LKPD 1 KEPENDUDUKAN DAN PERMASALAHAN INDONESIA

 


Kompetensi Inti :

3.5  Menganalisis            dinamika kependudukan diIndonesia untuk perencanaan pembangunan.

4.5  Menyajikan                        data kependudukandalam bentuk peta, tabel,grafik,dan/atau gambar

MATERI AJAR

A.      Faktor Dinamika Kependudukan

Kelahiran merupakan faktor yang mempengaruhi dinamika kependudukan Indonesia

1.       Kelahiran (Natalitas)

Faktor pertama dalam dinamika kependudukan Indonesia adalah kelahiran. Nah, kelahiran terbagi lagi menjadi dua, yaitu pro-natalitas dan anti-natalitas.

Apa sih maksud dari keduanya? Begini, guys, kalau pro natalitas itu berarti yang mendukung kelahiran. Sedangkan, anti natalitas berarti faktor-faktor yang menghambat kelahiran.

Pertama, kita bahas terlebih dahulu tentang pro natalitas. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mendukung kelahiran.

  1. Pernikahan usia muda. Adanya pernikahan usia muda tentu membuka kesempatan memiliki anak juga lebih lama, karena rentang usia dari muda sampai tidak produktifnya panjang. Sehingga, dapat meningkatkan angka kelahiran.
  2. Mitos yang beredar di masyarakat. Misalnya banyak anak banyak rezeki. Adanya mitos seperti itu dapat meningkatkan kelahiran anak.
  3. Kebutuhan tenaga kerja. Dengan adanya anak, maka kemungkinan anak tersebut bisa meningkatkan perekonomian keluarga setelah dewasa dan bekerja.
  4. Keinginan memperoleh anak dengan jenis kelamin tertentu. Kalau ini sih banyak ya kasusnya, ketika ada pasangan suami istri yang hanya memiliki anak laki-laki, kemudian ingin adanya anak perempuan. Maka, mereka akan merencanakan untuk memiliki anak lagi. Itulah yang membuat tingkat kelahiran meningkat.

Faktor yang menghambat tingkat kelahiran disebut anti natalitas. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang menghambat kelahiran.

  1. Program KB (Keluarga Berencana). Program ini milik pemerintah dengan tujuan untuk membatasi jumlah anak yang dimiliki dalam satu keluarga. Tentu saja hal ini juga menghambat tingkat kelahiran.
  2. Pembatasan usia pernikahan. Kebalikan dari pernikahan usia dini, pembatasan usia pernikahan tentu bisa menghambat tingkat kelahiran. Hal ini karena rentang waktu yang diperlukan untuk merencanakan kehamilan terbatas.
  3. Asumsi anak beban keluarga. Dengan memiliki asumsi seperti ini, seperti dengan memiliki anak tentu akan memiliki beban/tanggungan untuk pendidikan di masa depannya, ribet, dll.
  4. Pembatasan tunjangan anak dari tempat kerja orang tua. Ada beberapa perusahaan atau tempat kerja yang membatasi tunjangan untuk anak, misalnya untuk dua anak saja. Hal itu akan mempengaruhi perencanaan untuk memiliki anak lagi, sehingga akan menghambat tingkat kelahiran.

Pengukuran kelahiran dapat dilakukan melalui beberapa cara ;

a.    Angka Kelahiran Kasar

Angka kelahiran kasar (crude birth rate disingkat CBR) menunjukkan jumlah kelahiran tiap 1.000 penduduk setiap tahun, dengan rumus sebagai berikut.

CBR = B/P x k

Keterangan:

B: jumlah bayi yang lahir pada periode tertentu.

P: jumlah penduduk pada pertengahan tahun.

k: konstanta, biasanya 1.000.

Note

Tinggi = > 30 jiwa

Sedang = 20 – 30 jiwa

Rendah = < 20 jiwa

 

Contoh soal

Pada tahun 2018 di Desa Sukajati, terjadi kelahiran sebanyak 1.200 bayi. Jumlah penduduk di Desa Sukajati pada tahun yang sama adalah 84.000 jiwa. Berapakah angka kelahiran kasar Desa Sukajati tahun 2018?

Diketahui,

Birth = 1.200

Population = 84.000

Ditanya,

CBR Desa Sukajati tahun 2018 adalah?

Jawab:

 CBR = (Birth × 1.000)/Population

 CBR = (1.200 ×1.000)/84.000

 CBR = 1.200.000/84.000

 CBR = 14,28 = 14

Jadi, CBR Desa Sukajati tahun 2018 adalah 14 jiwa.

