Selasa, 29 Agustus 2023

LKPD 1 PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA

 

PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA

 


 

A. Pengertian Biosfer

BIOSFER adalah lapisan bumi yang dapat dihuni atau ditinggali oleh makhluk hidup.

artinya hidup dan kata “sphaira” yang artinya lapisan. Biosfer adalah bagian luar bumi yang mencangkup daratan, air dan udara yang dapat ditinggali oleh makhluk hidup dan proses biotik berlangsung.

Biosfer merupakan suatu sistem ekologis global yang menyatukan semua makhluk hidup termasuk hubungan antara mereka seperti interaksi dengan unsur litosfer, hidosfer, maupun atmosfer bumi. Bumi merupakan satu-satunya tempat yang diketaui dapat mendukung unsur kehidupan atau dapat ditinggali oleh makhluk hidup. Setiap makhluk hidup mempunyai tempat masing-masing pada biosfer untuk kelangsungan hidupnya dengan caranya masing-masing. Biosfer memiliki berbagai macam organisme hidup (biotik) yang hidup berdampingan bersama benda mati (abiotik).

 

B. Faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna

Berdasarkan hasil penelaahan kondisi fisik wilayah, diperkirakan hanya sekitar 1/550 bagian dari muka bumi yang berpotensi sebagai lingkungan hidup. Beberapa faktor yang memengaruhi persebaran flora dan fauna di muka bumi antara lain faktor iklim, edafik, fisiografi, dan biotik.

 

1. Faktor Iklim

Kondisi iklim merupakan salah satu faktor dominan yang mempengaruhi pola persebaran flora dan fauna. Wilayah-wilayah dengan pola iklim yang ekstrim, seperti daerah kutub yang selalu tertutup salju dan lapisan es abadi, atau gurun yang gersang, sudah tentu sangat menyulitkan bagi kehidupan suatu organisme. Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di permukaan bumi ini, antara lain suhu, kelembapan udara, angin, dan tingkat curah hujan.

a. Suhu

 

Permukaan bumi mendapatkan energi panas dari radiasi matahari dengan intensitas penyinaran yang berbeda-beda di setiap wilayah. Perbedaan intensitas penyinaran matahari menyebabkan variasi suhu udara di muka bumi. Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan hewan dan tumbuhan, karena berbagai jenis spesies memiliki persyaratan suhu lingkungan hidup ideal atau optimal, serta tingkat toleransi yang berbeda. Misalnya, flora dan fauna yang hidup di kawasan kutub memiliki tingkat ketahanan dan toleransi yang lebih tinggi terhadap perbedaan suhuyang tajam antara siang dan malam jika dibandingkan dengan flora dan fauna tropis.

b. Kelembapan Udara

 

Kelembapan udara yaitu banyaknya uap air yang terkandung dalam massa udara. Tingkat kelembapan udara berpengaruh langsung terhadap pola persebaran tumbuhan di muka bumi. Beberapa jenis tumbuhan sangat cocok hidup di wilayah yang kering, sebaliknya terdapat jenis tumbuhan yang hanya dapat bertahan hidup di atas lahan dengan kadar air yang tinggi. Berdasarkan tingkat kelembapannya, berbagai jenis tumbuhan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok utama, yaitu sebagai berikut.

1) Xerophyta, yaitu tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan hidup yang kering atau gersang (kelembapan udara sangat rendah), seperti kaktus dan beberapa jenis rumput gurun.

2) Mesophyta, yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang lembap, seperti anggrek dan jamur (cendawan).

3) Hygrophyta, yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang basah, seperti eceng gondok, selada air, dan teratai.

4) Tropophyta, yaitu tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan musim kemarau dan penghujan. Tropophyta merupakan flora khas di daerah iklim muson tropis, seperti pohon jati.

c. Angin

 

Angin berfungsi sebagai alat transportasi yang dapat memindahkan uap air atau awan dari suatu tempat ke tempat lain. Gejala alam ini menguntungkan bagi kehidupan makhluk di bumi, karena terjadi distribusi uap air di atmosfer ke berbagai wilayah. Akibatnya, secara alamiah kebutuhan organisme terhadap air dapat terpenuhi. Gerakan angin juga membantu memindahkan benih dan membantu proses penyerbukan beberapa jenis tanaman tertentu.

d. Curah Hujan

 

Air merupakan salah satu kebutuhan vital bagi makhluk hidup. Ketersediaan air mengakibatkan pola penyebaran dan kerapatan makhluk hidup antarwilayah pada umumnya bergantung dari tinggi-rendahnya curah hujan. Wilayah-wilayah yang memiliki curah hujan tinggi pada umumnya merupakan kawasan yang dihuni oleh aneka spesies dengan jumlah dan jenis jauh lebih banyak dibandingkan dengan wilayah yang relatif lebih kering. Daerah tropis ekuatorial dengan curah hujan tinggi merupakan wilayah yang secara alamiah tertutup oleh kawasan hutan hujan tropis (belantara tropis) dengan aneka jenis flora dan fauna dan tingkat kerapatan yang tinggi. Wilayah gurun didominasi oleh jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap kekeringan. Kekhasan pola dan karakteristik vegetasi ini tentunya mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada lingkungan vegetasi tertentu.

