Rabu, 16 Februari 2022

Modul, Pertumbuhan Penduduk

 


MAN 1 KOTA PALU

Modul Belajar Siswa Kelas XI

Jual globe bola dunia 30 cm cek harga di PriceArea.comMata Pelajaran Geografi

 

DINAMIKA KEPENDUDUKAN DAN PERMAALAHANNYA

 

 

 


FATMAH, S.Pd

 

 

 KD 3: 3.5 Menganalisis dinamika kependudukan di Indonesia untuk perencanaan pembangunan.

KD 4: 4.5 Menyajikan data kependudukan dalam bentuk peta, tabel, grafik, dan/atau gambar

INDIKATOR:

·   Menganalisis Pertumbuhan penduduk

TUJUAN :

·  Menganalisis Pertumbuhan penduduk

MATERI:

 

Pertumbuhan penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya.Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi).Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami, sedangkan perpindahan penduduk dinamakan faktor non alami.Migrasi ada dua yaitu migrasi yang dapat menambah jumlah penduduk disebut migrasi masuk (imigrasi), dan yang dapat mengurangi penduduk disebut migrasi keluar (emigrasi).

Sebelum kita membahas perkembangan jumlah penduduk Indonesia, terlebih dahulu perhatikanlah tabel di bawah ini.

Tabel  Perkembangan Penduduk Dunia


r: https://www.google.com/search

Dari tabel tersebut menunjukan bahwa untuk mencapai jumlah penduduk dua kali lipat waktu yang diperlukan makin lama makin singkat.

Faktor penyebab utama ini adalah adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama kemajuan di bidang kesehatan.

Dengan kemajuan teknologi kesehatan kelahiran dapat diatur dan kematian dapat dicegah. Ini semua mengakibatkan menurunnya angka kematian secara drastis atau mencolok.

Sesuai dengan tingkat kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi maka tiap-tiap masyarakat atau negara, pertumbuhan penduduknya mengalami 4 periode yaitu:

·   Periode I
Pada periode ini pertumbuhan penduduk berjalan dengan lambat yang ditandai dengan adanya tingkat kelahiran dan kematian yang rendah sehingga disebut periode statis.

·   Periode II
Tahap kedua ini angka kematian mulai turun karena adanya perbaikan gizi makanan dan kesehatan. Akibat dari itu semua pertumbuhan penduduk menjadi cepat mengingat angka kelahiran yang masih tinggi.

·   Periode III
Periode ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan penduduk mulai turun. Tingkat kematian pada periode ini stabil sampai pada tingkat rendah dan angka kelahiran menurun, penyebabnya antara lain adanya pembatasan jumlah anggota keluarga.

·      Periode IV


Pada masa ini tingkat kematian stabil, tetapi tingkat kelahiran menurun secara perlahan sehingga pertumbuhan penduduk rendah. Periode ini di sebut periode penduduk stasioner.

Dari empat periode di atas, pertumbuhan penduduk Indonesia berada pada periode kedua dan sekarang sedang menuju periode ketiga.
Sampai di sini Anda memahami tentang pertumbuhan penduduk?

Agar pemahaman Anda terhadap perkembangan jumlah penduduk Indonesia lebih lengkap, perhatikan grafik berikut ini!

Grafik Perkembangan Penduduk Indonesia Tahun 1930-2000



Sumber : https://www.google.com/

 

 

1. Pertumbuhan Penduduk Alami

Pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari hasil selisih tingkat kelahiran dengan kematian dalam satu tahun disebut pertumbuhan penduduk alami. Pertumbuhannya dinyatakan dalam perseribu. Kejadian paling sederhana dapat kita lakukan dengan melakukan pengamatan penduduk di lingkungan kita. Dalam satu tahun, berapa kali terjadi kelahiran, dan berapa kali terjadi kematian? Misalkan, pada saat ini jumlah penduduk di kampungmu 1000 orang, maka dengan menghitung selisih jumlah kelahiran dan kematian maka kita akan menemukan angka pertumbuhan penduduk di kampungmu. Contoh, jumlah bayi yang lahir 40, penduduk yang meninggal dunia 20, maka dengan menggunakan rumus di bawah ini pertumbuhan penduduk di kampung adalah 40-20 perseribu, atau 20 perseribu atau 2%.