 

 

b.    Angka Kelahiran Menurut Umur


Cara pengukuran kelahiran metode CBR seringkali kurang memuaskan karena tidak memperhatikan pembagian menurut jenis kelamin dan menurut golongan umur

Rumus:

ASBRx = Bx/Px x k

 

Keterangan:

Bx: jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur x pada tahun tertentu.

Px: jumlah penduduk wanita kelompok umur x pada pertengahan tahun yang sama.

x: kelompok umur (15-19, 20-27, dst)

k: konstanta, biasanya 1.000

 

Contoh Soal

Berdasarkan data monografi desa, pada tahun 2019 di Desa Kalibaru, wanita berumur 45-49 tahun pertengahan tahun 2019 sebanyak 659 jiwa. Terjadi kelahiran sebanyak 11 bayi, pada kelompok wanita usia tersebut. Jumlah penduduk di Desa Kalibaru pada tahun yang sama adalah 5.216 jiwa. Angka kelahiran menurut umur Desa Sukatani tahun 2019 adalah ….

Jawab;
Jumlah kelahiran pada wanita usia 45 – 49 = 11 jiwa
Jumlah penduduk wanita berusia 45 – 49 = 659 jiwa
ASFR =…?

ASFR= \frac{11}{659}X 1000 = 16,69 = 17ASFR=65911​X1000=16,69=17

Jadi ASFR 17, artinya setiap 1000 wanita umur 45-49 tahun dalam 1 tahun jumlah kelahiran ada 17 bayi

2.       Kematian (Mortalitas)

Faktor selanjutnya dari dinamika kependudukan adalah kematian atau mortalitas. Sama halnya dengan natalitas. Mortalitas juga ada pro mortalitas dan anti mortalitas. Pertama, kita akan membahas tentang pro mortalitas terlebih dahulu, yaitu faktor-faktor yang mendukung tingkat kematian.

  1. Sarana kesehatan yang kurang memadai. Tentu saja hal ini akan meningkatkan kematian.
  2. Rendahnya kesadaran akan pentingnya kesehatan. Dengan masih banyaknya penduduk yang kurang menyadari akan pentingnya kesehatan, maka tidak akan memperhatikan kesehatan seperti memakan makanan yang tidak bergizi atau lingkungan yang kotor. Hal itu dapat mendatangkan berbagai penyakit dan meningkatkan kematian.
  3. Bencana alam. Terjadinya bencana alam hingga menyebabkan korban tentu akan meningkatkan kematian.
  4. Peperangan.  peperangan jelas memakan banyak korban.

Di sisi lain ada juga faktor-faktor yang menghambat kematian atau anti mortalitas. Dengan kata lain, faktor-faktor ini mendukung harapan hidup.

  1. Fasilitas kesehatan yang memadai. Lengkapnya fasilitas kesehatan yang didukung dengan teknologi modern akan memudahkan proses penyembuhan penduduk yang sakit dan membantu pemeriksaan kesehatan. Hal ini dapat menurunkan tingkat kematian.
  2. Lingkungan yang bersih dan teratur. Hal ini akan membuat lingkungan sehat, karena jauh dari bibit penyakit, seperti nyamuk penyebab demam berdarah dan virus.
  3. Tingginya tingkat kesadaran akan pentingnya kesehatan. Semakin banyak penduduk yang sadar pentingnya kesehatan, maka akan membuat kehidupannya lebih teratur seperti rajin berolahraga dan memakan makanan yang bergizi.

 

Rumus ini digunakan untuk menghitung angka kematian kasar. Kalau tadi CBR adalah angka kelahiran kasar, nah ini kebalikannya, guys.

 

Rumus:

CDR = D/P x k

 

Keterangan:


D: jumlah kematian dalam periode tertentu.

P: jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu.

k: konstanta, biasanya 1.000.

Note

Tinggi = > 20 jiwa

Sedang = 10 – 20 jiwa

Rendah = < 10 jiwa

 

Contoh Soal

Pada tahun 2015, jumlah penduduk di suatu wilayah adalah 500.000 jiwa. Setelah setahun berlalu diketahui terdapat kematian sejumlah 1000 orang. Berapakah angka kematian kasarnya?

Diketahui:

Jumlah kematian = 1.000 orang

Jumlah penduduk = 500.000 orang

Jawab:

CDR = 1.000/500.000 X 1.000 = 2

Age Specific Death Rate (ASDR) atau Angka Kematian Spesifik

Rumus ini digunakan untuk menentukan angka kematian secara spesifik.