2. Faktor Edafik

 

Faktor kedua yang mempengaruhi persebaran bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi terutama tumbuhan adalah kondisi tanah atau faktor edafik. Tanah merupakan media tumbuh dan berkembangnya tanaman. Kondisi tanah yang secara langsung berpengaruh terhadap tanaman adalah kesuburan. Tanah-tanah yang subur, seperti jenis tanah vulkanis dan andosol merupakan media optimal bagi pertumbuhan tanaman.

3. Faktor Fisiografi          

      UNTUK MEMUDAHKAN BELAJAR MATERI INI SILAKAN BUKA POWER POINT

 

Faktor fisiografi yang berkaitan dengan persebaran makhluk hidup adalah ketinggian tempat dan bentuk wilayah. Anda tentu masih ingat gejala gradien thermometrik, dimana suhu udara akan mengalami penurunan sekitar 0,5oC–0,6o C setiap kenaikan 100 meter dari permukaan laut. Penurunan suhu tersebut sangat berpengaruh terhadap pola persebaran jenis tumbuhan dan hewan, sebab organisme memiliki keterbatasan daya adaptasi terhadap suhu lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu, jenis tumbuhan yang hidup di wilayah pantai akan berbeda dengan yang hidup pada wilayah dataran tinggi atau pegunungan.

4. Faktor Biotik

 

Manusia adalah komponen biotik yang berperan sentral terhadap keberadaan flora dan fauna di suatu wilayah, baik yang sifatnya menjaga kelestarian maupun mengubah tatanan kehidupan flora dan fauna.

 

 

C. BIOMA

Berbagai jenis-jenis flora dan fauna tersebar di seluruh permukaan bumi, pesebaran ini dapat dipelajari melalui suatu sistem yang disebut dengan bioma. selengkapnya unduh 

Tugas 

Bulatlah peta persebaran bioma di muka bumi dengan menggunakan aplikasi picart

 pengumuman hasil ulangan harian 1

silakan di buka pengumananya apakah anda sudah tuntas

Minggu, 27 Agustus 2023

LKPD 2 Percepatan Pertumbuhan Wilayah materi ajar kelas XII Mata Pelajaran Geografi

 

A. Tujuan Pembelajaran 

Setelah kegiatan pembelajaran 2 ini kalian diharapkan mampu memahami konsep Pembangunan dan Pertumbuhan Wilayah. 

B. Uraian Materi 


Gambar 8. Rencana Wilayah Ibu Kota Baru Indonesia

(Sumber: https://www.tribunnewswiki.com/2019/09/04/presiden-jokowi-yakin-tahun-2023-ibu-kota-indonesia-sudah-pindah-ke-kalimantan-timur?page=all)

Tahukah Anda, mengapa Ibu kota Jakarta akan dipindahkan ke Pulau Kalimantan? Ada kajian teorinya lho!

 

1. Teori Pembangunan Wilayah

Ada beberapa teori mengenai perkembangan wilayah yang sering digunakan sebagai model. Teori tersebut pada umumnya berdasarkan tinjauan perkembangan ekonomi beberapa negara. Untuk mengelompokkan teori-teori tersebut sangat sulit, karena banyak faktor berpengaruh yang harus dipertimbangkan, seperti periode waktu teori tersebut lahir, pijakan yang digunakan sebagai tolok ukur, dan ide yang terkandung dalam teori tersebut.

Pada prinsipnya ada tiga kelompok teori pembangunan wilayah, yakni: (1) yang berasal dari mashab historis antara lain teori Friedrich List, Karl Bucher, dan Modul Geografi Kelas XII KD 3.1 dan 4.1 @2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 13

W.W. Rostow; (2) dari mashab analitis antara lain teori Adam Smith, Harrod Domar, dan Solow Swan; dan (3) merupakan gabungan dari mashab historis dengan mashab analitis, seperti teori Schumpeter dan lain-lain. Pada kesempatan ini tidak semua teori perkembangan wilayah dibahas, namun mudah-mudahan yang dibahas di sini dapat mewakili sejumlah teori-teori yang ada dan dapat memberikan wawasan tentang pertumbuhan dan pembangunan ekonomi wilayah.

Beberapa teori tersebut adalah: Control Theories, Teori Ketergantungan, Teori Perkembangan Wilayah dari Rostow, dan Teori Tiga Gelombang dari Toffler.

a. Control Theories

 

Control theories meliputi dua teori, yaitu (1) determinisme lingkungan alam, dan (2) determinisme kebudayaan (Suparmat, 1989:12).

