Selasa, 23 Januari 2024

LKPD 3 PERTUMBUHAN PENDUDUK

 



KD 3: 3.5 Menganalisis dinamika kependudukan di Indonesia untuk perencanaan pembangunan.

KD 4: 4.5 Menyajikan data kependudukan dalam bentuk peta, tabel, grafik, dan/atau gambar

INDIKATOR:

·   Menganalisis Pertumbuhan penduduk

TUJUAN :

·  Menganalisis Pertumbuhan penduduk

MATERI:

 

B. Pertumbuhan penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya.Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi).Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami, sedangkan perpindahan penduduk dinamakan faktor non alami.Migrasi ada dua yaitu migrasi yang dapat menambah jumlah penduduk disebut migrasi masuk (imigrasi), dan yang dapat mengurangi penduduk disebut migrasi keluar (emigrasi).

Sebelum kita membahas perkembangan jumlah penduduk Indonesia, terlebih dahulu perhatikanlah tabel di bawah ini.

Tabel  Perkembangan Penduduk Dunia




Sumber: https://www.google.com/search

Dari tabel tersebut menunjukan bahwa untuk mencapai jumlah penduduk dua kali lipat waktu yang diperlukan makin lama makin singkat.

Faktor penyebab utama ini adalah adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama kemajuan di bidang kesehatan.

Dengan kemajuan teknologi kesehatan kelahiran dapat diatur dan kematian dapat dicegah. Ini semua mengakibatkan menurunnya angka kematian secara drastis atau mencolok.

Sesuai dengan tingkat kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi maka tiap-tiap masyarakat atau negara, pertumbuhan penduduknya mengalami 4 periode yaitu:

·   Periode I
Pada periode ini pertumbuhan penduduk berjalan dengan lambat yang ditandai dengan adanya tingkat kelahiran dan kematian yang rendah sehingga disebut periode statis.

·   Periode II
Tahap kedua ini angka kematian mulai turun karena adanya perbaikan gizi makanan dan kesehatan. Akibat dari itu semua pertumbuhan penduduk menjadi cepat mengingat angka kelahiran yang masih tinggi.

·   Periode III
Periode ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan penduduk mulai turun. Tingkat kematian pada periode ini stabil sampai pada tingkat rendah dan angka kelahiran menurun, penyebabnya antara lain adanya pembatasan jumlah anggota keluarga.

·      Periode IV


Pada masa ini tingkat kematian stabil, tetapi tingkat kelahiran menurun secara perlahan sehingga pertumbuhan penduduk rendah. Periode ini di sebut periode penduduk stasioner.

Dari empat periode di atas, pertumbuhan penduduk Indonesia berada pada periode kedua dan sekarang sedang menuju periode ketiga.
Sampai di sini Anda memahami tentang pertumbuhan penduduk?

Agar pemahaman Anda terhadap perkembangan jumlah penduduk Indonesia lebih lengkap, perhatikan grafik berikut ini!

Selengkapnya klik di sini


Minggu, 21 Januari 2024

LKPD 1 INTERPRETASI FOTO UDARA

 


KD 3: 3.5 Menganalisis dinamika kependudukan di Indonesia untuk perencanaan pembangunan.

KD 4: 4.5 Menyajikan data kependudukan dalam bentuk peta, tabel, grafik, dan/atau gambar

INDIKATOR:

1.   Menganalisis unsur-unsur interpretasi citra

2.   Mengidentifikasi langkah-langkah interpretasi citra secara manual dan visual

 

TUJUAN:

Memahami unsur-unsur interpretasi citra

Mengetahui langkah-langkah interpretasi citra secara manual dan visual

 

Materi

 

A.   Unsur-Unsur Interpretasi Citra

Dalam penginderaan jauh di dapat masukkan data atau hasil observasi

yang disebut citra. Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu obyek yang sedang diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau. Sebagai contoh, memotret bunga di taman. Foto bunga yang berhasil kita buat itu merupakan citra bunga tersebut. Dalam melakukan kegiatan interpretasi citra, ada beberapa unsur yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan deteksi, identifikasi untuk mengenali sebuah obyek.

