LKPD 1 KEPENDUDUKAN DAN PERMASALAHAN INDONESIA
Kompetensi Inti :
3.5 Menganalisis dinamika kependudukan diIndonesia
untuk perencanaan pembangunan.
4.5 Menyajikan data kependudukandalam
bentuk peta, tabel,grafik,dan/atau gambar
MATERI AJAR
A.
Faktor Dinamika
Kependudukan
Kelahiran
merupakan faktor yang mempengaruhi dinamika kependudukan Indonesia
1.
Kelahiran (Natalitas)
Faktor
pertama dalam dinamika kependudukan Indonesia adalah kelahiran. Nah,
kelahiran terbagi lagi menjadi dua, yaitu pro-natalitas dan anti-natalitas.
Apa sih maksud
dari keduanya? Begini, guys, kalau pro natalitas itu berarti yang
mendukung kelahiran. Sedangkan, anti natalitas berarti faktor-faktor yang
menghambat kelahiran.
Pertama,
kita bahas terlebih dahulu tentang pro natalitas. Berikut ini merupakan
faktor-faktor yang mendukung kelahiran.
- Pernikahan
usia muda.
Adanya pernikahan usia muda tentu membuka kesempatan memiliki anak juga
lebih lama, karena rentang usia dari muda sampai tidak produktifnya
panjang. Sehingga, dapat meningkatkan angka kelahiran.
- Mitos
yang beredar di masyarakat. Misalnya banyak anak banyak rezeki.
Adanya mitos seperti itu dapat meningkatkan kelahiran anak.
- Kebutuhan
tenaga kerja. Dengan adanya anak, maka kemungkinan anak tersebut
bisa meningkatkan perekonomian keluarga setelah dewasa dan bekerja.
- Keinginan
memperoleh anak dengan jenis kelamin tertentu. Kalau ini sih banyak
ya kasusnya, ketika ada pasangan suami istri yang hanya memiliki anak
laki-laki, kemudian ingin adanya anak perempuan. Maka, mereka akan
merencanakan untuk memiliki anak lagi. Itulah yang membuat tingkat
kelahiran meningkat.
Faktor
yang menghambat tingkat kelahiran disebut anti natalitas. Berikut ini merupakan
faktor-faktor yang menghambat kelahiran.
- Program
KB (Keluarga Berencana). Program ini milik pemerintah dengan
tujuan untuk membatasi jumlah anak yang dimiliki dalam satu keluarga.
Tentu saja hal ini juga menghambat tingkat kelahiran.
- Pembatasan
usia pernikahan. Kebalikan dari pernikahan usia dini, pembatasan
usia pernikahan tentu bisa menghambat tingkat kelahiran. Hal ini karena
rentang waktu yang diperlukan untuk merencanakan kehamilan terbatas.
- Asumsi
anak beban keluarga. Dengan memiliki asumsi seperti ini,
seperti dengan memiliki anak tentu akan memiliki beban/tanggungan untuk
pendidikan di masa depannya, ribet, dll.
- Pembatasan
tunjangan anak dari tempat kerja orang tua. Ada beberapa
perusahaan atau tempat kerja yang membatasi tunjangan untuk anak, misalnya
untuk dua anak saja. Hal itu akan mempengaruhi perencanaan untuk memiliki
anak lagi, sehingga akan menghambat tingkat kelahiran.
Pengukuran kelahiran dapat dilakukan melalui
beberapa cara ;
a.
Angka Kelahiran Kasar
Angka kelahiran kasar
(crude birth rate disingkat CBR) menunjukkan jumlah kelahiran tiap 1.000
penduduk setiap tahun, dengan rumus sebagai berikut.
CBR = B/P x k
Keterangan:
B: jumlah bayi yang lahir pada periode tertentu.
P: jumlah penduduk pada pertengahan tahun.
k: konstanta, biasanya 1.000.