1) Teori Determinisme Lingkungan Alam (Physical Environment Determinism). Teori ini berpandangan bahwa pengaruh lingkungan alam sangat kuat terhadap perkembangan masyarakat suatu wilayah atau negara. Pengaruh ini dapat positif, bisa juga negatif. Misalnya beberapa negara yang terletak di daerah tropis akan menghadapi masalah-masalah seperti: adanya temperatur yang panas dalam melemahkan energi dan aktivitas kerja masyrakat; banyaknya hujan mengakibatkan terbentuknya rawa-rawa dan genangan air yang merupakan tempat yang ideal bagi berbagai sumber penyakit, dan lain-lain. Bahkan Ellsworth Huntington (1961) berpendapat bahwa lingkungan alam sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan manusia, lebih lanjut dikatakan bahwa iklim merupakan kunci dari kebudayaan manusia. Dalam batas-batas tertentu memang lingkungan alam berpengaruh terhadap tingkat perkembangan wilayah, namun suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri ialah bahwa ada beberapa negara yang mempunyai kondisi lingkungan alam yang kurang menguntungkan dapat pula berkembang pesat. Hal ini bisa terjadi karena adanya faktor-faktor lain yang juga berpengaruh terhadap perkembangan suatu negara, yaitu faktor kemampuan akal pikiran manusia yang dimanifestasikan dalam ilmu pengetahuan dan teknologinya.

2) Determinisme Lingkungan Kebudayaan (Cultural Determinism) yang beranggapan bahwa perbedaan suatu bangsa akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kemajuan suatu wilayah. Teori ini memandang bahwa segala sesuatu akan bisa dicapai dengan menggunakan akal pikiran manusia, dan nilai keberhasilan pembangunan diukur dari segi pencapaian materi yang dimilikinya.

b. Teori Ketergantungan (Dependency Theory)

 Dalam teori ketergantungan sebenarnya ada beberapa aliran/mashab, yakni: aliran Marxis, Neo Marxis, dan non Marxis. Namun pada prinsipnya teori ini beranggapan bahwa keterbelakangan (under development) yang dialami negara-negara berkembang bermula pada saat masyarakat negara tersebut: tergabung (incorporated) ke dalam sistem ekonomi dunia kapitalis. Dengan demikian masyarakat negara berkembang tersebut kehilangan otonominya dan menjadi negara "pinggiran" dari daerah-daerah metropolitan yang kapitalis. Selanjutnya daerah-daerah pinggiran ini dijadikan daerah-daerah jajahan dari negara-negara metropolitan. Mereka hanya berfungsi sebagai produsen-produsen bahan mentah (raw materials), dan konsumen barang-barang jadi yang dihasilkan oleh industri-industri di negara-negara metropolitan tersebut. Dengan demikian timbullah struktur ketergantungan yang merupakan penghambat yang hampir tidak dapat diatasi bagi negara-negara berkembang. Modul Geografi Kelas XII KD 3.1 dan 4.1 @2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 14

Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa berdasarkan teori ketergantungan tergabungnya secara paksa (forced incorporated) negara-negara yang sebagian besar pernah dijajah ke dalam sistem ekonomi kapitalisme dunia merupakan penyebab dari keterbelakangan (under development) negara-negara sedang berkembang dewasa ini. Tanpa adanya kolonialisme dan integrasi ke dalam sistem ekonomi kapitalisme dunia, negara-negara berkembang saat ini pasti sudah berhasil mencapai tingkat kesejahteraan yang memadai, dan bukannya tidak mungkin untuk mengembangkan industri-industri manufaktur atau usaha lain atas kekuatan sendiri.

Salah satu kelemahan dari teori ini adalah bahwa satu-satunya penyebab terjadinya keterbelakangan dan ketergantungan adalah karena kolonialisme dan integrasi dari negara-negara berkembang ke dalam sistem ekonomi kapitalisme dunia. Sama sekali mengabaikan faktor-faktor internal, seperti faktor sosial budaya, dan pola perilaku masyarakat sebagai suatu faktor penyebab penting dari keterbelakangan dan penghambat pembangunan di negara-negara berkembang.

c. Teori Rostow 

Mengupload: 113497 dari 113497 byte diupload.

W. W. Rostow mencetuskan teori pertumbuhan ekonomi yang pada mulanya dikemukakan sebagai suatu artikel dalam Economic Journal yang kemudian dibukukan dengan judul "The Stages of Economic Growth" (1971). Diungkapkan bahwa setiap negara di dalam perkembangannya akan melalui tahapan-tahapan yang sama, yakni melalui 5 (lima) fase berturut-turut: masyarakat tradisional, prakondisi untuk lepas landas, lepas landas, gerakan ke arah kedewasaan, dan masa konsumsi tinggi.

Secara umum analisis Rostow berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi sebagai akibat munculnya perubahan yang fundamental yang terjadi dalam aktivitas ekonomi maupun dalam kehidupan politik dan hubungan sosial dalam suatu masyarakat.

Dalam membedakan kelima fase pembangunan, Rostow mendasarkan kepada ciri-ciri umum perubahan keadaan: ekonomi, politik, dan sosial yang berlaku. Pembangunan ekonomi atau transformasi suatu masyarakat tradisional menjadi suatu masyarakat modern merupakan suatu proses yang mempunyai dimensi banyak, tidak sekedar ditandai dengan menurunnya peranan faktor pertanian dan meningkatnya peranan faktor industri dan jasa.