Unsur Interpretasi Citra, sebagai berikut:

1. Rona

Rona adalah tingkat kecerahan/kegelapan suatu obyek yang terdapat pada citra. Rona pada foto udara pankromatik merupakan atribut bagi obyek yang berinteraksi dengan seluruh spektrum tampak yang sering disebut dengan sinar putih. Rona merupakan tingkatan dari putih ke hitam atau selanjutnya. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi rona pada citra, yaitu:

a. Karakteristik obyek

Karakterisitik obyek yang mempengaruhi rona antara lain :

1) Warna obyek yang gelap cenderung menghasilkan rona yang gelap

 2) Permukaan kasar cenderung menimbulkan rona gelap pada citra karena sinar yang datang mengalami hamburan hingga mengurangi pantulan sinarnya.

3) Obyek yang basah/lembab cenderung menghasilakn rona gelap

4) Pantulan obyek, misalnya perairan akan menghasilkan rona yang gelap.

Sedangkan perbukitan kapur akan menghasilkan rona yang terang

b. Cuaca

Kondisi udara di atmosfer dapat menyebabkan citra terlihat memiliki

rona yang terang/gelap. Jika kondisi udara di atmosfer sangat lembab dan berkabut akan menyebabkan rona pada citra cenderung gelap

c. Letak Obyek dan waktu pemotretan

Letak obyek berkaitan dengan lintang dan bujur. Letak lintang menentukan besarnya sudut datang sinar matahari. Waktu emotretan juga mempengaruhi sudut datang sinar matahari. Waktu pemotretan pada siang hari cenderung akan menghasilkan rona yang lebih terang dibandingkan dengan pemotretan pada sore/pagi hari.

2. Warna

Warna adalah ujud tampak mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak. Berbeda dengan rona yang hanya menyajikan tingkat kegelapan dalam wujud hitam putih, warna menunjukkan tingkat kegelapan yang lebih beraneka. Contoh penggunaan unsur warna dapat dilihat pada gambar berikut :


Citra Foto Pankromatik)

3. Bentuk

Merupakan variabel kualitatif yang memberikan konfigurasi atau kerangka suatu obyek. Kita bisa adanya objek stadion sepakbola pada suatu foto udara dari adanya bentuk persegi panjang. demikian pula kita bisa mengenali gunung api dari bentuknya yang cembung. Sekolahan berbentuk I, L, U, atau kotak.

Bentuk merupakan variabel kualitatif yang mencerminkan konfigurasi atau kerangka obyek. Bentuk merupakan atribut yang jelas dan khas sehingga banyak obyek-obyek di permukaan bumi dapat langsung dikenali pada saat interpretasi citra melalui unsur bentuk saja. Ada dua istilah mengenai bentuk, yaitu :

a. Shape (bentuk umum/luar)

Merupakan bentuk secara umum atau dapat dikatakan “bentuk

sekilas” dari suatu obyek. Bentuk umum melihat ciri khas suatu obyek

secara umum, misal : Gunung dengan type strato berbentuk kerucut jika

foto udara yang digunakan berskala kecil.

b. Form (bentuk rinci)

Form merupakan bentuk yang bersifat lebih rinci, maksudnya dalam bentuk umum suatu obyek masih ada bentuknya yang terlihat lebih rinci, misal: Jika gunung berapi dengan tipe strato diamati dengan menggunakan foto udara yang berskala lebih besar maka kelihatan bahwa sebenarnya bentuknya tidak mutlak kerucut, tetapi masih ada bentukbentuk lain yang lebih rinci. Contoh bentuk rinci :

1) pada lereng gunu ung tersebut terdapat aliran sungai yang memanjang

menuruni lereng.

2) terdapat patahan-patahan sehingga membentuk puncak-puncak kecil,

jurang dan lembah.

Baik bentuk luar maupun bentuk rinci keduanya merupakan unsur interpretasi yang penting. Banyak bentuk yang mempunyai ciri khas sehingga mempermudah pengenalan obyeknya pada citra. Contoh-contoh obyek yang dapat dikenali menurut bentuknya misalnya

 SELENGKAPNYA KLIK DI SINI

Rabu, 17 Januari 2024

LKPD 2 KKOMPOSISI PENDUDUK

 

KD 3: 3.5 Menganalisis dinamika kependudukan di Indonesia untuk perencanaan pembangunan.