Note:
Tinggi = > 30 jiwa
Sedang = 20 – 30 jiwa
Rendah = < 20 jiwa
Contoh soal
Pada tahun 2018 di Desa Sukajati, terjadi kelahiran sebanyak 1.200
bayi. Jumlah penduduk di Desa Sukajati pada tahun yang sama adalah 84.000 jiwa.
Berapakah angka kelahiran kasar Desa Sukajati tahun 2018?
Diketahui,
Birth = 1.200
Population = 84.000
Ditanya,
CBR Desa Sukajati tahun 2018 adalah?
Jawab:
⇒ CBR = (Birth ×
1.000)/Population
⇒ CBR = (1.200
×1.000)/84.000
⇒ CBR = 1.200.000/84.000
⇒ CBR = 14,28 = 14
Jadi, CBR Desa Sukajati tahun 2018 adalah 14 jiwa.
b.
Angka Kelahiran Menurut Umur
Cara pengukuran kelahiran metode CBR seringkali kurang memuaskan karena tidak
memperhatikan pembagian menurut jenis kelamin dan menurut golongan umur
Rumus:
ASBRx =
Bx/Px x k
Keterangan:
Bx: jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur x pada tahun
tertentu.
Px: jumlah penduduk wanita kelompok umur x pada pertengahan
tahun yang sama.
x: kelompok umur (15-19, 20-27, dst)
k: konstanta, biasanya 1.000
Contoh Soal
Berdasarkan data monografi desa, pada tahun 2019
di Desa Kalibaru, wanita berumur 45-49 tahun pertengahan tahun 2019 sebanyak
659 jiwa. Terjadi kelahiran sebanyak 11 bayi, pada kelompok wanita usia
tersebut. Jumlah penduduk di Desa Kalibaru pada tahun yang sama adalah 5.216
jiwa. Angka kelahiran menurut umur Desa Sukatani tahun 2019 adalah ….
Jawab;
Jumlah kelahiran pada wanita usia 45 – 49 = 11 jiwa
Jumlah penduduk wanita berusia 45 – 49 = 659 jiwa
ASFR =…?
ASFR= \frac{11}{659}X 1000 = 16,69 = 17ASFR=65911X1000=16,69=17
Jadi ASFR 17, artinya setiap 1000 wanita umur 45-49 tahun dalam
1 tahun jumlah kelahiran ada 17 bayi
2.
Kematian (Mortalitas)
Faktor
selanjutnya dari dinamika kependudukan adalah kematian atau mortalitas. Sama
halnya dengan natalitas. Mortalitas juga ada pro mortalitas dan anti
mortalitas. Pertama, kita akan membahas tentang pro mortalitas terlebih dahulu,
yaitu faktor-faktor yang mendukung tingkat kematian.
- Sarana
kesehatan yang kurang memadai. Tentu saja hal ini akan meningkatkan
kematian.
- Rendahnya
kesadaran akan pentingnya kesehatan. Dengan masih banyaknya penduduk
yang kurang menyadari akan pentingnya kesehatan, maka tidak akan
memperhatikan kesehatan seperti memakan makanan yang tidak bergizi atau
lingkungan yang kotor. Hal itu dapat mendatangkan berbagai penyakit dan
meningkatkan kematian.
- Bencana
alam.
Terjadinya bencana alam hingga menyebabkan korban tentu akan meningkatkan
kematian.
- Peperangan. peperangan
jelas memakan banyak korban.
Di
sisi lain ada juga faktor-faktor yang menghambat kematian atau anti mortalitas.
Dengan kata lain, faktor-faktor ini mendukung harapan hidup.
- Fasilitas
kesehatan yang memadai. Lengkapnya fasilitas kesehatan yang
didukung dengan teknologi modern akan memudahkan proses penyembuhan
penduduk yang sakit dan membantu pemeriksaan kesehatan. Hal ini dapat
menurunkan tingkat kematian.
- Lingkungan
yang bersih dan teratur. Hal ini akan membuat lingkungan sehat,
karena jauh dari bibit penyakit, seperti nyamuk penyebab demam berdarah
dan virus.
