LKPD 2 PEMANFAATAN PETA, PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

 


A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,

ramah lingkungan, gotong royong, kerja sama, cinta damai, responsif dan

pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar

3.3 Menganalisis jaringan transportasi dan tata guna lahan dengan peta dan/atau citra pengindraan jauh serta Sistem Informasi Geografis (SIG) kaitannya dengan pengembangan potensi wilayah dan kesehatan lingkungan.

3.4 Menyajikan peta tematik berdasar kan pengolahan citra pengindraan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk pengembangan potensi wilayah dan kesehatan lingkungan

 

C. Indikator

1. Menganalisis unsur-unsur interpretasi citra

2. Mengidentifikasi alat dan metode interpretasi foto udara

3. Mengidentifikasi langkah-langkah interpretasi citra secara manual dan visual

4. Mengidentifikasi komponen system penginderaan jauh

5. Menganalisis peta/citra penginderaan jauh untuk pemetaan jalur transportasi.

6. Menganalisis citra penginderaan jauh untuk perencanaan tata guna lahan

7. Menganalisis pemanfaatan kajian kesehatan lingkungan, untuk pemetaan penyakit dan kepentingan kesehatan.

 

MATERI

PEMANFAATAN PETA, PENGINDERAAN JAUH

DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

 

A. Unsur-Unsur Interpretasi Citra

Dalam penginderaan jauh di dapat masukkan data atau hasil observasi

yang disebut citra. Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu

obyek yang sedang diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat

pemantau. Sebagai contoh, memotret bunga di taman. Foto bunga yang berhasil

kita buat itu merupakan citra bunga tersebut.



Gambar 1: Citra foto hasil pengindraan jauh (Citra Foto Pankromatik)



Gambar 2: Citra foto hasil pengindraan jauh (Citra Foto Pankromatik)



Gambar 3: Citra foto hasil pengindraan jauh (Citra Foto Pankromatik)



Gambar 4: Citra foto hasil pengindraan jauh (Citra Foto Pankromatik hitam putih)



Gambar 5: Citra foto hasil pengindraan jauh (Citra Foto Otokromatik)

Unsur Interpretasi Citra, sebagai berikut:

1. Rona

Rona adalah tingkat kecerahan/kegelapan suatu obyek yang terdapat pada

citra. Rona pada foto udara pankromatik merupakan atribut bagi obyek yang

berinteraksi dengan seluruh spektrum tampak yang sering disebut dengan sinar

putih. Rona merupakan tingkatan dari putih ke hitam atau selanjutnya. Terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi rona pada citra, yaitu:

a. Karakteristik obyek

Karakterisitik obyek yang mempengaruhi rona antara lain :

1) Warna obyek yang gelap cenderung menghasilkan rona yang gelap

2) Permukaan kasar cenderung menimbulkan rona gelap pada citra karena

sinar yang datang mengalami hamburan hingga mengurangi pantulan

sinarnya.

3) Obyek yang basah/lembab cenderung menghasilakn rona gelap

4) Pantulan obyek, misalnya perairan akan menghasilkan rona yang gelap.

Sedangkan perbukitan kapur akan menghasilkan rona yang terang

b. Cuaca

 

Kondisi udara di atmosfer dapat menyebabkan citra terlihat memiliki

rona yang terang/gelap. Jika kondisi udara di atmosfer sangat lembab dan

berkabut akan menyebabkan rona pada citra cenderung gelap

c. Letak Obyek dan waktu pemotretan

 

Letak obyek berkaitan dengan lintang dan bujur. Letak lintang

menentukan besarnya sudut datang sinar matahari. Waktu pemotretan juga

mempengaruhi sudut datang sinar matahari. Waktu pemotretan pada siang

hari cenderung akan menghasilkan rona yang lebih terang dibandingkan

dengan pemotretan pada sore/pagi hari.