KD 4: 4.5 Menyajikan data kependudukan dalam bentuk peta, tabel, grafik, dan/atau gambar

INDIKATOR:

·       Memahami pengolahan dan analisis data kependudukan

TUJUAN:

·         Memahami pengolahan dan analisis data kependudukan.

·         Mengolah data dan informasi terkait masalah kependudukan di Indonesia

 Materi

B. Komposisi Penduduk

1. Komposisi Penduduk Geografis

Komposisi penduduk geografis adalah pengelompokan penduduk yang dilakukan berdasarkan letak dari wilayah atau area tempat tinggal penduduk. Misalnya penduduk tinggal di perkotaan atau perdesaan.

Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan, sebanyak 56,7% penduduk Indonesia tinggal di wilayah perkotaan pada 2020. Persentase tersebut diprediksi terus meningkat menjadi 66,6% pada 2035.

 Sejalan dengan itu, Bank Dunia juga memperkirakan sebanyak 220 juta penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan pada 2045. Jumlah itu setara dengan 70% dari total populasi di tanah air

 

2. Komposisi Penduduk Sosial

Komposisi penduduk sosial menjadi jenis komposisi penduduk berikutnya. Jenis komposisi penduduk ini dibuatkan berdasarkan faktor-faktor sosial penduduk, seperti pekerjaan, pendidikan, budaya, dan agama.

Jenis komposisi penduduk sosial ini penting dilakukan, salah satunya untuk mengetahui besarnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh penduduk. Tingkat pendidikan penduduk ini dapat digunakan juga untuk mengetahui tingkat kesejahteraan maupun sumber daya manusia penduduk setempat.

3. Komposisi Penduduk Ekonomi

Jenis komposisi penduduk yang berikutnya adalah komposisi penduduk ekonomi. Sesuai namanya, jenis komposisi penduduk ini dibuat berdasarkan tingkat ekonomi penduduk pada wilayah tersebut.

Kriteria yang digunakan untuk menyusun komposisi penduduk ekonomi ini misalnya seperti jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat konsumsi, dan tingkat kesejahteraan penduduk. Hasil pengelompokan dari jenis komposisi penduduk ini nantinya bisa menjadi acuan pemerintah untuk melakukan evaluasi pada berbagai kebijakan yang sudah dilaksanakan, terutama kebijakan di bidang ekonomi.

 

4. Komposisi Penduduk Biologis

Jenis komposisi penduduk yang pertama adalah berdasarkan kriteria biologis. Kriteria biologis yang membentuk jenis komposisi penduduk biologis adalah jenis kelamin dan usia

Pembagian jenis kelamin yang digunakan dalam jenis komposisi penduduk biologis adalah laki-laki dan perempuan. Sedangkan pembagian kelompok usia biasanya dibagi per lima tahun, misalnya 0-4 tahun, 5-9 tahun, 10-14 tahun, dan seterusnya. Ada tiga variabel yang memengaruhi pembagian kelompok penduduk berdasarkan kriteria biologis, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Berikut Data Komposisi Penduduk Hasil Sensus Tahun 2020

kelompok umur dan jenis kelamin pada tahun 2020:

 

  • Piramida penduduk dapat digolongkan ke dalam tiga macam, yaitu piramida penduduk muda, piramida penduduk stasioner, dan piramida penduduk tua.

o    Piramida penduduk muda menunjukkan bahwa penduduk suatu negara tersebut sedang mengalmai pertumbuhan.

Piramida ini dikenal juga dengan sebutan piramida penduduk segitiga, kerucut, limas, atau piramida penduduk muda. Setiap jenis piramida pasti punya karakteristik masing-masing, Sobat. Karakteristik dari piramida ekspansif yaitu:

- Sebagian besar penduduk berusia muda

- Penduduk lanjut usia relatif sedikit

- Angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian

- Pertumbuhan penduduk sangat cepat

- Membutuhkan banyak lapangan pekerjaan

- Rasio ketergantungan besar

- Sebagian besar ditemukan di negara-negara berkembang

Contoh negara dengan piramida ekspansif: Indonesia, Thailand, Filipina, Malaysia, India, Mesir, Brazil, dan lain sebagainya.

o    Piramida penduduk Stasioner menunjukkan bahwa penduduk dalam suatu negara tersebut keadaan stasioner atau tetap. Piramida penduduk ini menunjukkan bahwa jumlah kelahiran dan kematian seimbang.