- Tingginya
tingkat kesadaran akan pentingnya kesehatan. Semakin banyak
penduduk yang sadar pentingnya kesehatan, maka akan membuat kehidupannya
lebih teratur seperti rajin berolahraga dan memakan makanan yang bergizi.
Rumus ini digunakan untuk menghitung angka
kematian kasar. Kalau tadi CBR adalah angka kelahiran kasar, nah ini
kebalikannya, guys.
Rumus:
CDR = D/P x k
Keterangan:
D: jumlah kematian dalam periode tertentu.
P: jumlah penduduk pada pertengahan tahun
tertentu.
k: konstanta, biasanya 1.000.
Note:
Tinggi = > 20 jiwa
Sedang = 10 – 20 jiwa
Rendah = < 10 jiwa
Contoh Soal
Pada tahun 2015, jumlah
penduduk di suatu wilayah adalah 500.000 jiwa. Setelah setahun berlalu
diketahui terdapat kematian sejumlah 1000 orang. Berapakah angka kematian
kasarnya?
Diketahui:
Jumlah kematian = 1.000
orang
Jumlah penduduk =
500.000 orang
Jawab:
CDR = 1.000/500.000 X
1.000 = 2
Age Specific Death Rate (ASDR) atau Angka Kematian Spesifik
Rumus ini digunakan
untuk menentukan angka kematian secara spesifik.
Rumus:
ASDRx =
Dx/Px x k
Keterangan
Dx: jumlah penduduk
yang meninggal dari kelompok umur tertentu pada tahun tertentu.
Px: jumlah penduduk
dari kelompok umur x pada pertengahan tahun yang sama.
x: kelompok umur
(15-19, 20-27, dst).
k: konstanta, biasanya
1.000.
Infant Mortality Rate (IMR) atau Angka Kematian Bayi
Rumus ini digunakan
untuk menghitung angka kematian bayi sebelum ulang tahun pertama mereka (0-11
bulan) setiap 1.000 kelahiran hidup dalam tahun tertentu.
Kita perlu menghitung angka kematian bayi
untuk melihat apakah kualitas kependudukan di daerah tertentu baik atau buruk.
Rumus:
IMR = Do/B x k
Keterangan:
Do: jumlah kematian
bayi di bawah 1 tahun pada tahun tertentu.
B: jumlah kelahiran
hidup dalam tahun yang sama.
k: konstanta, biasanya
1.000.
Note:
Tinggi = > 75 jiwa
Sedang = 35 – 75 jiwa
Rendah = < 35 jiwa
1.
Mobilitas Kependudukan
Indonesia
Setelah
mempelajari demografi, sekarang kita masuk ke pembahasan mobilitas. Apa itu
mobilitas kependudukan?
Paspor digunakan untuk mobilitas antarnegara (sumber gambar: bbc.com)
Mobilitas
kependudukan adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah
lainnya. Nah, mobilitas sendiri juga terbagi menjadi mobilitas
permanen dan non permanen.
Mobilitas Permanen
Mobilitas
permanen memiliki sifat yang perpindahannya tetap atau dalam jangka waktu yang
sangat lama. Ada cakupan internal dan eksternal.
Untuk
yang cakupan internal itu lebih kepada perpindahan domestik, seperti
urbanisasi, ruralisasi, dan transmigrasi.
·
Urbanisasi:
perpindahan dari desa menuju kota.
·
Ruralisasi:
perpindahan dari kota menuju desa.
·
Transmigrasi:
perpindahan dari satu daerah ke daerah lain (perpindahan umum).
Kemudian,
ada cakupan yang eksternalnya nih, seperti emigrasi, imigrasi, dan
remigrasi.
·
Emigrasi:
keluarnya penduduk ke negara lain.
·
Imigrasi:
masuknya penduduk dari negara lain.
·
Remigrasi:
pemulangan suatu warga negara ke negara asalnya.