Secara garis besar kelima fase pembangunan ekonomi Rostow adalah sebagai berikut:

1) Masyarakat Tradisional (The Traditional Community)

Pada fase ini fungsi produksi terbatas dimana cara produksi yang digunakan masih relatif primitif dan cara hidup masyarakat masih dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional dan bersifat turun temurun. Tingkat produksi masih sangat terbatas, dan sebagian sumber-sumber daya masyarakat digunakan untuk kegiatan dalam sektor pertanian. Di sektor pertanian struktur sosialnya sangat bersifat hirarkhis.

2) Prasyarat untuk Lepas Landas (The Preconditions for Take Off)

Pada fase ini masyarakat sudah mulai mempersiapkan diri atau dipersiapkan dari luar, untuk mencapai pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untuk terus berkembang (self sustained growth). Pada fase ini pula Modul Geografi Kelas XII KD 3.1 dan 4.1 @2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 15

dan seterusnya pertumbuhan ekonomi akan berlaku secara otomatis. Ada 2 corak menyertai tahap prasyarat lepas landas ini. Pertama, adalah tahap prasyarat lepas landas yang dialami oleh negara-negara Eropa, Asia, Timur Tengah, dan Afrika, dimana tahap ini dicapai dengan perombakan masyarakat tradisional yang sudah lama ada. Corak yang kedua adalah tahap prasyarat lepas landas yang dicapai oleh negara-negara "born free" seperti: Amerika Serikat, Canada, Australia, dan New Zealand, di negara-negara tersebut mengalami prasyarat lepas landas tanpa harus merombak sistem masyarakat yang tradisional.

3) Lepas Landas (The Take Off)

Pada awal tahap ini terjadi perubahan yang drastis dalam masyarakat, seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi, atau terbukanya pasar-pasar baru. Hambatan-hambatan yang berupa unsur-unsur tradisional mulai menghilang, modernisasi dan pertumbuhan ekonomi merupakan gejala umum dimana-mana. Tingkat pendapatan perkapita semakin besar sebagai akibat adanya pertumbuhan pendapatan nasional yang melaju melebihi tingkat pertumbuhan penduduk. Kalau pada fase pertama dan kedua biasanya berlangsung lama, maka pada fase lepas landas ini berlangsung dalam waktu yang relatif pendek, yaitu 40 s.d. 60 tahun (Wheeler, 1981:49).

4) Gerakan ke Arah Kedewasaan (The Drive to Maturity)

Pada masa ini masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi modern pada sebagian besar faktor-faktor produksi dan kekayaan alamnya. Di samping itu struktur dan keahlian tenaga kerja mengalami perubahan, dan peranan sektor industri semakin penting, dilain pihak sektor pertanian mengalami penurunan. Sejalan dengan semakin besarnya peranan sektor industri muncullah kritik-kritik terhadap industrialisasi sebagai akibat dari ketidak puasan terhadap dampak industrialisasi. Pada fase ini pula peningkatan keuntungan ekonomi semakin melimpah ke dalam kesejahteraan sosial dan penanaman modal ke wilayah lain. Demikian pula sifat kepemimpinan maupun kemahiran dan kepandaian para pekerja menjadi semakin terspesialisasi secara lanjut.

5) Masa Konsumsi Tinggi (The Age Off Hight Mass Consumption)

Pada fase ini orientasi tidak lagi pada masalah produksi, akan tetapi lebih difokuskan kepada masalah-masalah yang berkaitan dengan peningkatan kualitas konsumsi dan kesejahteraan masyarakat. Adapun tujuan masyarakat pada fase ini antara lain adalah: memperbesar pertumbuhan dan kekuasaan terhadap wilayah lain: menciptakan welfare state, sehingga kemakmuran menjadi lebih merata, dan berusaha mempertinggi konsumsi masyarakat di atas keperluan pokok (sandang, pangan, perumahan) menjadi barang-barang berkualitas tinggi, tahan lama, dan barang-barang mewah.

Berdasarkan teori Rostow dapat dikatakan bahwa dewasa ini negara-negara berkembang termasuk di antara fase pertama sampai fase ketiga, sedang negara-negara maju termasuk dalam fase keempat dan kelima.

Teori dari W.W. Rostow tersebut mempunyai cukup banyak kelemahan antara lain: tidak ada perbedaan yang pasti antara fase yang satu dengan yang lain (masih kabur); ciri-ciri dalam setiap tahap kurang dapat diuji secara empiris; teori tersebut belum tentu dapat menunjukkan tahap pembangunan di negara-negara berkembang, di samping itu perlu diingat bahwa proses Modul Geografi Kelas XII KD 3.1 dan 4.1 @2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 16

pembangunan tidak hanya bersifat self-sustained growth, melainkan juga bersifat self limiting effect, dan laju pembangunan suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menciptakan masing-masing kekuatan.

d. Teori Tiga Gelombang dari Toffler

 

Toffler dalam bukunya "The Third Wave" (1980) mengklasifikasikan masyarakat suatu wilayah/negara ke dalam tiga gelombang, yaitu: gelombang I, II, dan III.