2. Warna

Warna adalah ujud tampak mata dengan menggunakan spektrum sempit,

lebih sempit dari spektrum tampak. Berbeda dengan rona yang hanya menyajikan

tingkat kegelapan dalam wujud hitam putih, warna menunjukkan tingkat kegelapan

yang lebih beraneka. Contoh penggunaan unsur warna dapat dilihat pada gambar

berikut :



Gambar 8: Citra foto hasil pengindraan jauh (Citra Foto Pankromatik)

3. Bentuk

Merupakan variabel kualitatif yang memberikan konfigurasi atau kerangka

suatu obyek. Kita bisa adanya objek stadion sepakbola pada suatu foto udara dari

adanya bentuk persegi panjang. demikian pula kita bisa mengenali gunung api

dari bentuknya yang cembung. Sekolahan berbentuk I, L, U, atau kotak.

Bentuk merupakan variabel kualitatif yang mencerminkan konfigurasi atau

kerangka obyek. Bentuk merupakan atribut yang jelas dan khas sehingga banyak

obyek-obyek di permukaan bumi dapat langsung dikenali pada saat interpretasi

citra melalui unsur bentuk saja. Ada dua istilah mengenai bentuk, yaitu :

a. Shape (bentuk umum/luar)

 

Merupakan bentuk secara umum atau dapat dikatakan “bentuk

sekilas” dari suatu obyek. Bentuk umum melihat ciri khas suatu obyek

secara umum, misal : Gunung dengan type strato berbentuk kerucut jika

foto udara yang digunakan berskala kecil.

b. Form (bentuk rinci)

 

Form merupakan bentuk yang bersifat lebih rinci, maksudnya

dalam bentuk umum suatu obyek masih ada bentuknya yang terlihat lebih

rinci, misal: Jika gunung berapi dengan tipe strato diamati dengan

menggunakan foto udara yang berskala lebih besar maka kelihatan bahwa

 

sebenarnya bentuknya tidak mutlak kerucut, tetapi masih ada bentuk-

bentuk lain yang lebih rinci. Contoh bentuk rinci :

 

1) pada lereng gunung tersebut terdapat aliran sungai yang memanjang

menuruni lereng.

2) terdapat patahan-patahan sehingga membentuk puncak-puncak kecil,

jurang dan lembah.

Baik bentuk luar maupun bentuk rinci keduanya merupakan unsur

interpretasi yang penting. Banyak bentuk yang mempunyai ciri khas sehingga

mempermudah pengenalan obyeknya pada citra. Contoh-contoh obyek yang dapat

dikenali menurut bentuknya misalnya:



Gambar 9: Citra foto hasil pengindraan jauh (Citra Foto Pankromatik)

1) Gedung sekolah pada umumnya memiliki bentuk seperti huruf I, L, U

dan persegi panjang atau kotak.

2) Tajuk pohon palma berbentuk bintang, tajuk pohon kerucut

berbentuk kerucut dan tajuk pohohn bambu seperti buu-bulu.

3) Bekas Meander sungai yang terpotong dapat dikenali sebagai dataran

rendah yang berbentuk tapal kuda dan kadang berisi air yang menjadi

danau tapal kuda (danau oxbow).

4) Lapangan sepakbola yang memiliki lintasan lari berbentuk elips,

sedangkan yang tidak memiliki lintasan lari akan berbentuk persegi

panjang.

5) Masjid dapat dikenali dari bentuknya yang relatif persegi atau bentuk

khas pada kubahnya.

 

4. Ukuran

Ukuran merupakan ciri objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi

lereng dan volume. Ukuran objek pada citra berupa skala, karena itu dalam

memanfaatkan ukuran sebagai interpretasi citra, harus selalu diingat skalanya..

Contoh: Lapangan olah raga sepakbola dicirikan oleh bentuk (segi empat) dan

ukuran yang tetap, yakni sekitar (80 m – 100 m). Ukuran adalah atribut obyek

yang meliputi jarak, luas, volume, ketinggian tempat dan kemiringan lereng.

Beberapa obyek yang dapat dikenali dari ukuran-ukuran yang berbeda

misalnya :



Gambar 10: Citra foto hasil pengindraan jauh (Citra Foto Pankromatik)

a. Ukuran bangunan untuk pemukiman memiliki ukuran yang berbeda dengan

ukuran bangunan sekolah, perkantoran dan pabrik. Permukiman pendudukan

memiliki ukuran yang lebih kecil dari bangunan sekolah dan perkantoran.

b. Nilai kayu selain ditentukan menurut jenis kayunya juga dapat volumenya.