Mobilitas Non Permanen
Mobilitas
ini memiliki sifat yang perpindahannya tidak tetap atau dalam waktu singkat.
·
Komutasi
(komuter): penduduk yang keluar dari daerah asalnya untuk waktu yang
sebentar dan dengan tujuan tertentu. Misalnya, kamu asli orang Depok, tapi
kerja atau sekolah di Jakarta. Kata kuncinya adalah pulang pergi (PP), karena
hanya sebentar, pergi pagi, pulang sore.
·
Sirkulasi
(sirkuler): penduduk yang asli dari Padang, tapi punya kost di Jakarta,
karena bekerja atau sekolah. Nah, ‘kan gak mungkin
kalau PP. Jadi, kamu akan menginap di daerah lain.
Faktor-Faktor Penyebab Migrasi
Migrasi penduduk bisa terjadi karena
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
1. Lowongan pekerjaan yang semakin
menipis.
2. Sulit beradaptasi di daerah asalnya.
3. Terjadi bencana alam yang menyebabkan
wilayah tersebut tak bisa ditempati.
4. Adanya tekanan dalam bermasyarakat.
5. Peluang kerja lebih besar, sehingga
kehidupan sosial ekonomi terjamin.
Dampak Dinamika Penduduk
Tak
bisa dipungkiri bahwa semakin banyaknya jumlah penduduk pada suatu wilayah,
maka akan semakin banyak dampak yang akan muncul. Dampak-dampak dinamika
penduduk sebagai berikut.
1. Rendahnya Tingkat Pendidikan
Pertumbuhan
jumlah penduduk yang semakin cepat dan angka kematian bergerak lambat menyebabkan
penduduk kesulitan untuk mendapatkan pendidikan yang pantas. Tingkat pendidikan
yang rendah bisa mengakibatkan terjadinya keterlambatan dalam pembangunan
terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tingkat
pendidikan yang rendah menandakan bahwa kualitas pendidikan penduduk pada suatu
wilayah sangat rendah. Banyaknya jumlah penduduk anak-anak membuat fasilitas
pendidikan di suatu wilayah tak mampu menampungnya, sehingga banyak anak-anak
yang terpaksa tidak menempuh pendidikan. Selain itu, rendahnya tingkat
pendidikan bisa disebabkan karena kemampuan ekonomi masyarakat rendah, sehingga
harus membantu orang tua bekerja.
2. Rendahnya Tingkat Kesehatan
Kesehatan
masyarakat sudah menjadi kebutuhan hidup yang harus dimiliki oleh setiap
penduduk. Banyaknya penduduk yang sehat di suatu wilayah membuktikan bahwa
kesejahteraan penduduk tersebut terjamin.
Akan
tetapi, dengan adanya dinamika penduduk pada suatu wilayah mengakibatkan
tingkat kesehatan penduduk semakin rendah. Hal ini terjadi karena fasilitas
kesehatan belum memadai untuk menampung banyaknya pasien yang sakit. Selain
itu, lingkungan yang semakin kotor dan air bersih sulit didapatkan membuat
kesehatan penduduk menurun.
3. Kesejahteraan Penduduk Semakin
Rendah
Setiap
penduduk yang tinggal di suatu negara seharusnya mendapatkan kesejahteraan.
Kesejahteraan yang dimiliki oleh setiap penduduk, maka roda perekonomian akan
berjalan dengan baik.
Akan
tetapi, pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin cepat dan angka kematian
bergerak lambat menandakan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat menjadi
rendah. Tingkat kesejahteraan penduduk yang menurun bisa dapat dilihat melalui
pendapatan penduduk yang sangat kecil.
Rendahnya
kesejahteraan penduduk disebabkan karena adanya dinamika penduduk, sehingga
banyak penduduk yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Dengan
kata lain, dinamika penduduk bisa menyebabkan angka pengangguran meningkat.