Piramida stasioner berbentuk granat atau segi empat. Piramida stasioner mirip dengan piramida konstruktif. Pada piramida stasioner, semua kohor kira-kira berukuran sama, kecuali yang tertua. Karakteristik dari piramida stasioner yaitu:

- Angka kelahiran hampir sama dengan angka kematian

- Jumlah penduduk muda, dewasa, dan tua hampir sama

- Pertumbuhan penduduknya kecil

- Rasio ketergantungan hampir nol

- Terjadi di beberapa negara maju

Contoh negara dengan piramida stasioner: Belanda, Jerman, Perancis, Inggris.

o    Piramida penduduk tua menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk suatu negara tersebut berada pada kelompok usia tua.

Piramida konstruktif memiliki bentuk seperti batu nisan atau guci terbalik atau sarang tawon. Karakteristik piramida penduduk konstruktif (tua) yaitu:

- Jumlah kelompok umur muda sedikit

- Menurunnya tingkat kelahiran dan kematian

- Meningkatnya angka harapan hidup

- Perlambatan pertumbuhan penduduk

- Jumlah penduduk usia kerja relatif lebih besar daripada jumlah anak-anak dan orang tua

- Rasio ketergantungan rendah

- Menggambarkan bonus demografis apabila penduduk usia kerjanya berpendidikan dan produktif bekerja.

Contoh negara dengan piramida penduduk konstruktif: Jepang, Swedia, Amerika Serikat, Jerman, Belgia, Swiss, Singapura, dan negara maju lainnya.

Gambar  Piramida penduduk

 

 

 

 

 

Lembar Kerja

 

1.   Perhatikan data kependudukan  berikut!        

 


Buatlah piramida penduduk, dan simpulkan piramida penduduk yang anda gambar tergolong  dalam piramida apa !


Selasa, 16 Januari 2024

Materi Ajar pertemuan 1 PENDUDUK DAN SUMBER DATA KEPEDUDUKAN

 

KD 3: 3.5 Menganalisis dinamika kependudukan di Indonesia untuk perencanaan pembangunan.

KD 4: 4.5 Menyajikan data kependudukan dalam bentuk peta, tabel, grafik, dan/atau gambar

INDIKATOR:

·         Memahami berbagai sumberdata kependudukan.

·       Memahami pengolahan dan analisis data kependudukan

TUJUAN:

·         Memahami berbagai sumberdata kependudukan.

·         Memahami pengolahan dan analisis data kependudukan.

·         Mengolah data dan informasi terkait masalah kependudukan di Indonesia

 Materi

 

A. PENDUDUK DAN SUMBER DATA KEPEDUDUKAN

Penduduk adalah orang yang tinggal di suatu wilayah atau orang yang secara hukum berhak tinggal di suatu wilayah. Penduduk juga dapat diartikan sebagai setiap orang atau kumpulan orang yang berada di suatu wilayah dan terikat oleh aturan-aturan yang berlaku serta saling berinteraksi.

Penduduk merupakan bagian terpenting bagi suatu negara dilihat dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Kajian tentang penduduk dipelajari dalam disiplin ilmu demografi dan ilmu kependudukan. Demografi adalah ilmu yang mempelajari analisis statistik terhadap jumlah, distribusi, komposisi penduduk dan komponen peruahannya. Sedangkan ilmu kependudukan mengkaji antara variabel demografi dengan ilmu lainnya yang menunjang.

Sebagai salah satu unsur dari sebuah negara, penduduk menjadi modal utama bagi pembangunan suatu negara. Oleh karena itu perlu diketahui jumlah, komposisi, dan persebaran penduduk yang berasal dari data kependudukan. Sumber data kependudukan dibagi menjadi tiga, yaitu sensus peduduk, registrasi penduduk, dan survey penduduk.