Adapun perhitungannya dapat digunakan rumus:
P = L – M

 

Keterangan
P = Pertumbuhan penduduk
L = Lahir
M = Mati

Contoh soal: Jumlah penduduk pada negara Indonesia tahun 2017 adalah  30.800.300 jiwa, pada tahun yang sama terdapat kelahiran sekitar 1.000.000 jiwa dan angka kematian 500.000 jiwa. Berapakah jumlah pertumbuhan penduduk alaminya?

Jawaban: Untuk menjawab soal ini kita menggunakan rumus:

Pa = L – M
= 1.000.000 – 500.000
= 500.000 jiwa

Jadi, jawaban soal pertambahan penduduk alami di Indonesia pada tahun 2017 adalah 600.000 jiwa.

 

 

 

2. Pertumbuhan Penduduk Non Alami

Pertumbuhan penduduk non alami diperoleh dari selisih penduduk yang melakukan imigrasi (migrasi masuk) dengan emigrasi (migrasi keluar). Pertumbuhan penduduk non alami disebut juga dengan pertumbuhan penduduk karena migrasi. Perhitungan penduduk non alami dapat digunakan rumus sebagai berikut:

 

P = I – E

 

P = Pertumbuhan penduduk

I = Imigrasi

E = Emigrasi

 

Contoh Soal

Pada tahun 2021 di Negera Indonesia Jumlah Migrasi masuknya (imigrasi) sebesar 25.000 jiwa dan migrasi keluar (emigrasi) sebesar 20.000 jiwa. Berdasarkan data yang sudah dijelaskan tersebut, hitunglah Pertumbuhan Penduduk Migrasi tahun 2021?

Jawab :
I = 25.000
E = 20.000
T = I – E
= 25.000-20.000 = 5.000
Jadi pertumbuhan penduduk migrasi negara indonesia tahun 2021 adalah 5.000 jiwa.

 

3. Pertumbuhan penduduk Total

Jamur menyerap zat organik dari lingkungannya atau bersifat heterotrof, penguraian zat organik dilakukan diluar tubuh jamur. Berdasarkan cara memperoleh makanannya, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, saprofit atau simbiosis mutualisme dengan organisme lain. Pertumbuhan total adalah pertumbuhan penduduk yang dihitung dari selisih jumlah kelahiran dengan kematian ditambah dengan selisih dari pertumbuhan non alami. Perhitungan penduduk total dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

 

P = (L – M ) + (I – E)

 

Keterangan

P = jumlah pertumbuhan penduduk dalam satu tahun

L = jumlah kelahiran dalam satu tahun

M= jumlah kematian dalam satu tahun

I = Imigrasi

E = Emigrasi

  

Laju pertumbuhan penduduk total di Indonesia tidak terlalu banyak berbeda dengan laju pertumbuhan penduduk alami, karena migrasi (baik imigrasi maupun emigrasi) jumlahnya tidak begitu banyak sehingga pengaruhnya sangat kecil dan dapat diabaikan. Pertumbuhan penduduk biasanya dinyatakan dengan angka persen (%) dan biasanya diperhitungkan untuk jangka waktu per setiap tahun.

 

Contoh Soal:
Di suatu wilayah diketahui jumlah kelahiran sebesar 967.000 jiwa dan kematian sebesar 659.000 jiwa, sedangkan terjadi imigrasi sebesar 889.000 jiwa dan emigrasi sebesar 512.000 jiwa. Hitunglah pertumbuhan penduduk totalnya!

Jawab:
L = 976.000 I = 889.000
M = 659.000 E = 512.000
X = (L – M) + (I – E)
= (967.000 – 659.000) + (889.000 – 512.000)
= 308.000 + 377.000
= 685.000 jiwa

Jadi pertumbuhan pendunduk total wilayah tersebut sebesar 685.000 jiwa.