Rumus:

ASDRx = Dx/Px x k

 

Keterangan

 

Dx: jumlah penduduk yang meninggal dari kelompok umur tertentu pada tahun tertentu.

Px: jumlah penduduk dari kelompok umur x pada pertengahan tahun yang sama.

x: kelompok umur (15-19, 20-27, dst).

k: konstanta, biasanya 1.000.

 

Infant Mortality Rate (IMR) atau Angka Kematian Bayi

Rumus ini digunakan untuk menghitung angka kematian bayi sebelum ulang tahun pertama mereka (0-11 bulan) setiap 1.000 kelahiran hidup dalam tahun tertentu.

Kita perlu menghitung angka kematian bayi untuk melihat apakah kualitas kependudukan di daerah tertentu baik atau buruk.

Rumus:

IMR = Do/B x k

Keterangan:

Do: jumlah kematian bayi di bawah 1 tahun pada tahun tertentu.

B: jumlah kelahiran hidup dalam tahun yang sama.

k: konstanta, biasanya 1.000.

Note:

Tinggi = > 75 jiwa

Sedang = 35 – 75 jiwa

Rendah = < 35 jiwa

1.       Mobilitas Kependudukan Indonesia

Setelah mempelajari demografi, sekarang kita masuk ke pembahasan mobilitas. Apa itu mobilitas kependudukan?


Paspor digunakan untuk mobilitas antarnegara (sumber gambar: bbc.com)

Mobilitas kependudukan adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lainnya. Nah, mobilitas sendiri juga terbagi menjadi mobilitas permanen dan non permanen.

Mobilitas Permanen

Mobilitas permanen memiliki sifat yang perpindahannya tetap atau dalam jangka waktu yang sangat lama. Ada cakupan internal dan eksternal.

Untuk yang cakupan internal itu lebih kepada perpindahan domestik, seperti urbanisasi, ruralisasi, dan transmigrasi.

·         Urbanisasi: perpindahan dari desa menuju kota.

·         Ruralisasi: perpindahan dari kota menuju desa.

·         Transmigrasi: perpindahan dari satu daerah ke daerah lain (perpindahan umum).

Kemudian, ada cakupan yang eksternalnya nih, seperti emigrasi, imigrasi, dan remigrasi.

·         Emigrasi: keluarnya penduduk ke negara lain.

·         Imigrasi: masuknya penduduk dari negara lain.

·         Remigrasi: pemulangan suatu warga negara ke negara asalnya.

Mobilitas Non Permanen

Mobilitas ini memiliki sifat yang perpindahannya tidak tetap atau dalam waktu singkat.

·         Komutasi (komuter): penduduk yang keluar dari daerah asalnya untuk waktu yang sebentar dan dengan tujuan tertentu. Misalnya, kamu asli orang Depok, tapi kerja atau sekolah di Jakarta. Kata kuncinya adalah pulang pergi (PP), karena hanya sebentar, pergi pagi, pulang sore.

·         Sirkulasi (sirkuler): penduduk yang asli dari Padang, tapi punya kost di Jakarta, karena bekerja atau sekolah. Nah, ‘kan gak mungkin kalau PP. Jadi, kamu akan menginap di daerah lain.

Faktor-Faktor Penyebab Migrasi

Migrasi penduduk bisa terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu

1. Lowongan pekerjaan yang semakin menipis.

2. Sulit beradaptasi di daerah asalnya.

3. Terjadi bencana alam yang menyebabkan wilayah tersebut tak bisa ditempati.

4. Adanya tekanan dalam bermasyarakat.

5. Peluang kerja lebih besar, sehingga kehidupan sosial ekonomi terjamin.

 

Dampak Dinamika Penduduk

Tak bisa dipungkiri bahwa semakin banyaknya jumlah penduduk pada suatu wilayah, maka akan semakin banyak dampak yang akan muncul. Dampak-dampak dinamika penduduk sebagai berikut.

1. Rendahnya Tingkat Pendidikan

Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin cepat dan angka kematian bergerak lambat menyebabkan penduduk kesulitan untuk mendapatkan pendidikan yang pantas. Tingkat pendidikan yang rendah bisa mengakibatkan terjadinya keterlambatan dalam pembangunan terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tingkat pendidikan yang rendah menandakan bahwa kualitas pendidikan penduduk pada suatu wilayah sangat rendah. Banyaknya jumlah penduduk anak-anak membuat fasilitas pendidikan di suatu wilayah tak mampu menampungnya, sehingga banyak anak-anak yang terpaksa tidak menempuh pendidikan. Selain itu, rendahnya tingkat pendidikan bisa disebabkan karena kemampuan ekonomi masyarakat rendah, sehingga harus membantu orang tua bekerja.