 

Sensus penduduk atau juga biasa disebut "cacah jiwa" adalah pencatatan seluruh penduduk secara serentak di suatu wilayah atau negara. Sensus penduduk memiliki tujuan utama yaitu untuk mengetahui jumlah penduduk, persebaran, dan karakteristik penduduk di suatu wilayah atau negara. Di Indonesia, kegiatan pencatatan ini biasanya dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan pada umumnya dilaksanakan setiap 10 tahun sekali. 

 



 1. Sensus penduduk

 

Sensus penduduk adalah pencatatan seluruh penduduk secara serentak dengan tujuan utama untuk mengetahui jumlah penduduk, persebara, dan karakteristik penduduk. Sensus penduduk dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) seriap 10 tahun sekali.

Berdasarkan status tempat tinggal penduduk, ada dua macam sensus yaitu sebagai berikut:

 

a. Sensus de yure, adalah pencatatan yang dilakukan terhadap penduduk yang bertempat tinggal di daerah atau tempat diadakan pencatatan sesuai identitas kependudukan yang dimiliki

b. Sensus de facto, adalah pencatatan yang dilakukan terhadap penduduk yang tinggal di suatu daerah padasaat dilakukan pencatatan

 

Sensus penduduk sangat berguna untuk:

a. Mengetahui keseluruhan jumlah penduduk

b. Mengetahui persebaran penduduk

c. Memperoleh informasi migrasi penduduk

d. Mengetahui karakteristik penduduk (tingkat pendidikan, agama, jenis kelamin, dan umur)

Sensus penduduk memiliki beberapa ciri khas antara lain;

a. Bersifat individu, artinya setiapinformasi demografi dan sosial ekonomi yang dikumpulkan berasal dari individu penduduk

b. Bersifat universal atau meneyeluruh

c. Pencacahan diselenggarakan serentak di seluruh wilayah negara

d. Sensus penduduk dilaksanakan secara periodik

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan informasi yang harus ada dalam sensus penduduk adalah sebagai berikut:

a. Geografi dan migrasi penduduk. Informasi ini meliputi lokasi daerah pencacahan, jumlah penduduk secara de jure dan de facto.

b. Kondisi rumah tangga. Informasi yang harus diperoleh meliputi hubungan anggota keluarga dengan kepala keluarga, jumlah anggota keluarga, dan jenis kelamin anggota keluarga.

c. Kelahiran dan kematian. Berisi informasi mengenai jumlah anak yang lahir maupun jumlah anggota keluarga yang meninggal.

d. Karakteristik pendidikan. Dalam bagian ini, informasi yang harus diperoleh adalah tingkat pendidikan tiap penduduk yang ada di suatu wilayah.

e. Karakteristik ekonomi. Informasi yang harus diperoleh adalah jenis mata pencaharian penduduk yang ada di suatu wilayah, serta tingkat pendapatan penduduk yang diperoleh di wilayah tersebut

Ada beberapa faktor lain yang ikut menentukan kualitas hasil sensus penduduk, terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan pencacahan di lapangan, yaitu sebagai berikut:

a. Kerjasama dan partisipasi masyarakat

Penduduk harus diyakinkan bahwa hasil sensus penduduk berguna untuk perencanaan pembangunan ekonomi, sosial, dan politik.

b. Kondisi geografis dan topografis

Mudah dan sulitnya situasi geografis dan topografis wilayah sensus mempengaruhi kelengkapan cakupan sensus penduduk.

c. Kualitas petugas

Petugas harus berkualitas dan mempunyai dedikasi tinggi terhadap pekerjaannya. Hal ini dapat dibentuk dengan persiapan, perencanaan, dan pelatihan yang sempurna.

d. Kualitas penduduk sebagai responden

Responden perlu mengetahui dengan benar maksud dari pertanyaan yang diajukan dan diharapkan dapat menjawab dengan jujur.

e. Perencanaan dan pelaksanaan

Pelaksanaan di lapangan sesuai dengan rencana dan ketentuan, serta ditunjang dengan peralatan yang dibutuhkan.