Volume kayu dapat ditaksir dari ketinggian pohon, diameter batang pohon,

luas hutan serta kepadatan pohonnya.

c. Lapangan olahraga selain berbentuk segi empat juga dapat dibedakan dari

ukurannya. Misalnya :

1) Lapangan sepakbola memiliki ukuran yang luas, sekitar 100 m X 80 m

2) Lapangan tenis memiliki ukuran kecil, sekitar 15 m X 30 m

5. Tekstur

Tekstur adalah frekwensi perubahan rona pada citra. Tekstur dinyatakan

dengan: kasar, halus, dan sedang.Misalnya: Hutan bertekstur kasar, belukar

bertekstur sedang dan semak bertekstur halus. Tekstur adalah frekwensi

perubahan rona pada citra, atau pengulangan rona kelompok obyek yang

terlalu kecil untuk dapat dibedakan secara individual. Tekstur sedang

dinyatakan dengan kasar, belang-belang, sedang dan halus.



Gambar 11: Citra foto hasil pengindraan jauh (Citra Foto Pankromatik)

Suatu obyek dalam foto udara memiliki perbedaan tekstur dapat dilihat dari :

a. Permukaan buminya tidak rata atau tidak

b. Keadaaan dan keberadaan obyek lain di atas permukaan bumi misal

pepohonan, perairan, permukiman dll.

Beberapa contoh pengenalan obyek berdasarkan teksturnya adalah :

a. Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang dan semak bertektur halus.

b. Lahan kosong bertekstur halus, lahan tebu bertekstur sedang, kumpulan

pepohonan bertekstur kasar.

c. Permukaan air yang tenang bertekstur halus, sedikit beriak bertekstur sedang,

berombak besar bertekstur kasar.

6. Pola

Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak

objek bentukan manusia dan bagi beberapa objek alamiah. Contoh: Pola aliran

sungai menandai struktur geologis. Pola aliran trelis menandai struktur lipatan.

Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu ukuran rumah

dan jaraknya seragam, dan selalu menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun kelapa,

kebun kopi mudah dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya

yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya.

Pola adalah kecenderungan bentuk suatu obyek yang. Tingkat kerumitan

pola lebih tinggi dari pada tingkat kerumitan bentuk, ukuran dan tekstur. Pola atau

susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak obyek bentukan

manusia dan bagi beberapa obyek alamiah.

Beberapa contoh obyek dipermukaan bumi yang dapat dikenali dengan

menggunakan unsur pola misalnya :

a. Pola Aliran Sungai

Beberapa contoh pola aliran sungai yang dapat kita amati misalnya :

1) Aliran sungai konsekuen, adalah sungai yang memeiliki arah aliran yang

sesuai dengan kemiringan batuan daerah yang dilewatinya.



Gambar 12: Citra foto pola aliran sungai konsekuen hasil pengindraan jauh

2) Aliran sungai radial sentrifugal

Adalah pola aliran sungai dalam bentuk menjari yang arah alirannya

meninggalkan titik pusat. Pola aliran sungai ini biasanya terdapat di daerah vulkan

atau puncak yang berbentuk kerucut



Gambar 13: Citra foto pola aliran sungai radial sentrifugal hasil pengindraan jauh

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

 

Pola Aliran Radial Sentrifugal: arah aliran menjauhi/meninggalkan titik pusat.

3) Aliran sungai radial sentripetal

Adalah pola aliran sungai dalam bentuk menjari yang arah alirannya menuju

ke titik pusat. Pola aliran sungai ini biasanya terdapat di daerah ledokan/basin

atau aliran sungai yang masuk ke danau.