Penduduk yang tidak mendapatkan pekerjaan akan kesulitan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
4. Kondisi Alam yang Semakin
Rusak
Manusia
sangat bergantung pada kondisi alam yang ada karena kondisi alam yang sehat dan
baik akan memberikan kesehatan pada manusia. Selain itu, kondisi alam yang baik
bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan bagi setiap penduduk.
Namun,
penduduk yang sering menggunakan sumber daya alam bisa menyebabkan kondisi alam
terganggu. Kondisi alam yang terganggu bisa membuat kesejahteraan penduduk
menurun dan kesehatan penduduk juga menurun.
Bukan
hanya itu, pertumbuhan penduduk yang semakin cepat bisa membuat tempat untuk
bercocok tanam semakin sedikit karena banyaknya lahan yang dijadikan perumahan.
Hal seperti ini bisa membuat penyerapan air semakin berkurang, tetapi
penggunaan air tanah semakin bertambah.
5. Persebaran Penduduk Tidak
Merata
Dalam
suatu wilayah pasti memiliki keterbatasan atau kemampuan dalam menampung
penduduk yang menetap di wilayah tersebut. Oleh sebab itu, penduduk akan
mencari tempat yang lebih layak untuk bertahan hidup, maka terjadilah
peresebaran penduduk itu.
Persebaran
penduduk yang tidak merata membuat pertumbuhan ekonomi pada suatu wilayah
menjadi tidak merata. Bukan hanya pertumbuhan ekonomi saja, tetapi fasilitas
pendidikan, fasilitas kesehatan juga tidak merata, sehingga terjadi kesenjangan
sosial antar wilayah.
Pertumbuhan
penduduk
Pertumbuhan penduduk
adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun
penurunannya.Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu
kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi).Kelahiran
dan kematian dinamakan faktor alami, sedangkan perpindahan penduduk dinamakan
faktor non alami.Migrasi ada dua yaitu migrasi yang dapat menambah jumlah
penduduk disebut migrasi masuk (imigrasi), dan yang
dapat mengurangi penduduk disebut migrasi keluar (emigrasi).
Sebelum kita membahas perkembangan jumlah penduduk Indonesia,
terlebih dahulu perhatikanlah tabel di bawah ini.
Tabel Perkembangan Penduduk Dunia
Sumber: https://www.google.com/search
Dari tabel tersebut menunjukan bahwa untuk
mencapai jumlah penduduk dua kali lipat waktu yang diperlukan makin lama makin
singkat.
Faktor penyebab utama ini adalah adanya
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama kemajuan di bidang kesehatan.
Dengan kemajuan teknologi kesehatan kelahiran
dapat diatur dan kematian dapat dicegah. Ini semua mengakibatkan menurunnya
angka kematian secara drastis atau mencolok.
Sesuai dengan tingkat kemajuan dibidang ilmu
pengetahuan dan teknologi maka tiap-tiap masyarakat atau negara, pertumbuhan
penduduknya mengalami 4 periode yaitu:
·
Periode
I
Pada periode ini pertumbuhan penduduk berjalan dengan lambat yang ditandai
dengan adanya tingkat kelahiran dan kematian yang rendah sehingga disebut
periode statis.
·
Periode
II
Tahap kedua ini angka kematian mulai turun karena adanya perbaikan gizi makanan
dan kesehatan. Akibat dari itu semua pertumbuhan penduduk menjadi cepat
mengingat angka kelahiran yang masih tinggi.
·
Periode
III
Periode ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan penduduk mulai turun. Tingkat
kematian pada periode ini stabil sampai pada tingkat rendah dan angka kelahiran
menurun, penyebabnya antara lain adanya pembatasan jumlah anggota keluarga.
·
Periode
IV
Pada masa ini tingkat kematian stabil, tetapi tingkat kelahiran menurun secara
perlahan sehingga pertumbuhan penduduk rendah. Periode ini di sebut periode
penduduk stasioner.
