E. Pusat Pertumbuhan
Wilayah Wilayah dapat berkembang dengan pesat, baik
dari segi ekonomi, politik, dan budaya karena adanya pusat pertumbuhan. Pusat
pertumbuhan merupakan suatu magnet sebagai penarik dan juga sebagai pendorong
perkembangan suatu wilayah. Pusat pertumbuhan wilayah dapat terbentuk secara
alami maupun secara terencana. Wilayah selalu berkaitan dengan pengelolaan dan
penataan ruang yang didalamnya terdapat pertumbuhan pembangunan baik dibidang
fisik, sosial, ekonomi, dan budaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya
pusat pertumbuhan wilayah antara lain sebgai berikut :
1.
Faktor fisik
Faktor fisik sangat mempengaruhi
perkembangan pusat pertumbuhan wilayah. Faktor fisik meliputi topografi, iklim,
keadaan tanah, keadaan air, dan sebagainya. Kondisi fisik suatu wilayah yang
memenuhi syarat-syarat tertentu untuk pengembangan wilayah akan lebih cepat
berkembang. Misalnya , topografi datar, ketersediaan air mencukupi, kondisi
tanah stabil, terhindar dari banjir, tanah longsor, genpa dan sebagainya, maka
wilayah tersebut akan lebih cepat berkembang.
2.
Faktor pengambil kebijakan Tidak semua wilayah dapat berkembang sesuai dengan
yang diinginkan, meskipun dari beberapa faktor yang sangat mendukung.
Perencanaan pembangunan terhadap perkembangan wilayah juga turut menentukan
perkembangan suatu wilayah. Kebijakan-kebijakan yang diambil haruslah
menguntungkan bagi perkembangan wilayah seperti kebijakan penggunaan lahan,
rencana dalam ruang wilayah, pengendalian pemanfaatan lahan, dan sebagainya.
3.
Faktor ekonomi Setiap wilayah memiliki kebutuhan dan potensi yang berbeda.
Misalnya , suatu wilayah tidak mampu menyediakan kebutuhan seperti bahan
pangan. Sementara wilayah yang lain memiliki potensi untuk penyediaanbahan
pangan, begitu sebaliknya. Maka akan terjadi hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi.
4. Faktor sosial Suatu wilayah dapat
dikatakan sebagai pusat pertumbuhan wilayah apabila wilayah tersebut kondisi
pendidikan, pendapatan, dan kesehatan masyarakatnya lebih terjamin bila
dibandingkan dengan wilayah yang lain. Kondisi pendidikan, pendapatan, dan
kesehatan dapat terbentuk secara alami yaitu masyarakat mulai sadar akan
kebutuhan tersebut dan secara terencana, yaitu terdapat perencanaan mengenai
pembangunan dan peningkatan pendidikan , pendapatan, dan kesehatan.
5. Faktor sarana pendukung Ketersediaan
sarana pendukung seperti jaringan, jenis transportasi, sarana ekonomi,
pendidikan, dan fasilitas lainnya berperan dalam pengembangan wilayah. Semakin
meningkatnya perkembangan wilayah menuntut adanya peningkatan sarana pendukung.
Dengan tersedianya sarana pendukung tersebut, dapat mendukung perekonomian
suatu wilayah. Sarana pendukung memberikan kemudahan dalam melakukan kegiatan
ekonomi, misalnya transportasi memudahkan dalam distribusi barang dan
memudahkan mobilitas penduduk. Pasar dan mal memberikan kemudahan dalam
kegiatan jual beli, transaksi, memasarkan hasil produksi, dan sebagainya.
Wilayah-wilayah yang ada tidak tumbuh dalam waktu yang bersamaan, jangka waktu
yang berbeda, perkembangan yang berbeda, dan tingkat keteraturan yang berbeda
pula.
Fungsi pusat pertumbuhan wilayah sebagai
berikut :
a.
Memudahkan dalam pengambilan kebijakan terhadap pembangunan wilayah
b. Memantau perkembangan wilayah
c. Pemerataan pembangunan wilayah
Kondisi geografis Indonesia yang terdiri
atas pulau-pulau besar dan kecil menyebabkan pembangunan tidak hanya terpusat
pada Pulau Jawa saja. Untuk pemerataan pembangunan, dibentuklah perwilayah yang
terdiri atas beberapa provinsi. Provinsi-provinsi tersebut saling berkaitan
antara satu dan yang lainnya dan dapat mendukung kegiatan di provinsi lainnya,
misalnya dibidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Untuk mendukung
pembangunan di Indonesia, maka dibentuklah koridor ekonomi. Koridor ekonomi di
Indonesia dilakukan berdasarkan potensi dan keunggulan masing-masing wilayah.