 

4. Kelahiran (Natalitas)


Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas)

Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:

·   Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.

·   Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.

·   Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.

·   Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.

·      Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.

 

Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:

 

·  Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.

·  Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.

·  Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

·  Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.

·  Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.

 

Pengukuran kelahiran dapat dilakukan melalui beberapa cara ;

a.    Angka Kelahiran Kasar

Angka kelahiran kasar (crude birth rate disingkat CBR) menunjukkan jumlah kelahiran tiap 1.000 penduduk setiap tahun, dengan rumus sebagai berikut.

CBR = B/P x k

Keterangan:

B: jumlah bayi yang lahir pada periode tertentu.

P: jumlah penduduk pada pertengahan tahun.

k: konstanta, biasanya 1.000.

Note

Tinggi = > 30 jiwa

Sedang = 20 – 30 jiwa

Rendah = < 20 jiwa

 

Contoh soal

Pada tahun 2018 di Desa Sukajati, terjadi kelahiran sebanyak 1.200 bayi. Jumlah penduduk di Desa Sukajati pada tahun yang sama adalah 84.000 jiwa. Berapakah angka kelahiran kasar Desa Sukajati tahun 2018?

Diketahui,

Birth = 1.200

Population = 84.000

Ditanya,

CBR Desa Sukajati tahun 2018 adalah?

Jawab:

 CBR = (Birth × 1.000)/Population

 CBR = (1.200 ×1.000)/84.000

 CBR = 1.200.000/84.000

 CBR = 14,28 = 14

Jadi, CBR Desa Sukajati tahun 2018 adalah 14 jiwa.

 

 

b.    Angka Kelahiran Menurut Umur


Cara pengukuran kelahiran metode CBR seringkali kurang memuaskan karena tidak memperhatikan pembagian menurut jenis kelamin dan menurut golongan umur

Rumus:

ASBRx = Bx/Px x k

 

Keterangan:

Bx: jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur x pada tahun tertentu.

Px: jumlah penduduk wanita kelompok umur x pada pertengahan tahun yang sama.

x: kelompok umur (15-19, 20-27, dst)

k: konstanta, biasanya 1.000

 

Contoh Soal

Berdasarkan data monografi desa, pada tahun 2019 di Desa Kalibaru, wanita berumur 45-49 tahun pertengahan tahun 2019 sebanyak 659 jiwa. Terjadi kelahiran sebanyak 11 bayi, pada kelompok wanita usia tersebut. Jumlah penduduk di Desa Kalibaru pada tahun yang sama adalah 5.216 jiwa. Angka kelahiran menurut umur Desa Sukatani tahun 2019 adalah ….

Jawab;
Jumlah kelahiran pada wanita usia 45 – 49 = 11 jiwa
Jumlah penduduk wanita berusia 45 – 49 = 659 jiwa
ASFR =…?

ASFR= \frac{11}{659}X 1000 = 16,69 = 17ASFR=65911X1000=16,69=17

Jadi ASFR 17, artinya setiap 1000 wanita umur 45-49 tahun dalam 1 tahun jumlah kelahiran ada 17 bayi

 

 

5. Kematian (mortalitas)

a.    Faktor-faktor antimortalitas

• tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai,
• lingkungan yang bersih dan teratur,
• adanya ajaran agama yang melarang bunur diri, dan
• tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi sehingga penduduk tidak mudah terserang penyakit.

b.    Faktor-faktor promortalitas• kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan,

• fasilitas kesehatan yang kurang memadai, misalnya kurangnya rumah sakit, peralatan kesehatan, dan obat-obatan,
• seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas,
• adanya bencana alam yang meminta korban jiwa,
• terjadinya peperangan.

Rumus ini digunakan untuk menghitung angka kematian kasar. Kalau tadi CBR adalah angka kelahiran kasar, nah ini kebalikannya, guys.

 

Rumus:

CDR = D/P x k

 

Keterangan:

D: jumlah kematian dalam periode tertentu.

P: jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu.

k: konstanta, biasanya 1.000.