1) Gelombang I (Peradaban Pertanian)

Pada masa ini ditandai dengan banyaknya masyarakat memakai baterei alamiah (living battery). Keluarga mencakup keluarga besar (extended family), yang berarti sanak saudara jauhpun dianggap anggota keluarga. Kaum petani bercocok tanam sekedar untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Pasar bukan merupakan hal yang penting, karena kelebihan hasil pertanian akan disimpan dalam "lumbung" sebagai persediaan di musim paceklik. Tingkat ketergantungan antara wilayah yang satu dengan wilayah lain sangat kecil (low interdependency), karena biasanya suatu wilayah berproduksi untuk dikonsumsi sendiri, atau disebut "Pro-Sumen".

2) Gelombang II (Peradaban Industri)

Dalam masa ini masyarakat sudah mulai menggunakan energi dari minyak dan gas yang tidak dapat diperbaharui. Keluarga hanya mencakup keluarga inti. Peranan pasar sangat vital, karena itu produksi berproduksi dengan menggunakan mesin-mesin raksasa yang memang dirancang untuk produksi masa. Pendidikan dan media massa memegang peranan penting dan ada kecenderungan manusia mulai mendominasi alam, pemborosan bahan baku, dan energi sangat menonjol demikian pula mobilitas penduduk. Masyarakat pada masa ini sudah banyak berkomunikasi dengan menggunakan media kertas dan jasa postel. Dalam rangka mendapatkan bahan baku dan memasarkan hasil produksi, daerah "jajahan" direbut dan hal ini diikuti dengan adanya pergerakan-pergerakan nasionalisme. Gelombang kedua ini sering dikiaskan dengan "Big is Beautiful".

3) Gelombang III (Peradaban Informasi)

Pada masa ini masyarakat sudah banyak yang menggunakan energi yang dapat diperbaharui (renewable). Dalam produksi masyarakat sudah mulai beralih dari cara-cara berproduksi memakai tangan mesin (manufacture), ke suatu proses produksi yang menggunakan proses biologi (biofacture). Ketergantungan atau keterkaitan antara wilayah yang sangat menonjol dan bersifat menyeluruh (hight interdependency). Adapun suatu gejala yang sangat menonjol adalah terutama teknologi tinggi yang meliputi: teknologi penerbangan dan angkasa luar; teknologi alternatif yang dapat diperbaharui, penerapan bioteknologi dan yang mungkin paling mempengaruhi globalisasi, yakni teknologi informasi. Ada beberapa gejala gelombang I yang muncul pada masa ini antara lain adalah timbulnya gejala global village dan de-urbanisasi (karena bagusnya layanan telekomunikasi dan transportasi), dan timbulnya gejala dimana konsumen ingin memproduksi barang- barangnya sendiri.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa peradaban masyarakat di negara-negara berkembang masih condong pada gelombang I Modul Geografi Kelas XII KD 3.1 dan 4.1 @2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 17

dan II, sedangkan peradaban bangsa-bangsa yang telah maju terutama berada dalam gelombang II dan III. Dewasa ini Indonesia dengan pembangunan berencananya, berusaha untuk "tinggal landas" memasuki peradaban gelombang II untuk menjadi negara industri baru, mungkin seperti yang dicontohkan oleh negara-negara industri baru (New Emerging Industrialized Countries), seperti Taiwan, Singapura, Korea Selatan, dan China.

Untuk lebih menarik mempelajari materi ini silakan buka pawer point 

e. Teori Interaksi Wilayah

 

Perkembangan wilayah tidak berjalan serentak, ada yang berkembang pesat namun ada pula yang berjalan lambat. Perkembangan wilayah ini terkait dengan interaksi antar wilayah. Beberapa komponen yang mempengaruhi interaksi wilayah antar alain adalah jumlah penduduk, jarak dan jumlah jaringan jalan yang menghubungkan antar wilayah. Kekuatan interaksi wilayah dapat dibandingkan dengan menggunakan teori grafik, model gravitasi dan teori titik henti.

1) Teori Grafik

Salah satu komponen penting interaksi antar wilayah adalah infrastruktur berupa jaringan jalan. Makin banyak jaringan jalan yang menghubungkan antar kota maka alternatif distribusi penduduk, barang dan jasa makin lancar. Anda tentu sependapat bahwa antara satu wilayah dan wilayah lain senantiasa dihubungkan oleh jalur-jalur transportasi sehingga membentuk pola jaringan transportasi. Tingkat kompleksitas jaringan yang menghubungkan berbagai wilayah merupakan salah satu indikasi kuatnya arus interaksi.

Sebagai contoh, dua wilayah yang dihubung kan dengan satu jalur jalan tentunya memiliki kemungkinan hubungan penduduknya jauh lebih kecil dibandingkan dengan dua wilayah yang memiliki jalur transportasi yang lebih banyak.

Untuk menganalisis potensi kekuatan interaksi antarwilayah ditinjau dari struktur jaringan jalan sebagai prasarana transportasi, K.J. Kansky mengembangkan Teori Grafik dengan membandingkan jumlah kota atau daerah yang memiliki banyak rute jalan sebagai sarana penghubung kota-kota tersebut. Menurut Kansky, kekuatan interaksi ditentukan dengan Indeks Konektivitas. Semakin banyak jaringan jalan yang menghubungkan kota-kota maka makin tinggi nilai indeks konektivitasnya. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap potensi pergerakan manusia, barang, dan jasa karena prasarana jalan sangat memperlancar tingkat mobilitas antarwilayah. Untuk menghitung indeks konektivitas ini digunakan rumus sebagai berikut.       