 


Gambar 14: Citra foto pola aliran sungai radial sentripetal hasil pengindraan jauh

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

Pola Aliran Radial Sentripetal : arah aliran menuju ke titik pusat.

b. Permukiman

Perumahan rakyat yang disediakan khusus oleh suatu proyek baik

pemerintah atau swasta memiliki pola yang teratur, biasanya memiliki jarak dan

ukuran seragam. Sedangkan rumah yang di bangun oleh penduduk cenderung

memiliki pola tidak beraturan, dengan bentuk dan jarak yang tidak seragam.



Gambar 15: Citra foto permukiman hasil pengindraan jauh

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

 

Perumahan Teratur, ukuran dan jarak antar rumah cenderung sama jika

dibandingkan dengan perumahan di atasnya.

c. Pola tanam pada tanaman di lahan perkebunan

Kebun kelapa, kebun karet, kebun kopi, kebun kelapa sawit dapat dibedakan

dari hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola dan

jarak tanamannya.



Gambar16: Citra foto pola tanam kelapa sawit hasil pengindraan jauh

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

 

Perkebunan kelapa sawit terlihat teratur pada pola tanam dan jarak antar

tanamannya.

7. Bayangan

Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah

gelap. Meskipun demikian, bayangan juga dapat merupakan kunci pengenalan

yang penting bagi beberapa objek yang justru dengan adanya bayangan menjadi

lebih jelas. Contoh: Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan,

begitu juga cerobong asap dan menara, tampak lebih jelas dengan adanya

bayangan.

Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau obyek yang berada di daerah

gelap. Obyek atau gejala yang terletak di daerah bayangan biasanya hanya tampak

samar-samar atau bahkan tidak tampak sama sekali. Meskipun bayangan

membatasi gambaran penuh suatu obyek pada foto udara, kadang justru menjadi kunci penting dalam interpretasi terutama untuk mengenali suatu obyek yang

justru kelihatan lebih tampak/jelas dengan melihat bayangannya. Beberapa contoh

obyek yang dapat dikenali dari bayangannya misalnya :

a. Jalan layang

Jalan layang dapat dikenali dari posisinya yang lebih tinggi dari jalan lain

disekitarnya sehingga pancaran sinar matahari akan menghasilkan bayangan jalan

layang tersebut.



Gambar17: Citra foto jalan hasil pengindraan jauh

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

 

Jembatan layang jelas terlihat dari bayangannya.

b. Jembatan

Jembatan dapat dikenali dari bayangannya yang memotong sebuah sungai.



Gambar18: Citra foto jembatan hasil pengindraan jauh

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

Bayangan jembatan terlihat pada aliran sungai di bawahnya

1) Tembok stadion dan gawang terlihat lebih tampak dari bayangannya.

2) Cerobong asap, tangki minyak dan bak air. Cerobong asap, tangki minyak dan

bak air yang dipasang pada sebuah pabrik terlihat lebih tinggi dari

bayangannya.

3) Menara. Menara suatu bangunan terlihat jelas dari bayangannya



Gambar19: Citra foto hasil pengindraan jauh

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

 

Monumen Nasional (Monas) terlihat lebih jelas pada foto udara karena ada

bayangannya yang tampak.



Gambar 20: Citra foto hasil pengindraan jauh

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan.

Bayangan yang terbentuk pada suatu obyek sangat dipengaruhi oleh arah

datang sinar matahari dan letak lintang. Apabila pemotretan dilakukan pada pagi

hari, bayangan obyek akan terletak di sebelah barat.

 


Gambar 21: Arah datang sinar matahari

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

Apabila pemotretan dilakukan pada sore hari, bayangan obyek akan terletak di

sebelah timur.



Gambar 22: Posisi bayangan obyek berdasarkan sudut dating sinar matahari

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

 

Posisi bayangan obyek pada foto udara yang dipotret pada sore hari dan bulan-

bulan tertentu di Equator.

 

1) Gerak semu matahari juga akan menyebabkan letak bayangan berbeda

meskipun sama-sama dipotret pada pagi atau sore hari. Gerak semu

matahari menyebabkan matahari seolah-olah mengalami perpindahan

letaknya di garis paralel bumi pada bulan-bulan tertentu.

2) Bayangan dapat digunakan untuk menentukan orientasi/arah mata angin

pada foto udara.