Dari empat periode di atas,
pertumbuhan penduduk Indonesia berada pada periode kedua dan sekarang sedang
menuju periode ketiga.
Sampai di
sini Anda memahami tentang pertumbuhan penduduk?
Agar pemahaman Anda terhadap perkembangan
jumlah penduduk Indonesia lebih lengkap, perhatikan grafik berikut ini!
Grafik Perkembangan Penduduk Indonesia Tahun
1930-2000
Sumber : https://www.google.com/
1. Pertumbuhan Penduduk
Alami
Pertumbuhan penduduk
yang diperoleh dari hasil selisih tingkat kelahiran dengan kematian dalam satu
tahun disebut pertumbuhan penduduk alami. Pertumbuhannya dinyatakan dalam
perseribu. Kejadian paling sederhana dapat kita lakukan dengan melakukan
pengamatan penduduk di lingkungan kita. Dalam satu tahun, berapa kali terjadi
kelahiran, dan berapa kali terjadi kematian? Misalkan, pada saat ini jumlah
penduduk di kampungmu 1000 orang, maka dengan menghitung selisih jumlah kelahiran
dan kematian maka kita akan menemukan angka pertumbuhan penduduk di kampungmu.
Contoh, jumlah bayi yang lahir 40, penduduk yang meninggal dunia 20, maka
dengan menggunakan rumus di bawah ini pertumbuhan penduduk di kampung adalah
40-20 perseribu, atau 20 perseribu atau 2%.
Adapun perhitungannya dapat digunakan rumus:
P = L – M
Keterangan
P = Pertumbuhan penduduk
L = Lahir
M = Mati
Contoh soal: Jumlah penduduk pada negara Indonesia tahun 2017
adalah 30.800.300 jiwa, pada tahun yang sama terdapat kelahiran sekitar
1.000.000 jiwa dan angka kematian 500.000 jiwa. Berapakah jumlah pertumbuhan
penduduk alaminya?
Jawaban: Untuk menjawab soal ini kita menggunakan rumus:
Pa = L – M
= 1.000.000 – 500.000
= 500.000 jiwa
Jadi, jawaban soal pertambahan penduduk alami di Indonesia pada
tahun 2017 adalah 600.000 jiwa.
2. Pertumbuhan Penduduk
Non Alami
Pertumbuhan penduduk non
alami diperoleh dari selisih penduduk yang melakukan imigrasi (migrasi masuk)
dengan emigrasi (migrasi keluar). Pertumbuhan penduduk non alami disebut juga
dengan pertumbuhan penduduk karena migrasi. Perhitungan penduduk non alami
dapat digunakan rumus sebagai berikut:
P = I – E
P = Pertumbuhan penduduk
I = Imigrasi
E = Emigrasi
Contoh Soal
Pada tahun 2021 di Negera Indonesia Jumlah Migrasi masuknya
(imigrasi) sebesar 25.000 jiwa dan migrasi keluar (emigrasi) sebesar 20.000
jiwa. Berdasarkan data yang sudah dijelaskan tersebut, hitunglah Pertumbuhan
Penduduk Migrasi tahun 2021?
Jawab
:
I = 25.000
E = 20.000
T = I – E
= 25.000-20.000 = 5.000
Jadi pertumbuhan penduduk migrasi negara indonesia tahun 2021 adalah 5.000
jiwa.
3. Pertumbuhan penduduk
Total
Jamur menyerap zat
organik dari lingkungannya atau bersifat heterotrof, penguraian zat organik
dilakukan diluar tubuh jamur. Berdasarkan cara memperoleh makanannya, jamur
dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, saprofit atau simbiosis
mutualisme dengan organisme lain. Pertumbuhan total adalah pertumbuhan penduduk
yang dihitung dari selisih jumlah kelahiran dengan kematian ditambah dengan
selisih dari pertumbuhan non alami. Perhitungan penduduk total dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
P = (L – M ) + (I – E)
Keterangan
P = jumlah pertumbuhan
penduduk dalam satu tahun
L = jumlah kelahiran
dalam satu tahun
M= jumlah kematian dalam
satu tahun
I = Imigrasi
E = Emigrasi
Laju pertumbuhan
penduduk total di Indonesia tidak terlalu banyak berbeda dengan laju
pertumbuhan penduduk alami, karena migrasi (baik imigrasi maupun emigrasi)
jumlahnya tidak begitu banyak sehingga pengaruhnya sangat kecil dan dapat
diabaikan. Pertumbuhan penduduk biasanya dinyatakan dengan angka persen (%) dan
biasanya diperhitungkan untuk jangka waktu per setiap tahun.