2. Rendahnya Tingkat Kesehatan

Kesehatan masyarakat sudah menjadi kebutuhan hidup yang harus dimiliki oleh setiap penduduk. Banyaknya penduduk yang sehat di suatu wilayah membuktikan bahwa kesejahteraan penduduk tersebut terjamin.

Akan tetapi, dengan adanya dinamika penduduk pada suatu wilayah mengakibatkan tingkat kesehatan penduduk semakin rendah. Hal ini terjadi karena fasilitas kesehatan belum memadai untuk menampung banyaknya pasien yang sakit. Selain itu, lingkungan yang semakin kotor dan air bersih sulit didapatkan membuat kesehatan penduduk menurun.

3. Kesejahteraan Penduduk Semakin Rendah

Setiap penduduk yang tinggal di suatu negara seharusnya mendapatkan kesejahteraan. Kesejahteraan yang dimiliki oleh setiap penduduk, maka roda perekonomian akan berjalan dengan baik.

Akan tetapi, pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin cepat dan angka kematian bergerak lambat menandakan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat menjadi rendah. Tingkat kesejahteraan penduduk yang menurun bisa dapat dilihat melalui pendapatan penduduk yang sangat kecil.

Rendahnya kesejahteraan penduduk disebabkan karena adanya dinamika penduduk, sehingga banyak penduduk yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Dengan kata lain, dinamika penduduk bisa menyebabkan angka pengangguran meningkat. Penduduk yang tidak mendapatkan pekerjaan akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

4. Kondisi Alam yang Semakin Rusak

Manusia sangat bergantung pada kondisi alam yang ada karena kondisi alam yang sehat dan baik akan memberikan kesehatan pada manusia. Selain itu, kondisi alam yang baik bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan bagi setiap penduduk.

Namun, penduduk yang sering menggunakan sumber daya alam bisa menyebabkan kondisi alam terganggu. Kondisi alam yang terganggu bisa membuat kesejahteraan penduduk menurun dan kesehatan penduduk juga menurun.

Bukan hanya itu, pertumbuhan penduduk yang semakin cepat bisa membuat tempat untuk bercocok tanam semakin sedikit karena banyaknya lahan yang dijadikan perumahan. Hal seperti ini bisa membuat penyerapan air semakin berkurang, tetapi penggunaan air tanah semakin bertambah.

5. Persebaran Penduduk Tidak Merata

Dalam suatu wilayah pasti memiliki keterbatasan atau kemampuan dalam menampung penduduk yang menetap di wilayah tersebut. Oleh sebab itu, penduduk akan mencari tempat yang lebih layak untuk bertahan hidup, maka terjadilah peresebaran penduduk itu.

Persebaran penduduk yang tidak merata membuat pertumbuhan ekonomi pada suatu wilayah menjadi tidak merata. Bukan hanya pertumbuhan ekonomi saja, tetapi fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan juga tidak merata, sehingga terjadi kesenjangan sosial antar wilayah.

 

Pertumbuhan penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya.Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi).Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami, sedangkan perpindahan penduduk dinamakan faktor non alami.Migrasi ada dua yaitu migrasi yang dapat menambah jumlah penduduk disebut migrasi masuk (imigrasi), dan yang dapat mengurangi penduduk disebut migrasi keluar (emigrasi).

Sebelum kita membahas perkembangan jumlah penduduk Indonesia, terlebih dahulu perhatikanlah tabel di bawah ini.

Tabel  Perkembangan Penduduk Dunia

Sumber: https://www.google.com/search

Dari tabel tersebut menunjukan bahwa untuk mencapai jumlah penduduk dua kali lipat waktu yang diperlukan makin lama makin singkat.

Faktor penyebab utama ini adalah adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama kemajuan di bidang kesehatan.

Dengan kemajuan teknologi kesehatan kelahiran dapat diatur dan kematian dapat dicegah. Ini semua mengakibatkan menurunnya angka kematian secara drastis atau mencolok.