Note

Tinggi = > 20 jiwa

Sedang = 10 – 20 jiwa

Rendah = < 10 jiwa

 

Contoh Soal

Pada tahun 2015, jumlah penduduk di suatu wilayah adalah 500.000 jiwa. Setelah setahun berlalu diketahui terdapat kematian sejumlah 1000 orang. Berapakah angka kematian kasarnya?

Diketahui:

Jumlah kematian = 1.000 orang

Jumlah penduduk = 500.000 orang

Jawab:

CDR = 1.000/500.000 X 1.000 = 2

 

 

 

Age Specific Death Rate (ASDR) atau Angka Kematian Spesifik

Rumus ini digunakan untuk menentukan angka kematian secara spesifik.

Rumus:

ASDRx = Dx/Px x k

 

Keterangan

 

Dx: jumlah penduduk yang meninggal dari kelompok umur tertentu pada tahun tertentu.

Px: jumlah penduduk dari kelompok umur x pada pertengahan tahun yang sama.

x: kelompok umur (15-19, 20-27, dst).

k: konstanta, biasanya 1.000.

 

Infant Mortality Rate (IMR) atau Angka Kematian Bayi

Rumus ini digunakan untuk menghitung angka kematian bayi sebelum ulang tahun pertama mereka (0-11 bulan) setiap 1.000 kelahiran hidup dalam tahun tertentu.

Kita perlu menghitung angka kematian bayi untuk melihat apakah kualitas kependudukan di daerah tertentu baik atau buruk.

Rumus:

IMR = Do/B x k

Keterangan:

Do: jumlah kematian bayi di bawah 1 tahun pada tahun tertentu.

B: jumlah kelahiran hidup dalam tahun yang sama.

k: konstanta, biasanya 1.000.

Note:

Tinggi = > 75 jiwa

Sedang = 35 – 75 jiwa

Rendah = < 35 jiwa

 

6. Cara Menghitung Pertumbuhan Penduduk

Rumus ini untuk menghitung besarnya perubahan jumlah penduduk suatu wilayah selama periode tertentu dengan memperhatikan faktor kelahiran, kematian, dan migrasi.

Rumus:

PPt = (L-M) + (I-E)

atau rumus berikut untuk menentukan persentase,

%PPt = PPt/Po x 100%

Keterangan:

L: jumlah kelahiran.

M: jumlah kematian.

I: jumlah imigrasi (penduduk yang masuk).

E: jumlah emigrasi (penduduk yang keluar).

Po: jumlah penduduk tahun awal.

Seberapa padatkah penduduk di daerah tempat tinggalmu? Masih ada lahan yang cukup untuk ditinggali tidak, ya? Nah, tahukah kamu apa itu kepadatan penduduk? Kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas lahan. Secara umum, tingkat kepadatan penduduk (population density) adalah perbandingan banyaknya jumlah penduduk dengan luas daerah berdasarkan satuan luas tertentu.

Jenis-Jenis Kepadatan Penduduk

Ternyata ada 3 jenis kepadatan penduduk, lho! Apa saja ya? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini! 

1. Kepadatan Penduduk Berdasarkan Lahan Pertanian

Kepadatan penduduk berdasarkan lahan pertanian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kepadatan penduduk agraris dan kepadatan penduduk fisiologis.

Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian dengan luas lahan pertanian. Istilah lain untuk kepadatan penduduk agraris adalah kepadatan penduduk netto.

Rumus kepadatan penduduk agraris:


Contoh soal:

Suatu wilayah pada tahun 2005 jumlah penduduknya sebesar 7.584.000 jiwa, dari jumlah penduduk tersebut 2.050.000 jiwa adalah penduduk yang bekerja sebagai petani. Sedangkan luas wilayah pertaniannya adalah 154.820 km . Berapakah kepadatan agraris wilayah tersebut ?

Jawab:


Jadi kepadatan agraris wilayah tersebut ialah 13  jiwa/km2ementara itu, kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan jumlah penduduk total, baik yang berprofesi sebagai petani maupun yang bukan berprofesi sebagai petani, dengan luas lahan pertanian.

2. Kepadatan Penduduk Umum (Aritmatik)

Kepadatan penduduk aritmatik adalah jumlah penduduk rata-rata yang menempati wilayah per kilometer persegi. Kepadatan penduduk aritmatik juga dikenal dengan istilah kepadatan penduduk secara umum. Kepadatan penduduk aritmatik merupakan perbandingan antara jumlah penduduk total - tanpa memandang mata pencaharian - dengan luas wilayah, baik wilayah lahan pertanian ataupun tidak. 

Rumus kepadatan penduduk aritmatik adalah:

ontoh soal:
Pada tahun 2005 jumlah penduduk di suatu wilayah sebesar 7.584.000 jiwa, sedang luas wilayah tersebut adalah 226.782 km. Berapakah kepadatan penduduk aritmatik wilayah tersebut?
Jawab:


3.  Kepadatan fisiologis ialah jumlah penduduk tiap kilometer persegi tanah pertanian. dihitung dengan rumus sebagai berikut.


Contoh soal:

Diketahui jumlah penduduk suatu wilayah pada tahun 2005 sebesar 7.584.000 jiwa dan luas lahan pertaniannya sebesar 154.820 km Berapakah kepadatan fisiologi wilayah tersebut?

Jawab :


 Faktor Kepadatan Penduduk

Squad, kepadatan penduduk di tiap-tiap wilayah Indonesia tidaklah sama, lho. Kepadatan penduduk yang berbeda-beda ini bisa menimbulkan permasalahan kependudukan. Permasalahan kependudukan yang dimaksud antara lain terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana sosial, kesempatan kerja, stabilitas keamanan, serta pemerataan pembangunan. Informasi kepadatan penduduk tiap daerah perlu diketahui untuk mengetahui gejala kelebihan penduduk (overpopulation), untuk mengetahui pusat-pusat aglomerasi penduduk, serta untuk mengetahui penyebaran dan pusat-pusat kegiatan ekonomi maupun budaya. Berikut adalah contoh Peta Kepadatan Penduduk Indonesia di tahun 2014

Peta Kepadatan Penduduk di Indonesia Tahun 2014 (Sumber: kemendagri.go.id)

Tingkat kepadatan penduduk di setiap daerah tidak merata karena ada lahan atau wilayah yang kurang cocok untuk dijadikan tempat tinggal. Sementara itu, daerah yang memiliki akses mudah ke pusat industri dan memiliki tanah yang subur cenderung memiliki tingkat kepadatan penduduk yang relatif tinggi. 


Dampak Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk pada daerah tertentu akan memiliki efek samping terkait dengan permasalahan kependudukan, antara lain:

a. Munculnya kawasan-kawasan kumuh kota dengan rumah-rumah yang tidak layak huni.

b. Tingginya kompetisi di dunia kerja.

c. Turunnya kualitas lingkungan.

d. Terganggunya stabilitas keamanan.

Cara Menanggulangi Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk yang berlebihan tentu saja akan mengganggu kenyamanan bersama di lingkungan tersebut, ya. Terlebih lagi, masih ada ketidakmerataan jumlah penduduk di daerah-daerah tertentu. Oleh karena itu, kita harus menanggulangi kepadatan penduduk tersebut. Apa saja ya, yang bisa dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut? 



 


 

 

Sumber

https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/

https://www.zenius.net/blog/dinamika-kependudukan-indonesia

https://www.google.com/

https://www.ruangguru.com/

https://geo-media.blogspot.com/

https://kumparan.com/

https://brainly.co.id/

https://www.geovolcan.com/menghitung-angka-kelahiran-dan-kematian/

https://www.penuliscilik.com/

https://www.geovolcan.com/rumus-dan-soal-pertumbuhan-penduduk/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOAL PERSIAPAN UJIAN SEMESTER

  Pelajari soal di bawah ini untuk persiapan ujian semester ! 1. Gejala geosfer. (1) perubahan iklim global (2) kebakaran hutan di Kaliman...