Contoh Soal:
Di suatu wilayah diketahui jumlah kelahiran
sebesar 967.000 jiwa dan kematian sebesar 659.000 jiwa, sedangkan terjadi
imigrasi sebesar 889.000 jiwa dan emigrasi sebesar 512.000 jiwa. Hitunglah
pertumbuhan penduduk totalnya!
Jawab:
L = 976.000 I = 889.000
M = 659.000 E = 512.000
X = (L – M) + (I – E)
= (967.000 – 659.000) + (889.000 – 512.000)
= 308.000 + 377.000
= 685.000 jiwa
Lembar
Kerja
Jawablah teka-teki di bawah ini
1. Faktor
yang mendorong kematian
2. Permindahan
penduduk dari satu daerah ke daerah lain (perpindahan umum).
3. Faktor
yang mendudung kelahiran
4.
Dampak dinamika penduduk
5.
penduduk yang keluar dari daerah
asalnya untuk waktu yang sebentar dan dengan tujuan tertentu
6.
perpindahan dari desa menuju
kota.
7.
perpindahan dari kota menuju desa
8.
keluarnya penduduk ke negara lain
9.
masuknya penduduk. dari negara
lain
10.
pemulangan suatu warga negara ke
negara asalnya
Lembar Kegiatan Siswa
|
|
|
|
|
1 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8 |
|
|
|
3 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 |
|
6 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kunci Lembar Kerja
Lembar
Evaluasi
Jawab soal di bawah ini
dengan benar ikuti langkah-langkah penyelesaian seperti spada contoh soal !
1. Pada tahun 2000 di Desa Puncak,
terjadi kelahiran sebanyak 200 bayi. Jumlah penduduk di Desa Puncak pada
tahun yang sama adalah 4.000 jiwa. Berapakah angka kelahiran kasar Desa Puncak
tahun 2000?
2.
Berdasarkan data desa, pada tahun 2021 di Desa Moncong, wanita
berumur 25-29 tahun pertengahan tahun 2021 sebanyak 500 jiwa. Terjadi kelahiran
sebanyak 10 bayi, pada kelompok wanita usia tersebut. Jumlah penduduk di Desa
Moncong pada tahun yang sama adalah 5.000 jiwa. Angka kelahiran menurut umur
Desa Moncong tahun 2021 adalah ….
3.
Pada tahun 2015, jumlah penduduk di suatu wilayah adalah 100.000
jiwa. Setelah setahun berlalu diketahui terdapat kematian sejumlah 1000 orang.
Berapakah angka kematian kasarnya?
4.
Berdasarkan data desa, pada tahun 2021 di Desa Moncong, jumlah
penduduk umur 45-49 tahun pertengahan tahun 2021 sebanyak 1000 jiwa. Terjadi
kematian sebanyak 50 orang. Jumlah penduduk di Desa Moncong pada tahun yang
sama adalah 35.000 jiwa. Angka kematian menurut umur Desa Moncong tahun 2021
adalah ….
5. Pada tahun 2000 di Desa Puncak,
terjadi kelahiran sebanyak 200 bayi. Jumlah bayi
yang meninggal
di Desa Puncak pada tahun yang sama adalah 10 jiwa. Hitunglah
angka kematian bayi di Desa Puncak tahun 2000?
Komentar
Posting Komentar