Sesuai dengan tingkat kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi maka tiap-tiap masyarakat atau negara, pertumbuhan penduduknya mengalami 4 periode yaitu:

·   Periode I
Pada periode ini pertumbuhan penduduk berjalan dengan lambat yang ditandai dengan adanya tingkat kelahiran dan kematian yang rendah sehingga disebut periode statis.

·   Periode II
Tahap kedua ini angka kematian mulai turun karena adanya perbaikan gizi makanan dan kesehatan. Akibat dari itu semua pertumbuhan penduduk menjadi cepat mengingat angka kelahiran yang masih tinggi.

·   Periode III
Periode ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan penduduk mulai turun. Tingkat kematian pada periode ini stabil sampai pada tingkat rendah dan angka kelahiran menurun, penyebabnya antara lain adanya pembatasan jumlah anggota keluarga.

·      Periode IV


Pada masa ini tingkat kematian stabil, tetapi tingkat kelahiran menurun secara perlahan sehingga pertumbuhan penduduk rendah. Periode ini di sebut periode penduduk stasioner.

Dari empat periode di atas, pertumbuhan penduduk Indonesia berada pada periode kedua dan sekarang sedang menuju periode ketiga.
Sampai di sini Anda memahami tentang pertumbuhan penduduk?

Agar pemahaman Anda terhadap perkembangan jumlah penduduk Indonesia lebih lengkap, perhatikan grafik berikut ini!

Grafik Perkembangan Penduduk Indonesia Tahun 1930-2000


 

Sumber : https://www.google.com/

 

 

1. Pertumbuhan Penduduk Alami

Pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari hasil selisih tingkat kelahiran dengan kematian dalam satu tahun disebut pertumbuhan penduduk alami. Pertumbuhannya dinyatakan dalam perseribu. Kejadian paling sederhana dapat kita lakukan dengan melakukan pengamatan penduduk di lingkungan kita. Dalam satu tahun, berapa kali terjadi kelahiran, dan berapa kali terjadi kematian? Misalkan, pada saat ini jumlah penduduk di kampungmu 1000 orang, maka dengan menghitung selisih jumlah kelahiran dan kematian maka kita akan menemukan angka pertumbuhan penduduk di kampungmu. Contoh, jumlah bayi yang lahir 40, penduduk yang meninggal dunia 20, maka dengan menggunakan rumus di bawah ini pertumbuhan penduduk di kampung adalah 40-20 perseribu, atau 20 perseribu atau 2%.

Adapun perhitungannya dapat digunakan rumus:
P = L – M

 

Keterangan
P = Pertumbuhan penduduk
L = Lahir
M = Mati

Contoh soal: Jumlah penduduk pada negara Indonesia tahun 2017 adalah  30.800.300 jiwa, pada tahun yang sama terdapat kelahiran sekitar 1.000.000 jiwa dan angka kematian 500.000 jiwa. Berapakah jumlah pertumbuhan penduduk alaminya?

Jawaban: Untuk menjawab soal ini kita menggunakan rumus:

Pa = L – M
= 1.000.000 – 500.000
= 500.000 jiwa

Jadi, jawaban soal pertambahan penduduk alami di Indonesia pada tahun 2017 adalah 600.000 jiwa.

 

 

2. Pertumbuhan Penduduk Non Alami

Pertumbuhan penduduk non alami diperoleh dari selisih penduduk yang melakukan imigrasi (migrasi masuk) dengan emigrasi (migrasi keluar). Pertumbuhan penduduk non alami disebut juga dengan pertumbuhan penduduk karena migrasi. Perhitungan penduduk non alami dapat digunakan rumus sebagai berikut:

 

P = I – E

 

P = Pertumbuhan penduduk

I = Imigrasi

E = Emigrasi

 

Contoh Soal

Pada tahun 2021 di Negera Indonesia Jumlah Migrasi masuknya (imigrasi) sebesar 25.000 jiwa dan migrasi keluar (emigrasi) sebesar 20.000 jiwa. Berdasarkan data yang sudah dijelaskan tersebut, hitunglah Pertumbuhan Penduduk Migrasi tahun 2021?

Jawab :
I = 25.000
E = 20.000
T = I – E
= 25.000-20.000 = 5.000
Jadi pertumbuhan penduduk migrasi negara indonesia tahun 2021 adalah 5.000 jiwa.