F. Pengaruh Pusat Pertumbuhan Suatu pusat
pertumbuhan akan memberikan pengaruh pada wilayah sekitarnya. Pengaruh yang ditimbulkan
dari pusat pertumbuhan yang berkembang di suatu wilayah sebagai berikut.
1. Pemusatan Sumber Daya Manusia Munculnya
pusat pertumbuhan di suatu wilayah akan menarik tenaga kerja yang banyak. Para
pekerja dari luar wilayah akan pindah dan menetap di wilayah pusat pertumbuhan
sehingga terjadi pemusatan penduduk atau sumber daya manusia. Arus migrasi
penduduk dari daerah pedesaan menuju pusat pertumbuhan atau kota di Indonesia
menunjukkan peningkatan seiring dengan perkembangan pusat pertumbuhan atau kota
itu. Sebagai contoh, penambangan batu bara di wilayah Kalimantan memerlukan
banyak tenaga kerja dari luar wilayah. 2. Perkembangan Ekonomi Pusat
pertumbuhan yang muncul di suatu wilayah akan meningkatkan kegiatan
perekonomian di wilayah itu. Kesempatan kerja yang banyak dari berbagai bidang
dan arus barang kebutuhan hidup berdampak pada perkembangan usaha-usaha ekonomi
lain. Sebagai contoh, munculnya pusat pertumbuhan yang berawal dari kegiatan
penambangan batu bara merangsang tumbuhnya kegiatan-kegiatan ekonomi lain,
seperti warung makan, pasar, penginapan, toko kelontong, usaha transportasi,
dan tempat hiburan. Dari usaha transportasi sendiri akan mendorong tumbuhnya
penjualan alat-alat transportasi dan perbengkelan. Banyak penduduk pendatang
dan penduduk lokal membuka usaha atau melakukan kegiatan ekonomi di wilayah
pusat pertumbuhan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Mereka bekerja sebagai
wiraswata, pedagang, karyawan, buruh, dan penjualan jasa. Kawasan industri,
perkebunan, pertambangan, kehutanan, dan pertanian merupakan wilayah yang dapat
dikembangkan menjadi pusat-pusat pertumbuhan. Kegiatan ekonomi yang berkembang
di wilayah pusat pertumbuhan akan meningkatkan kesejahteraan penduduk.
3. Perubahan Sosial Budaya Wilayah pusat
pertumbuhan cenderung memiliki penduduk yang makin padat. Kepadatan penduduk
yang meningkat serta kemajuan komunikasi dan transportasi akan berpengaruh pada
kehidupan sosial budaya penduduknya.
Pengaruh pusat pertumbuhan yang semakin
berkembang terhadap sosial budaya antara lain sebagai berikut.
a. Penduduk termotivasi untuk memiliki
keterampilan dan pengetahuan guna mengatasi masalah akibat perubahan sosial
budaya.
b.
Menyebabkan akulturasi dan asimilasi nilai budaya akibat mobilitas penduduk,
baik yang melalui migrasi maupun pertambahan alami dari berbagai latar belakang
budaya.
c. Membuka arus informasi dan komunikasi
dari luar wilayah semakin meningkat yang akan mempercepat pertumbuhan daerah
tersebut.
d. Membuka lapangan pekerjaan yang banyak
dan luas sehingga meningkatkan taraf hidup masyarakat dan status sosial mereka
akan meningkat seiring peningkatan kesejahteraan hidup.
e.
Melatih masyarakat untuk mengatur waktu, disiplin ,bersikap hemat, serta tidak
terpengaruh oleh tuntutan barang dan jasa yang berlebihan.
G. Wilayah Pusat Pertumbuhan Indonesia
Wilayah Indonesia yang luas dan terdiri
atas banyak pulau berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan pembangunan.
Pembangunan nasional akan lancar apabila pelaksanaannya tidak terpusat dalam
satu wilayah, misalnya Jawa, tetapi menyebar dan menjangkau ke seluruh wilayah
Indonesia. Atas dasar ini, maka pembangunan nasional Indonesia dilaksanakan
dengan sistem perwilayahan (regionalisasi) dan kota-kota utama yang ada
dijadikan sebagai pusat-pusat pertumbuhannya. Bappenas membagi wilayah di
indonesia menjadi empat pusat pertumbuhan, yaitu wilayah A sampai D.
Masing-masing wilayah dibagi lagi menjadi beberapa wilayah pembangunan.
Pembagian wilayah Indonesia tersebut dapat dilihat pada peta berikut ini.