Analisis indeks konektivitas dapat dijadikan salah satu indikator dan pertimbangan untuk menentukan lokasi usaha yang potensial menguntungkan karena memiliki nilai interaksi yang tinggi. Indeks konektivitas yang tinggi dapat ditafsirkan wilayah tersebut memiliki interaksi yang tinggi pula sehingga memperlancar arus pergerakan manusia, barang, dan jasa yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2) Teori Gravitasi


 

Teori Gravitasi kali pertama diperkenalkan dalam disiplin ilmu Fisika oleh Sir Issac Newton (1687). Inti dari teori ini adalah bahwa dua buah benda yang memiliki massa tertentu akan memiliki gaya tarik menarik antara keduanya yang dikenal sebagai gaya gravitasi. Kekuatan gaya tarik menarik ini akan berbanding lurus dengan hasil kali kedua massa benda tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda tersebut. Secara matematis, model gravitasi Newton ini dapat diformulasikan sebagai berikut.

selengkapnya di unduh

Untuk pertemuan kali ini kalian bisa menyelesaian soal latihan yang disiapkan 

Rabu, 09 Agustus 2023

Potensi Sumber Daya Kelautan Indonesia dan Pengelolaan Sumber Daya kelautan Indonesia


Indikator:

3.1.8 Mengidentifikasi potensi sumber daya kelautan Indonesia

3.1.9 Menganalisis pengelolaan sumber daya kelautan Indonesia

A. Potensi Sumber Daya Kelautan Indonesia

 Indonesia memiliki laut yang sangat luas dengan berbagai sumber daya kelautan yang dimilikinya. Indonesia adalah kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas laut dan jumlah pulau yang besar. hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara yang dikaruniai sumber daya kelautan yng besar, termasuk kekayaan keanekaragaman hayati dan non hayati kelautan.

Sumber daya kelautan terdiri dari:

 1. Sumber daya perikanan, baik berupa perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Perikanan tangkap adalah semua aktivitas yang mencakup penangkapan sejumlah spesies ikan pada perairan yang tidak dibudidayakan. Budidaya perikanan adalah usaha pemeliharaan dan pengembangbiakan ikan atau organisme air lainnya. Dua kelompok perikanan laut adalah kelompok ikan pelagis (hidup pada permukaan laut) dan kelompok ikan domersal (ikan yang hidup di dasar laut).

2. Energi kelautan, terdiri dari:

a. Energi gelombang laut (wave energy), yaitu energi yang dihasilkan dari pergerakan gelombang laut menuju daratan dan sebaliknya.

b. Energi pasang surut (tidal energy), adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan air laut karena perbedaan pasang surut.

c. Energi panas laut (ocean thermal energy conversion/OTEC), adalah energi yang dihasilkan dari perbedaan temperatur antara permukaan yang hangat dengan air laut dalam yang dingin tanpa menghasilkan gas rumah kaca atau limbah lainnya.

3. Sumber daya minyak dan gas bumi. Minyak dan gas bumi menjdai sumber energi, bahan bakar, dan devisa negara dari ekspor.kawasan potensial migas inijuga mengandung barang tambang dan mineral seperti emas, perak, timah, biji besi, dan mineral berat.

 4. Wisata bahari, mencakup kegiatan rekreasi perahu, marina, kapal pesiar, olahraga air, wisata satwa liar (taman laut), sejarah maritim, pendidikan dan terkait dengan komponen berbasis tanah seperti hotel, resor, dan restoran.

5. Industri maritim, terdiri dari perusahaan yang kegiatannya menyediakan produk dan layanan yang terkait dengan sektor maritim yang inovatif, seperti desain kapal, konstruksi kapal, perdagangan kapal, pengoperasian kapal, dan lain sebagainya.

6. Jasa angkutan laut, adalah setiap kegiatan pemindahan orang atau barang dari satu tempat ke tempat lain yang dilakukan oleh perusahaan angkutan laut dalam satu perjalanan atau lebih dengan bayaran. Jasa kelautan adalah terdiri dari segala jenis kegiatan yang menunjang dan memperlancar kegiatan sektor kelautan.

7. Alur laut Kepulauan Indonesia dapat dipergunakan sebagai alur laut yang memungkinkan kapal-kapal asing untuk berlayar.

 


B. Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Indonesia

Indonesia memiliki potensi sumber daya kelautan yang sangat kaya. Petensi dan kekayaan ini perlu dikelola dengan baik sehingga ekonomi kelautan dapat menjadi keunggulan kompetitif bangsa Indonesia. Pengelolaan sumber daya kelautan di Indonesia dapat dilakukan dengan cara:

1. Sumber daya perikanan Indonesia, dikelola dengan menjaga keseimbangan produksi dan kelestarian sumber daya. Di beberapada daerah perikanan tangkap telah terjadi overfishing dan ilegal fishing di perairan perbatasan Indonesia. Ada baiknya perikanan di Indonesia fokus pada perikanan budidaya dengan trilogi pembangunan perikanan, yakni pengendalian perikanan tangkap, pengembangan perikanan budidaya, dan peningkatan mutu dan nilai tambah.

