen Data, Manipulasi dan analisis data
, serta Output Data.
a.
Input Data
Subsistem ini berperan untuk memasukkan data dan mengubah data asli ke
bentuk yang dapat diterima dan dipakai dalam SIG. Semua data dasar geografi
diubah dulu menjadi data digital, sebelum dimasukkan ke komputer. Data digital
memiliki kelebihan dibandingkan dengan peta (garis, area) karena jumlah data
yang disimpan lebih banyak dan pengambilan kembali lebih cepat. Ada dua macam
data dasar geografi, yaitu data spasial dan data atribut. Data dasar yang
dimasukkan dalam SIG diperoleh dari tiga sumber, yaitu data lapangan
(teristris), data peta dan data penginderaan jauh.
1)
Data lapangan (teristris)
Data teristris adalah data yang diperoleh secara langsung melalui hasil
pengamatan di lapangan, karena data ini tidak terekam dengan alat penginderaan
jauh. Misalnya, batas administrasi, kepadatan penduduk, curah hujan, jenis
tanah dan kemiringan lereng.
2)
Data peta
Data peta adalah data yang digunakan sebagai masukan dalam SIG yang
diperoleh dari peta, kemudian diubah ke dalam bentuk digital.
3)
Data penginderaan jauh
Data ini merupakan data dalam bentuk citra dan foto udara. Citra adalah
gambar permukaan bumi yang diambil melalui satelit. Sedangkan foto udara adalah
gambar permukaan bumi yang diambil melalui pesawat udara. Informasi yang
terekam pada citra penginderaan jauh yang berupa foto udara atau radar,
diinterpretasi (ditafsirkan) dahulu sebelum diubah ke dalam bentuk digital.
Sedangkan citra yang diperoleh dari satelit yang sudah dalam bentuk digital,
langsung digunakan setelah diadakan koreksi seperlunya.
b.
Manajemen Data
Subsistem dalam SIG yang berfungsi mengorganisir data spasial dan data
atribut ke dalam basis data sehingga dapat dengan mudah dipanggil kembali untuk
diadakan pengeditan, revisi dan pembaharuan data.
c. Manipulasi dan Analisis Data Subsistem ini
berfungsi menyimpan, menarik kembali data dasar dan menganalisa data yang telah
tersimpan dalam komputer.
d. Output Data Penyajian hasil berupa informasi baru
atau basis data yang ada, baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk
hardcopy seperti dalam bentuk: peta, tabel, grafik, dan lain-lain.
Gambar. Diagram subsistem SIG
4. PEMANFAATAN SIG
a. manfaatan SIG untuk inventarisasi sumberdaya alam.
1) Menyajikan data geospasial sebaran dan potensi sumberdaya alam di
suatu wilayah.
2) Menyajikan data geospasial
sebaran kawasan lahan di suatu wilayah.
b. Pemanfaatan SIG untuk perencanaan pembangunan.
1) Di bidang transportasi, untuk perencanaan sistem
jaringan jalan, analisis kawasan rawan kemacetan.
2) Di bidang pariwisata, untuk menyajikan data geospasial
potensi pariwisata suatu daerah.
3) Di bidang
sosial budaya, untuk menyajikan data geospasial sebaran penduduk suatu wilayah.
c. Pemanfaatan SIG untuk kesehatan.
1) menyajikan data geospasial penyakit di suatu wilayah.
2) memonitoring suatu penyakir.
3) menyajikan data geospasial kesehatan lingkingan di suatu wilayah.
d. Pemanfaatan SIG untuk mitigasi
bencana.
1) Pencegahan terjadinya bencana alam di masa yang akan dating.
2) Menyusun rencana-rencana pembangunan kembali di daerah bencana.
3)
Menyajikan data geospasial daerah rawan bencana alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar