|
MAN 1 KOTA PALU |
Modul Belajar Siswa Kelas XI
DINAMIKA KEPENDUDUKAN DAN PERMAALAHANNYA |
FATMAH, S.Pd |
KD 3: 3.5
Menganalisis dinamika kependudukan di Indonesia untuk perencanaan pembangunan.
KD 4: 4.5 Menyajikan data kependudukan dalam bentuk
peta, tabel, grafik, dan/atau gambar
INDIKATOR:
· Menganalisis Pertumbuhan penduduk
TUJUAN :
· Menganalisis Pertumbuhan penduduk
MATERI:
Pertumbuhan
penduduk
Pertumbuhan penduduk
adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun
penurunannya.Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu
kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk
(migrasi).Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami, sedangkan perpindahan penduduk
dinamakan faktor non alami.Migrasi ada dua yaitu migrasi yang dapat menambah
jumlah penduduk disebut migrasi masuk (imigrasi),
dan yang dapat mengurangi penduduk disebut migrasi keluar (emigrasi).
Sebelum kita membahas perkembangan jumlah penduduk Indonesia,
terlebih dahulu perhatikanlah tabel di bawah ini.
Tabel Perkembangan Penduduk Dunia
r: https://www.google.com/search
Dari tabel tersebut menunjukan bahwa untuk
mencapai jumlah penduduk dua kali lipat waktu yang diperlukan makin lama makin
singkat.
Faktor penyebab utama ini adalah adanya
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama kemajuan di bidang kesehatan.
Dengan kemajuan teknologi kesehatan kelahiran
dapat diatur dan kematian dapat dicegah. Ini semua mengakibatkan menurunnya angka
kematian secara drastis atau mencolok.
Sesuai dengan tingkat kemajuan dibidang ilmu
pengetahuan dan teknologi maka tiap-tiap masyarakat atau negara, pertumbuhan
penduduknya mengalami 4 periode yaitu:
·
Periode I
Pada periode ini pertumbuhan penduduk berjalan dengan lambat yang ditandai
dengan adanya tingkat kelahiran dan kematian yang rendah sehingga disebut
periode statis.
·
Periode II
Tahap kedua ini angka kematian mulai turun karena adanya perbaikan gizi makanan
dan kesehatan. Akibat dari itu semua pertumbuhan penduduk menjadi cepat
mengingat angka kelahiran yang masih tinggi.
·
Periode III
Periode ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan penduduk mulai turun. Tingkat
kematian pada periode ini stabil sampai pada tingkat rendah dan angka kelahiran
menurun, penyebabnya antara lain adanya pembatasan jumlah anggota keluarga.
·
Periode IV
Pada masa ini tingkat kematian stabil, tetapi tingkat kelahiran menurun secara
perlahan sehingga pertumbuhan penduduk rendah. Periode ini di sebut periode
penduduk stasioner.
Dari empat periode di atas,
pertumbuhan penduduk Indonesia berada pada periode kedua dan sekarang sedang
menuju periode ketiga.
Sampai di
sini Anda memahami tentang pertumbuhan penduduk?
Agar pemahaman Anda terhadap perkembangan
jumlah penduduk Indonesia lebih lengkap, perhatikan grafik berikut ini!
Grafik Perkembangan Penduduk Indonesia Tahun 1930-2000
Sumber : https://www.google.com/
1. Pertumbuhan Penduduk
Alami
Pertumbuhan penduduk
yang diperoleh dari hasil selisih tingkat kelahiran dengan kematian dalam satu
tahun disebut pertumbuhan penduduk alami. Pertumbuhannya dinyatakan dalam
perseribu. Kejadian paling sederhana dapat kita lakukan dengan melakukan
pengamatan penduduk di lingkungan kita. Dalam satu tahun, berapa kali terjadi
kelahiran, dan berapa kali terjadi kematian? Misalkan, pada saat ini jumlah
penduduk di kampungmu 1000 orang, maka dengan menghitung selisih jumlah
kelahiran dan kematian maka kita akan menemukan angka pertumbuhan penduduk di
kampungmu. Contoh, jumlah bayi yang lahir 40, penduduk yang meninggal dunia 20,
maka dengan menggunakan rumus di bawah ini pertumbuhan penduduk di kampung
adalah 40-20 perseribu, atau 20 perseribu atau 2%.
![]()
Adapun perhitungannya dapat digunakan rumus:
P = L – M
Keterangan
P = Pertumbuhan penduduk
L = Lahir
M = Mati
Contoh soal: Jumlah penduduk
pada negara Indonesia tahun 2017 adalah 30.800.300 jiwa, pada tahun yang
sama terdapat kelahiran sekitar 1.000.000 jiwa dan angka kematian 500.000 jiwa.
Berapakah jumlah pertumbuhan penduduk alaminya?
Jawaban: Untuk menjawab soal
ini kita menggunakan rumus:
Pa = L – M
= 1.000.000 – 500.000
= 500.000 jiwa
Jadi, jawaban soal pertambahan
penduduk alami di Indonesia pada tahun 2017 adalah 600.000 jiwa.
2. Pertumbuhan Penduduk
Non Alami
Pertumbuhan penduduk non
alami diperoleh dari selisih penduduk yang melakukan imigrasi (migrasi masuk)
dengan emigrasi (migrasi keluar). Pertumbuhan penduduk non alami disebut juga
dengan pertumbuhan penduduk karena migrasi. Perhitungan penduduk non alami
dapat digunakan rumus sebagai berikut:
P = I – E
P = Pertumbuhan penduduk
I = Imigrasi
E = Emigrasi
Contoh Soal
Pada tahun 2021 di Negera Indonesia Jumlah Migrasi masuknya
(imigrasi) sebesar 25.000 jiwa dan migrasi keluar (emigrasi) sebesar 20.000
jiwa. Berdasarkan data yang sudah dijelaskan tersebut, hitunglah Pertumbuhan
Penduduk Migrasi tahun 2021?
Jawab :
I = 25.000
E = 20.000
T = I – E
= 25.000-20.000 = 5.000
Jadi pertumbuhan penduduk migrasi negara indonesia tahun 2021 adalah 5.000
jiwa.
3. Pertumbuhan penduduk
Total
Jamur menyerap zat
organik dari lingkungannya atau bersifat heterotrof, penguraian zat organik
dilakukan diluar tubuh jamur. Berdasarkan cara memperoleh makanannya, jamur
dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, saprofit atau simbiosis
mutualisme dengan organisme lain. Pertumbuhan total adalah pertumbuhan penduduk
yang dihitung dari selisih jumlah kelahiran dengan kematian ditambah dengan
selisih dari pertumbuhan non alami. Perhitungan penduduk total dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
P = (L – M ) + (I – E)
Keterangan
P = jumlah pertumbuhan
penduduk dalam satu tahun
L = jumlah kelahiran
dalam satu tahun
M= jumlah kematian dalam
satu tahun
I = Imigrasi
E = Emigrasi
Laju pertumbuhan
penduduk total di Indonesia tidak terlalu banyak berbeda dengan laju
pertumbuhan penduduk alami, karena migrasi (baik imigrasi maupun emigrasi) jumlahnya
tidak begitu banyak sehingga pengaruhnya sangat kecil dan dapat diabaikan.
Pertumbuhan penduduk biasanya dinyatakan dengan angka persen (%) dan biasanya
diperhitungkan untuk jangka waktu per setiap tahun.
Contoh Soal:
Di suatu wilayah diketahui jumlah kelahiran
sebesar 967.000 jiwa dan kematian sebesar 659.000 jiwa, sedangkan terjadi
imigrasi sebesar 889.000 jiwa dan emigrasi sebesar 512.000 jiwa. Hitunglah
pertumbuhan penduduk totalnya!
Jawab:
L = 976.000 I = 889.000
M = 659.000 E = 512.000
X = (L – M) + (I – E)
= (967.000 – 659.000) + (889.000 – 512.000)
= 308.000 + 377.000
= 685.000 jiwa
Jadi pertumbuhan pendunduk total wilayah
tersebut sebesar 685.000 jiwa.
4. Kelahiran (Natalitas)
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang
menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro
natalitas)
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro
natalitas) antara lain:
·
Kawin pada usia muda,
karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
·
Anak dianggap sebagai
sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
·
Anggapan bahwa banyak
anak banyak rejeki.
· Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
·
Anggapan bahwa penerus
keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan
ingin mempunyai anak lagi.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara
lain:
· Adanya program keluarga berencana yang
mengupayakan pembatasan jumlah anak.
· Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk
wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
· Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
· Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai
negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
· Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan
akan memperoleh pekerjaan.
Pengukuran kelahiran dapat dilakukan melalui beberapa cara ;
a. Angka
Kelahiran Kasar
Angka kelahiran kasar (crude birth rate disingkat CBR)
menunjukkan jumlah kelahiran tiap 1.000 penduduk setiap tahun, dengan rumus
sebagai berikut.
CBR = B/P x k
Keterangan:
B: jumlah bayi yang lahir pada
periode tertentu.
P: jumlah penduduk pada
pertengahan tahun.
k: konstanta, biasanya 1.000.
Note:
Tinggi = > 30 jiwa
Sedang = 20 – 30 jiwa
Rendah = < 20 jiwa
Contoh soal
Pada tahun 2018 di Desa Sukajati, terjadi kelahiran sebanyak 1.200
bayi. Jumlah penduduk di Desa Sukajati pada tahun yang sama adalah 84.000 jiwa.
Berapakah angka kelahiran kasar Desa Sukajati tahun 2018?
Diketahui,
Birth = 1.200
Population = 84.000
Ditanya,
CBR Desa Sukajati tahun 2018 adalah?
Jawab:
⇒ CBR = (Birth × 1.000)/Population
⇒ CBR = (1.200 ×1.000)/84.000
⇒ CBR = 1.200.000/84.000
⇒ CBR = 14,28 = 14
Jadi, CBR Desa Sukajati tahun 2018 adalah 14 jiwa.
b. Angka
Kelahiran Menurut Umur
Cara pengukuran kelahiran metode CBR seringkali kurang memuaskan karena tidak
memperhatikan pembagian menurut jenis kelamin dan menurut golongan umur
Rumus:
ASBRx = Bx/Px x k
Keterangan:
Bx: jumlah kelahiran dari
wanita kelompok umur x pada tahun tertentu.
Px: jumlah penduduk wanita
kelompok umur x pada pertengahan tahun yang sama.
x: kelompok umur (15-19, 20-27,
dst)
k: konstanta, biasanya 1.000
Contoh Soal
Berdasarkan
data monografi desa, pada tahun 2019 di Desa Kalibaru, wanita berumur 45-49
tahun pertengahan tahun 2019 sebanyak 659 jiwa. Terjadi kelahiran sebanyak 11
bayi, pada kelompok wanita usia tersebut. Jumlah penduduk di Desa Kalibaru pada
tahun yang sama adalah 5.216 jiwa. Angka kelahiran menurut umur Desa Sukatani
tahun 2019 adalah ….
Jawab;
Jumlah kelahiran pada wanita usia 45 – 49 = 11 jiwa
Jumlah penduduk wanita berusia 45 – 49 = 659 jiwa
ASFR =…?
ASFR= \frac{11}{659}X
1000 = 16,69 = 17ASFR=65911X1000=16,69=17
Jadi ASFR 17, artinya
setiap 1000 wanita umur 45-49 tahun dalam 1 tahun jumlah kelahiran ada 17 bayi
5. Kematian (mortalitas)
a. Faktor-faktor
antimortalitas
• tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai,
• lingkungan yang bersih dan teratur,
• adanya ajaran agama yang melarang bunur diri, dan
• tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi sehingga penduduk tidak mudah
terserang penyakit.
b. Faktor-faktor
promortalitas• kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan,
• fasilitas kesehatan yang kurang memadai, misalnya kurangnya
rumah sakit, peralatan kesehatan, dan obat-obatan,
• seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas,
• adanya bencana alam yang meminta korban jiwa,
• terjadinya peperangan.
Rumus ini digunakan untuk menghitung angka
kematian kasar. Kalau tadi CBR adalah angka kelahiran kasar, nah ini
kebalikannya, guys.
Rumus:
CDR = D/P x k
Keterangan:
D: jumlah kematian dalam periode tertentu.
P: jumlah penduduk pada pertengahan tahun
tertentu.
k: konstanta, biasanya 1.000.
Note:
Tinggi = > 20 jiwa
Sedang = 10 – 20 jiwa
Rendah = < 10 jiwa
Contoh Soal
Pada tahun 2015, jumlah penduduk di suatu wilayah adalah 500.000
jiwa. Setelah setahun berlalu diketahui terdapat kematian sejumlah 1000 orang.
Berapakah angka kematian kasarnya?
Diketahui:
Jumlah kematian = 1.000 orang
Jumlah penduduk = 500.000 orang
Jawab:
CDR = 1.000/500.000 X 1.000 = 2
Age Specific Death Rate (ASDR) atau Angka Kematian Spesifik
Rumus ini digunakan
untuk menentukan angka kematian secara spesifik.
Rumus:
ASDRx =
Dx/Px x k
Keterangan
Dx: jumlah penduduk
yang meninggal dari kelompok umur tertentu pada tahun tertentu.
Px: jumlah penduduk
dari kelompok umur x pada pertengahan tahun yang sama.
x: kelompok umur
(15-19, 20-27, dst).
k: konstanta, biasanya
1.000.
Infant Mortality Rate (IMR) atau Angka Kematian Bayi
Rumus ini digunakan
untuk menghitung angka kematian bayi sebelum ulang tahun pertama mereka (0-11
bulan) setiap 1.000 kelahiran hidup dalam tahun tertentu.
Kita perlu menghitung angka kematian bayi
untuk melihat apakah kualitas kependudukan di daerah tertentu baik atau buruk.
Rumus:
IMR = Do/B x k
Keterangan:
Do: jumlah kematian
bayi di bawah 1 tahun pada tahun tertentu.
B: jumlah kelahiran
hidup dalam tahun yang sama.
k: konstanta, biasanya
1.000.
Note:
Tinggi = > 75 jiwa
Sedang = 35 – 75 jiwa
Rendah = < 35 jiwa
6. Cara Menghitung Pertumbuhan Penduduk
Rumus ini untuk
menghitung besarnya perubahan jumlah penduduk suatu wilayah selama periode
tertentu dengan memperhatikan faktor kelahiran, kematian, dan migrasi.
Rumus:
PPt = (L-M)
+ (I-E)
atau rumus berikut untuk menentukan
persentase,
%PPt =
PPt/Po x 100%
Keterangan:
L: jumlah kelahiran.
M: jumlah kematian.
I: jumlah imigrasi (penduduk yang masuk).
E: jumlah emigrasi (penduduk yang keluar).
Po: jumlah penduduk tahun awal.
Seberapa padatkah penduduk
di daerah tempat tinggalmu? Masih ada lahan yang cukup untuk ditinggali tidak,
ya? Nah, tahukah kamu apa itu kepadatan penduduk? Kepadatan penduduk adalah
perbandingan jumlah penduduk dengan luas lahan. Secara umum, tingkat kepadatan
penduduk (population
density) adalah perbandingan banyaknya jumlah penduduk dengan
luas daerah berdasarkan satuan luas tertentu.
Jenis-Jenis Kepadatan Penduduk
Ternyata ada 3 jenis
kepadatan penduduk, lho!
Apa saja ya? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
1. Kepadatan Penduduk Berdasarkan Lahan
Pertanian
Kepadatan penduduk
berdasarkan lahan pertanian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kepadatan penduduk agraris dan kepadatan penduduk fisiologis.
Kepadatan penduduk
agraris adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang bekerja di sektor
pertanian dengan luas lahan pertanian. Istilah lain untuk kepadatan penduduk
agraris adalah kepadatan penduduk netto.
Rumus kepadatan penduduk agraris:
Contoh soal:
Suatu wilayah pada tahun 2005 jumlah penduduknya
sebesar 7.584.000 jiwa, dari jumlah penduduk tersebut 2.050.000 jiwa adalah
penduduk yang bekerja sebagai petani. Sedangkan luas wilayah pertaniannya
adalah 154.820 km . Berapakah kepadatan agraris wilayah tersebut ?
Jawab:
Jadi kepadatan agraris wilayah tersebut ialah 13 jiwa/km2ementara itu, kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan jumlah penduduk total, baik yang berprofesi sebagai petani maupun yang bukan berprofesi sebagai petani, dengan luas lahan pertanian.
2. Kepadatan Penduduk Umum (Aritmatik)
Kepadatan penduduk
aritmatik adalah jumlah penduduk rata-rata yang menempati wilayah per kilometer
persegi. Kepadatan penduduk aritmatik juga dikenal dengan istilah kepadatan
penduduk secara umum. Kepadatan penduduk aritmatik merupakan perbandingan
antara jumlah penduduk total - tanpa memandang mata pencaharian - dengan luas
wilayah, baik wilayah lahan pertanian ataupun tidak.
Rumus kepadatan penduduk
aritmatik adalah:
ontoh
soal:
Pada tahun 2005 jumlah penduduk di suatu wilayah
sebesar 7.584.000 jiwa, sedang luas wilayah tersebut adalah 226.782 km.
Berapakah kepadatan penduduk aritmatik wilayah tersebut?
Jawab:
3. Kepadatan fisiologis ialah jumlah
penduduk tiap kilometer persegi tanah pertanian. dihitung dengan rumus sebagai
berikut.
Diketahui jumlah penduduk suatu wilayah pada
tahun 2005 sebesar 7.584.000 jiwa dan luas lahan pertaniannya sebesar 154.820
km Berapakah kepadatan fisiologi wilayah tersebut?
Jawab :
Faktor
Kepadatan Penduduk
Squad, kepadatan
penduduk di tiap-tiap wilayah Indonesia tidaklah sama, lho. Kepadatan penduduk
yang berbeda-beda ini bisa menimbulkan permasalahan kependudukan. Permasalahan
kependudukan yang dimaksud antara lain terkait dengan penyediaan sarana dan
prasarana sosial, kesempatan kerja, stabilitas keamanan, serta pemerataan
pembangunan. Informasi kepadatan penduduk tiap daerah perlu diketahui untuk mengetahui
gejala kelebihan penduduk (overpopulation), untuk
mengetahui pusat-pusat aglomerasi penduduk, serta untuk mengetahui penyebaran
dan pusat-pusat kegiatan ekonomi maupun budaya. Berikut adalah contoh Peta
Kepadatan Penduduk Indonesia di tahun 2014
Peta Kepadatan Penduduk
di Indonesia Tahun 2014 (Sumber: kemendagri.go.id)
Tingkat kepadatan
penduduk di setiap daerah tidak merata karena ada lahan atau wilayah yang
kurang cocok untuk dijadikan tempat tinggal. Sementara itu, daerah yang
memiliki akses mudah ke pusat industri dan memiliki tanah yang subur cenderung
memiliki tingkat kepadatan penduduk yang relatif tinggi.
Dampak Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk pada
daerah tertentu akan memiliki efek samping terkait dengan permasalahan
kependudukan, antara lain:
a. Munculnya
kawasan-kawasan kumuh kota dengan rumah-rumah yang tidak layak huni.
b. Tingginya kompetisi
di dunia kerja.
c. Turunnya kualitas
lingkungan.
d. Terganggunya
stabilitas keamanan.
Cara Menanggulangi Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk yang
berlebihan tentu saja akan mengganggu kenyamanan bersama di lingkungan
tersebut, ya. Terlebih lagi, masih ada ketidakmerataan jumlah penduduk di
daerah-daerah tertentu. Oleh karena itu, kita harus menanggulangi kepadatan
penduduk tersebut. Apa saja ya, yang bisa dilakukan untuk menanggulangi hal
tersebut?
Sumber
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/
https://www.zenius.net/blog/dinamika-kependudukan-indonesia
https://geo-media.blogspot.com/
https://www.geovolcan.com/menghitung-angka-kelahiran-dan-kematian/
https://www.geovolcan.com/rumus-dan-soal-pertumbuhan-penduduk/


Tidak ada komentar:
Posting Komentar