8. Situs

Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Misalnya

permukiman pada umumnya memanjang pada pinggir beting pantai, tanggul

alam atau sepanjang tepi jalan. Juga persawahan, banyak terdapat di daerah

dataran rendah, dan sebagainya. Situs adalah tempat kedudukan suatu obyek

dengan obyek lain di sekitarnya. Situs bukan merupakan ciri obyek secara

langsung tetapi dalam kaitannya dengan lingkungan sekitar.

Situs dapat diartikan sebagai berikut :

a. Letak suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya (Estes dan Simonet,

1975). Van Zuidam menjelaskan pengertian ini dengan situasi atau situs

geografi, yang diartikan sebagai tempat kedudukan atau letak suatu obyek

terhadap obyek lain di sekitarnya. Misal pengaruh letak iklim terhadap

interpretasi citra untuk geomorfologi.

b. Letak suatu obyek terhadap bentang darat (Estes dan Simonet, 1975), seperti

misalnya situs suatu obyek di rawa, di puncak bukit yang kering dan di

sepanjang tepi sungai. Van Zuidam menjelaskan pengertian ini dengan situs

topografi, yaitu letak suatu obyek dengan obyek lain di sekitarnya



Gambar 23: Citra foto permukiman hasil pengindraan jauh

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

1) Pola permukiman memanjang sejajar dengan jalan.

2) Pola permukiman memanjang sejajar dengan garis pantai.

3) Pola permukiman memanjang sejajar dengan sungai.

4) Tajuk pohon yang berbentuk bintang mencirikan pohon palma, bila

tumbuhnya menggerombol dan berada di daerah air payau maka mungkin

sekali pohon nipah.

9. Asosiasi

Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang

lainnya. Contoh: Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang

jumlahnya lebih dari satu (bercabang), bandara berasosiasi dengan bandara.

Asosiasi diartikan sebagai keterkaitan antara obyek satu dengan obyek lain.

Karena adanya keterkaitan itu, maka terlihatnya suatu obyek sering

merupakan petunjuk bagi obyek lain. Keterkaitan suatu obyek dengan obyek

lain dapat dimaksudkan sebagai berikut :

 

a. Sebuah obyek A dapat dikenali karena adanya obyek B yang mempunyai

kaitan/hubungan dengan obyek A.

b. Dengan kata lain obyek B merupakan petunjuk bagi obyek A.

c. Obyek B dapat merupakan bagian dari obyek A, atau merupakan ciri-ciri

khusus obyek A.

d. Obyek B belum tentu ciri-ciri khusus obyek A, tetapi sangat berhubungan

dengan obyek A.

Beberapa contoh obyek dalam citra yang dapat dikenali melalui interpretasi

mengggunakan unsur asosiasi misalnya :

a. Lapangan Sepak bola

Sebuah obyek dikenali sebagai lapangan sepakbola jika lapangan

tersebut memiliki gawang pada dua sisi lapangannya. Obyek gawang dapat

dikatakan sebagai ciri-ciri khas dari lapangan sepakbola.




Gambar 24: Citra foto lapangan sepak bola hasil pengindraan jauh

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com

 

Lapangan Sepakbola berasosiasi dengan gawang yang ada di dua sisi

lapangan.

b. Stasiun Kereta Api

1) Sebuah bangunan dengan bentuk memanjang dikenali sebagai stasiun

kereta api jika pada sekitar bangunan tersebut terdapat rel kereta api

lebih dari satu jalur. Rel bukan merupakan ciri-ciri bangunan stasiun

tetapi sangat berhubungan dengan keberadaan stasiun.

2) Selain jumlah rel, bangunan stasiun kereta api dapat juga di asosiasikan

dengan adanya gerbong-gerbong yang diparkir karena belum/tidak

beroperasi.



Gambar 25: Citra foto hasil pengindraan jauh

Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOAL LATIHAN ASESMEN MADRASAH

SEBARAN DAN PENGOLAHAN SUMBER DAYA KEHUTANAN, PERTAMBANGAN, KELAUTAN, DAN PARIWISATA

Perkembangan Jalur Transportasi di Indonesia