2. Energi kelautan Indonesia yang belum banyak diketahui oleh masyarakt Indonesia. Diperlukan sosialisasi mengenai energi kelautan Indonesia untuk memenuhi kebutuhan listrik di masa mendatang. Pemanfaatan energi gelombang baru pada tahap penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL)

3. Industri minyak bumi. Industri ini sudah berlangsung sejak lama sehingga produksinya semakin menurun. Produksi gas bumi Indonesia relatif meningkat sejak tahun 1970-an dan cenderung stagnan pada saaat ini.

4. Pengelolaan wisata bahari perlu memperhatikan komponen produk dalam industri pariwisata. Ketiga komponen produk adalah akses menuju daerah tujuan wisata, dan atraksi wisata di daerah tujuan wisata. Untuk pengembangan wisata nasional, pemerintah telah menetapkan saptapesona yang mencakup suasana aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah, dan penuh kenangan. Lima komponen utama pengadaan wisata bahati adalah objek pariwisata bahari, transportasi, pelayanan, promosi, dan informasi. perekonomian negara dengan cara pembangunan pelabuhan-pelabuhan besar di kawasan ALKI sebagai tempat persinggahan kapal-kapal asing yang melintasi ALKI.

C. Posisi Strategis Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

Dari penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki posisi strategis sebagai poros maritim dunia, poros maritim adalah gagasan strategis yang diwujudkan untuk menjamin konektivitas antarpulau, pengembangan industri perkapallan dan perikanan, perbaikan transportasi laut serta fokus pada kemananan maritim. Pada KTT Asia Timur di Myanmar tahun 2104, presiden Joko Widodo menyampaikan gagasan lima pilar utama yang menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, yaitu:

1. Pembangunan kembali budaya maritim Indonesia

 2. Komitmen menjaga dan mengelola sumber daya laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut melalui pengembangan industri perikanan dengan menempatkan nelayan sebagai pilar utama

3. Komitmen mendorong pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim dnegan membangun tol laut, pelabuhan laut, logistik, dan industri perkapalan, serta pariwisata maritim.

4. Diplomasi maritim yang mengajak semua mitra Indonesia untuk bekerja sama pada bidang kelautan

5. Pembangunan kekuatan pertahanan maritim.

 Bagian yang menjadi unsur terbesar dalam pembangunan poros maritim dunia adalahs ebagai berikut:

a. Aspek ekonomi kelautan dan kemaritiman sebagai aset andalan pengembangan dan pembangunan poros maritim dunia. Aspek ekonomi kelautan dan kemaritiman mencakup sumberdaya perikanan, migas lepas pantai, mineral dasar laut, trasportasi laut, industri maritim, wisata bahari, biodiversifikasi laut da potensi intangible lainnya, serta pulau kecil terluar/terdepan.

b. Aspek komponen tata kelola untuk menentukan begaimana aspek ekonomi kelautan dan kemaritiman dapat dikelola dan dikembangkan arahnya untuk mewujudkan poros maritim dunia. Aspek ini mencakup penataan ruang laut, pengaturan alur laut kepulauan, pengawasan laut, pertahanan dan keamanan untuk kedaulatan NKRI, budaya bahari, sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan, serta kualitas dan daya dukung lingkungan laut




Senin, 07 Agustus 2023

LKPD PerkembanganJalur Transportasi dan jalur Perdangan di Indonesia

 

Indikator:

3.1.6 Menjelaskan perkembangan jalur- jalur transportasi di Indonesia sebagai poros maritim dunia

3.1.7 Mengidentifikasi jalur perdagangan internasional di Indonesia sebagai poros maritim dunia

A. Perkembangan Jalur Transportasi di Indonesia

Laut Indonesia penting bagi perdagangan dunia. Letak geografis Indonesia yang berada di antara dua benua dan dua samudera menjadikan Indonesia sebagai lalu lintas pelayaran internasional. Pelayaran rute Asia Selatan, Eropa, Afrika, dan Australia melewati perairan Indonesia.

Perairan Indonesia memiliki beberapa jalur utama yaitu Laut Natuna, Laut Jawa, Laut flores, Laut Sulawesi, Laut Maluku dan Laut Banda. Titik-titik strategis Indonesia yang dilalui oleh kapal perdagangan yaitu Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok dan Selat Makassar, dalam geografi transportasi disebut choke points, yaitu lokasi yang membatasi kapasitas sirkulasi dan tidak dapat dilewati dengan mudah karena sangat mudah untuk diblokir.

Selat Malaka termasuk kategori jalur utama bersama dengan Terusan Panama, Terusan Suez, dan Selat Hormuz. Jalur utama adalah jalur yang sangat penting karena tidak memiliki jalur alternatif lain yang ekonomis. Selat Lombok, Selat Sunda, Selat Makassar masuk dalam kategori jalur sekunder yang memiliki jalur alternatif walaupun cukup rumit.