 

3. Pertumbuhan penduduk Total

Jamur menyerap zat organik dari lingkungannya atau bersifat heterotrof, penguraian zat organik dilakukan diluar tubuh jamur. Berdasarkan cara memperoleh makanannya, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, saprofit atau simbiosis mutualisme dengan organisme lain. Pertumbuhan total adalah pertumbuhan penduduk yang dihitung dari selisih jumlah kelahiran dengan kematian ditambah dengan selisih dari pertumbuhan non alami. Perhitungan penduduk total dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

 

P = (L – M ) + (I – E)

 

Keterangan

P = jumlah pertumbuhan penduduk dalam satu tahun

L = jumlah kelahiran dalam satu tahun

M= jumlah kematian dalam satu tahun

I = Imigrasi

E = Emigrasi

  

Laju pertumbuhan penduduk total di Indonesia tidak terlalu banyak berbeda dengan laju pertumbuhan penduduk alami, karena migrasi (baik imigrasi maupun emigrasi) jumlahnya tidak begitu banyak sehingga pengaruhnya sangat kecil dan dapat diabaikan. Pertumbuhan penduduk biasanya dinyatakan dengan angka persen (%) dan biasanya diperhitungkan untuk jangka waktu per setiap tahun.

 

Contoh Soal:
Di suatu wilayah diketahui jumlah kelahiran sebesar 967.000 jiwa dan kematian sebesar 659.000 jiwa, sedangkan terjadi imigrasi sebesar 889.000 jiwa dan emigrasi sebesar 512.000 jiwa. Hitunglah pertumbuhan penduduk totalnya!

Jawab:
L = 976.000 I = 889.000
M = 659.000 E = 512.000
X = (L – M) + (I – E)
= (967.000 – 659.000) + (889.000 – 512.000)
= 308.000 + 377.000
= 685.000 jiwa

 

 

Lembar Kerja

Jawablah teka-teki di bawah ini

 

1.    Faktor yang mendorong kematian

2.    Permindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain (perpindahan umum).

3.    Faktor yang mendudung kelahiran

4.    Dampak dinamika penduduk

5.    penduduk yang keluar dari daerah asalnya untuk waktu yang sebentar dan dengan tujuan tertentu

6.    perpindahan dari desa menuju kota.

7.    perpindahan dari kota menuju desa

8.    keluarnya penduduk ke negara lain

9.    masuknya penduduk. dari negara lain

10. pemulangan suatu warga negara ke negara asalnya

Lembar Kegiatan Siswa

 

 

 

 

 

 

1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

8

 

 

 

3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

9

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5

 

6

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

7

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

10

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kunci Lembar Kerja

 

Lembar Evaluasi

Jawab soal di bawah ini dengan benar ikuti langkah-langkah penyelesaian seperti spada contoh soal !

1.    Pada tahun 2000 di Desa Puncak, terjadi kelahiran sebanyak 200 bayi. Jumlah penduduk di Desa Puncak pada tahun yang sama adalah 4.000 jiwa. Berapakah angka kelahiran kasar Desa Puncak tahun 2000?

2.    Berdasarkan data desa, pada tahun 2021 di Desa Moncong, wanita berumur 25-29 tahun pertengahan tahun 2021 sebanyak 500 jiwa. Terjadi kelahiran sebanyak 10 bayi, pada kelompok wanita usia tersebut. Jumlah penduduk di Desa Moncong pada tahun yang sama adalah 5.000 jiwa. Angka kelahiran menurut umur Desa Moncong tahun 2021 adalah ….

3.    Pada tahun 2015, jumlah penduduk di suatu wilayah adalah 100.000 jiwa. Setelah setahun berlalu diketahui terdapat kematian sejumlah 1000 orang. Berapakah angka kematian kasarnya?

4.    Berdasarkan data desa, pada tahun 2021 di Desa Moncong, jumlah penduduk umur 45-49 tahun pertengahan tahun 2021 sebanyak 1000 jiwa. Terjadi kematian sebanyak 50 orang. Jumlah penduduk di Desa Moncong pada tahun yang sama adalah 35.000 jiwa. Angka kematian menurut umur Desa Moncong tahun 2021 adalah ….

5.    Pada tahun 2000 di Desa Puncak, terjadi kelahiran sebanyak 200 bayi. Jumlah bayi yang meninggal di Desa Puncak pada tahun yang sama adalah 10 jiwa. Hitunglah angka kematian bayi di Desa Puncak tahun 2000?

 

 

 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOAL LATIHAN ASESMEN MADRASAH

SEBARAN DAN PENGOLAHAN SUMBER DAYA KEHUTANAN, PERTAMBANGAN, KELAUTAN, DAN PARIWISATA

Perkembangan Jalur Transportasi di Indonesia