 

Dalam melakukan sensus dengan jumlah penduduk yang tidak sedikit, besar kemungkinan terjadi kesalahan. Hal ini disebut kesalahan sensus. Penjelasan untuk jenis-jenis kesalahan sensus adalah sebagai berikut.

a. Kesalahan cakupan

Kesalahan ini terjadi ketika tidak seluruh penduduk tercacah, atau ada sebagian penduduk yang tercacah dua kali. Hal ini biasanya terjadi pada negara-negara dengan jumlah penduduk yang besar.

b. Kesalahan isi laporan

Kesalahan ini terjadi akibat adanya kesalahan pelaporan oleh responden. Contohnya adalah penduduk yang tidak tahu usia sebenarnya, atau penduduk yang menutupi kondisi sebenarnya.

c. Kesalahan ketepatan pelaporan

Kesalahan ini terjadi akibat adanya kelalaian petugas sensus atau penduduk yang disensus.

 

2. Registrasi penduduk

 

Registrasi penduduk adalah proses pencatatan secara terus-menerus dan sistematis tentang peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam kehidupan penduduk, seperti kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, dan sebagainya.

Registrasi penduduk dilakukan secara rutin, biasanya setiap saat atau setiap tahun. Tujuan registrasi penduduk adalah untuk menyediakan data individual atau keluarga yang dapat digunakan untuk administrasi kependudukan, seperti penerbitan kartu tanda penduduk (KTP), akta kelahiran, akta kematian, akta perkawinan, akta perceraian, dan sebagainya.

Registrasi penduduk juga dapat digunakan untuk menyediakan indikator demografi dan statistik vital, seperti angka kelahiran, angka kematian, angka perkawinan, angka perceraian, dan sebagainya. Registrasi penduduk di Indonesia telah dilakukan sejak tahun 1974, dan saat ini dilakukan oleh Disdukcapil dengan menggunakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK).

Metode yang digunakan untuk melaksanakan registrasi penduduk dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

·         Metode pasif: Metode ini menggunakan teknik pelaporan oleh masyarakat atau pihak yang berwenang, di mana peristiwa kependudukan harus dilaporkan oleh orang yang bersangkutan atau pihak yang terkait, seperti rumah sakit, pengadilan, kantor agama, dan sebagainya. Metode ini membutuhkan kesadaran dan partisipasi masyarakat yang tinggi.

·         Metode aktif: Metode ini menggunakan teknik pencarian oleh petugas registrasi, di mana peristiwa kependudukan dicari dan dicatat oleh petugas yang ditugaskan oleh instansi registrasi. Metode ini membutuhkan sumber daya manusia dan biaya operasional yang cukup.

 

3. Survei penduduk

 

Survey penduduk adalah proses mengumpulkan data tentang sebagian kecil penduduk yang diwakili oleh sampel pada waktu tertentu1. Survey penduduk tidak dilakukan secara periodik, tetapi sesuai dengan kebutuhan informasi tertentu2.

Tujuan survey penduduk adalah untuk mendapatkan informasi mendalam tentang topik-topik spesifik yang berkaitan dengan kependudukan, seperti kesehatan reproduksi, migrasi internasional, kemiskinan, ketenagakerjaan, konsumsi rumah tangga, dan sebagainya.

Survey penduduk juga dapat digunakan untuk memvalidasi atau memperbarui data sensus penduduk. Survey penduduk di Indonesia telah dilakukan sejak tahun 1963, dan beberapa contoh survey yang sering dilakukan adalah Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), dan sebagainya.

Metode yang digunakan untuk melaksanakan survey penduduk dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

·         Metode probabilitas: Metode ini menggunakan teknik pengambilan sampel acak (random sampling), di mana setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Metode ini dapat menghasilkan data yang representatif dan dapat digeneralisasi ke populasi.

·         Metode non-probabilitas: Metode ini menggunakan teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu (purposive sampling), di mana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan subjektif peneliti. Metode ini dapat menghasilkan data yang mendalam dan spesifik, tetapi tidak dapat digeneralisasi ke populasi 

 

 

 

SUMBER

 

https://santossalam.blogspot.com/2021/02/sejarah-sensus-di-dunia-dan-indonesia.html

 

SOAL PERSIAPAN UJIAN SEMESTER

  Pelajari soal di bawah ini untuk persiapan ujian semester ! 1. Gejala geosfer. (1) perubahan iklim global (2) kebakaran hutan di Kaliman...