 Di Indonesia terdapat tiga alur laut Kepulauan Indonesia (ALKI). Alur ini adalah jalur yang ditetapkan berdasarkan konvensi hukum laut internasional sebagai jalur pelayaran dan penerbangan damai sehingga dapat terselenggara secara terus menerus tanpa terhalang, dan secepat mungkin. ALKI menghubungkan dua perairan bebas, yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Hak dan kewajiban kapal dan pesawat asing yang melintasi ALKI diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2002. Ketiga alur laut itu adalah sebagai berikut:

1. ALKI I melalui alur Selat Sunda, Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut Tiongkok Selatan

2. ALKI II melalui alur Selat Lombok, Selat Makassar, dan Laut Sulawesi

3. ALKI III-A melalui Laut Sawu, Selat Ombai, Laut Banda (barat Pulau Buru), laut Seram (timur Pulau Mongole), Laut Maluku, dan Samudera Pasifik.

 4. ALKI III-B melalui Laut Timor, Selat Leti, Laut Banda (barat Pulau Buru), laut Seram (timur Pulau Mongole), Laut Maluku, dan Samudera Pasifik

5. ALKI III-C melalui Laut Arafuru, Laut Banda, (barat Pulau Buru), laut Seram (timur Pulau Mongole), Laut Maluku, dan Samudera Pasifik. Gambar 9. Peta Alur Kelautan Indonesia (ALKI)


 SELENGKAPNYA KLIK UNDUH DI SINI 

Minggu, 06 Agustus 2023

LKPD WILAYAH DAN PERWILAYAH PERTEMUAN 1

 

 

 

A.      Perwilayahan Formal dan Fungsional

1.       Wilayah Formal

Wilayah formal disebut juga wilayah uniform, yaitu suatu wilayah yang dibentuk oleh adanya kesamaan kenampakan (homogenitas), misalnya kenampakan kesamaan dalam hal fisik muka bumi, iklim, vegetasi, tanah, bentuk lahan, penggunaan lahan yang ada dalam wilayah tersebut, baik secara terpisah maupun berupa gabungan dari berbagai aspek. Karena itu, wilayah yang demikian, mempunyai bentuk-bentuk kenampakan penggunaan lahan dengan pola umum dari aktivitas industri, pertanian, permukiman, perkebunan, dan bentuk-bentuk penggunaan lahan lain yang relatif tetap. Karena itu, wilayah formal lebih bersifat statis. Misalnya, lembah sungai yang dicirikan oleh daerah alirannya, di kota besar daerah CBD (Central Bussiness District), zone permukiman, zone pinggiran kota juga merupakan region formal.

UNTUK LEBIH LENGKAPNYA  SILAKAN DI  > UNDUH

Rabu, 02 Agustus 2023

LKPD MATERI PENDALAMAN POSISI STRATEGIS INDONESIA

 

Satuan Pendidikan : SMA

 Mata Pelajaran : Geografi

Kelas/Semester : XI/Ganjil

Materi Pokok :Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia

Kompetensi Inti

KI3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

 KI4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

 Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar

 

Indikator Pencapaian Kompetensi

3.1 Memahami kondisi wilayah dan posisi strategis Indonesia sebagai poros maritim dunia

3.1.1 Mengidentifikasi letak dan luas Indonesia secara fisiografis

3.1.2 Menentukan batas-batas wilayah Indonesia

3.1.3 Mengaitkan letak, luas, dan batas wilayah Indonesia dengan poros maritim dunia

 

A.      Letak Wilayah Indonesia

Dari segi geografis dan sosial budaya, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki posisi geografis yang unik yang strategis. Hal ini dapat dilihat dari letak Indonesia yang berada diantara dua samudra dan dua benua sekaligus memiliki perairan yang menjadi salah satu urat nadi perdagangan nasional. Hubungan antara posisi geografis yang strategis dan keberadaan negara Indonesia di masa mendatang akan ditentukan oleh dua hal. Pertama, seberapa baik negara Indonesia menyelesaikan proses perundingan perbatasan, mengingat Indonesia berbatasan laut dan darat secara langsung dengan negara tetangga dengan masalah perbatasan laut yang belum selesai. Hasil perundingan perbatasan degan negara lain akan mennetukan strategi pengolahan perbatasan dan pertahanan. Kedua, strategi yang akan dilakukan Indonesia dalam mengantisipasi pengaruh China dan negara besar lainnya di kawasan Asia Timur. Letak dan kondisi geografis Indonesia sangat mempengaruhi keberadaannya di masa depan. Hal ini tidak dapat disandarkan hanya kepada pemerintahan saja. Masyarakat Indonesia juga perlu mendukung pemerintah untuk menghadapi tantangan atas fakta geografis Indonesia

UNTUK FILE LENGKAP KLIK : UNDUH

SOAL PERSIAPAN UJIAN SEMESTER

  Pelajari soal di bawah ini untuk persiapan ujian semester ! 1. Gejala geosfer. (1) perubahan iklim global (2) kebakaran hutan di Kaliman...